Pertemuan

0 1 0
                                    

Di sebuah restoran yang ramai, duduklah masing-masing tiga perempuan yang cantik dengan minuman dihadapannya. Awan, Bintang, dan Meda. Sama-sama menyeruput minuman yang baru saja datang.

Royal hot chocolate, mungkin menu yang pas untuk Awan yang sedang lelah, sedangkan Bintang memilih jus wortel untuk menemani siang yang panas ini. Dan Meda, tampaknya lebih tertarik dengan segelas Blue ocean soda.

Seorang laki-laki berjalan mondar mandir mencari tempat duduk yang kosong, kemudian satu tempat yang menurutnya pas ia duduki. Di depan Andromeda Aisyah! Meda yang sedang membaca novel pun menurunkan novelnya dari wajahnya, menatap lelaki di depannya dengan tatapan aneh.

"Guee, emm boleh duduk sini kan? Gak ada tempat kosong soalnya!" Meda dengan susah payah menelan ludahnya sendiri, mengerutkan keningnya dengan nafas yang memburu. Dengan segera Meda beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari Cafe tersebut.

Pukk

'Gue kan belum bayar minumannya! Aduh Medaaa, tujuan lo keluar rumah kan buat ngelawan trauma lo!! Dan lo aneh banget deh tiba-tiba pergi. Dia kan gak ngapa-ngapain! Ehhh tapi kalo dia ada niatan jahat sama gue kan gue gak tau yaa!' Batin Meda berteriak.

"Ten-ang Aj-a. Min-um-an kam-u su-ah ak-u ba-yar" Meda mengerutkan keningnya, kemudian mengangguk

"Umm, Thanks yahh. Emm bentar" Meda merogoh tas nya mengambil selembar uang limah puluh ribu dan memberikannya kepada Awan

"Nihh, gue ganti. Makasih yah kak" Ujar Meda dan dibalas senyuman Awan. Awan mengembalikan kembalian uang kepada Meda sambil tetap tersenyum.

"Nama gue Meda. Andromeda, kakak siapa?" tanya Meda, sedangkan Awan menunjuk ke arah langit yang kini sedang di penuhi awan putih.

"L-langit?" ujar Meda memasitkan, Awan tersenyum kemudian menggeleng

"A-W-A-N" Awan mengeja menggunakan bahasa isyarat.

"Awan? Bagus namanya, kakak juga kelihatan cantik kayak awan"

Awan dan Meda berjalan beriringan melwati jalanan yang penuh dengan mobil. Awan banyak mendengarkan cerita dari Meda, sedangkan Meda merasa senang karena ada seseorang yang mendengar dirinya bercerita.

"Med-a Ka-mu pu-nya t-rau-ma?" tanya Awan penasaran

"Ahh, kebaca banget yah kak?" Meda terkekeh

"Um Bu-at ak-u si-h i-ya"

"Aku pernah kena pelecehan seksual satu tahun lalu. Dan sekarang aku mau lawan traumaku!"

"So-ry. Ma-af ka-lau -Ka-mu ja-di ke-ing-et" Awan menggigit bibir dalamnya tak enak

"Gak apa-apa kok kak. Aku harus terbiasa kan? Aku harus bisa melawan ini semua. Aku mau tunjukin kepada dunia kalau hidupku gak berhenti hanya sampai di situ!" Awan dengan semangat memeluk Meda dengan senyum sambil menahan air matanya.

"L-o bi-sa Med. L-o pa-st-i bi-sa" sampai pada akhirnya, Meda dan Awan kini berada di dalam rumah Meda yang tak jauh dari Cafe tersebut. Meda berjalan ke arah dapur dan membawakan air mineral untuk Awan. Sedangkan Awan, kini ia sedang berjalan perlahan mengitari rumah Meda dan mengamati satu persatu foto keluarga Meda.

Rigel Adhara -Batin Awan mengingat

"Dia kak Rigel, kakak satu-satunya yang aku percaya dan aku miliki, dia sekarang lagi kuliah di Bandung ambil jurusan psikolog. Padahal cita-citanya dulu Arsitek. Eh malah pindah jurusan"

"Di-a sw-eet ba-ng-et yah"

"Iyahh, dia emang sweet kalau sama gue kak. Dia juga putusin pacarnya buat bisa luangin banyak waktu sama gue"

Aku Berharga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang