Balasan

1 1 0
                                    

"Ohh jadi ini yang pansos"

"Lagian kasusnya juga udah lama, kenapa baru lapor coba?"

"Satu tahun lalu kok baru lapor waktu si Alkan sama Angga naik daun sih? Caper banget"

"Pantes di perkosa, orang cara pakai bajunya kayak begitu"

Ujaran orang-orang di media sosial yang sangat tidak terima bahwa Alkan dan Angga, pria tampan dengan suara merdu saat melantunkan ayat suci Al-qur'an terseret kasus pelecehan seksual.

"AAAARRRGGHHHHH CUKUPPPP, SUDAHHHH CUKUPPP. MEDA CAPEK!!" teriakan gadis itu begitu nyaring di telinga, membuat kedua lelaki yang sedang asyik menonton TV menjadi kaget dan langsung berlari menuju kamarnya.

"Meda kamu kenapa sayang?" tanya Rigel yang melihat Meda menjambak rambutnya sendiri.

"Meda capek kak Meda gak kuat" jawab Meda lirih, Rigel memeluk adiknya dengan erat. Berulang kali pria itu mencium rambut Meda dengan lembut dan berusaha untuk menguatkan sang adik.

"Meda kuat, Meda itu anak kuat. Kamu gak boleh lemah, kamu harus kuat. Kamu harus lawan semuanya Meda" Air mata Rigel jatuh begitu saja. Lelaki yang dikenal banyak orang tegar sejak kecil ternyata bisa menangis jika itu sudah berkaitan dengan wanita yang sangat ia sayang.

"Kamu satu-satunya bidadari yang kakak punya Meda, tolong kuat untuk kakak. Untuk Papa"

"Mereka semua salahin Meda kak. Apa salah Meda?" tanya gadis itu menatap manik mata sang kakak dengan air mata yang terus keluar.

"Meda nggak salah, mereka semua yang terlalu menyalahkan Meda. Meda gak salah atas semua ini. Ini semua sudah takdir dari tuhan untuk menguatkan Meda." Meda memeluk sang kakak dengan erat sambil menumpahkan segala rasa yang ada dalam hatinya. Begitu pilu dia rasakan mendengar ucapan-ucapan orang mengenai dirinya.

Malam pun berlalu begitu cepat ke pagi, empat orang yang seumuran dengan ayah Meda datang bertamu di pagi yang cerah. Bingkisan yang mereka bawa, mereka serahkan kepada Rigel yang telah mempersilahkan mereka untuk masuk, kilatan kebencian tak luput dari mata Rigel saat menatap para tamunya bergantian.

"Nak Rigel, kami di sini ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas kesalahan yang anak-anak kami lakukan terhadap Andromeda adik nak Rigel. Kami tahu, kesalahan mereka sungguh tidak dapat di maafkan, saya pribadi sebagai Ayah dari Alkan dan Angga merasa malu dan gagal mendidik putra-putra saya, saya mohon Nak Rigel bisa memaafkan Alkan dan Angga. Kedatangan saya kemari murni hanya ingin meminta maaf"

"Haha. Saya bisa memaafkan kalian. Tapi belum tentu adik saya bisa memaafkan kalian. Hidup adik saya satu tahun terakhir begitu suram dan berat. Dia harus menanggung malu, kami sekeluarga di anggap gagal mendidik adik saya yang ketahuan mengandung entah anak siapa. Padahal jelas-jelas adik saya tidak bersalah. Adik saya harus mengurung dirinya sendiri selama satu tahun karena malu dan trauma. Kakak mana yang tega melihat adiknya seperti itu? Bahkan karena kejadian itu, saya bukan hanya kehilangan jati diri adik saya. Tapi juga Ibu dan keponakan saya yang belum sempat lahir ke dunia. Katakan, Bagaimana caranya supaya kami bisa memaafkan kesalahan anak anda. Sedangkan menurut kami sekeluarga, hukuman penjara saja belum sebanding dengan yang kami lalui."

"Saya tahu, ini sangat berat untuk kalian. Saya mohon, sebagai orang tua Dafa, izinkan saya menanggung segala keperluan Meda sampai dia menikah. Saya mohon jangan menolak, karena hanya dengan itu, saya bisa sedikit meringankan rasa bersalah saya. Usia Dafa, Alkan dan Angga masih sangat kecil, perjalanan mereka juga masih sangat panjang" Ujar Fito ayah dari Dafa, sedangan Bagas, Hanum, dan Suci menunduk malu di hadapan Rigel.

"Saya masih sanggup bekerja untuk adik saya. Masa depan adik saya masih jauh lebih panjang dari mereka bertiga." jawab Rigel menolak.

"Saya mohon"

"Kami tidak membutuhkan itu semua, Tolong kerja samanya sampai sidang ini selesai. Saya tidak akan pernah mencabut tuntutan saya terhadap anak kalian. Saya mohon tinggalkan rumah ini, Saya harus pergi mengantarkan adik saya, permisi" Rigel bangkit dari duduknya sambil berlalu menuju ke dalam kamarnya meninggalkan orang tua pelaku yang kini juga pergi meninggalkan ruang tamu tersebut.

Singkat cerita, setelah beberapa proses yang telah di lakukan. Kini sudah saatnya sidang keputusan. Rigel dan juga Abi semalam sholat di kamar mereka masing-masing meminta bantuan kepada sang pencipta. Kedua lelaki yang Meda kenal sebagai orang yang kuat itu menangis di hadapan tuhan untuk memintakan keadilan untuk Meda.

"Kami sudah memutuskan, bahwa saudara Alkan Tsabit, Angga Tsabit, dan juga Dafa Syahreza dinyatakan bersalah berdasarkan bukti-bukti yang telah kami kumpulkan. Berdasarkan Undang-undang pasal 289 barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Dan juga dalam pasal 338 jo 53 ayat 2, kitab undang-undang hukum, Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun. Dengan bukti yang ada, Hakim memutuskan Saudara Alkan Tsabit dikenakan hukuman pidana 10 tahun penjara dan denda sebanyak 100 juta rupiah, dan Saudara Angga Tsabit dan juga Dafa Syahreza dikenakan hukuman 6 tahun penjara dan denda sebanyak 50 juta rupiah."

TOK TOK TOK

Hakim telah mengetuk palu, Rigel dan juga Abi berulang kali mengucap hamdalah karena pihak mereka telah memenangkan persidangan ini. Keduanya berjabatan tangan dengan pengacara mereka, Abi memeluk Rigel erat menumpahkan segala rasa syukurnya.

"Alhamdulillah ya Allah" lirih Rigel dengan tangan yang mengusap wajahnya yang basah oleh air mata.

Mereka pun keluar dari ruangan sidang, banyak para reporter yang telah menunggu mereka yang ingin tahu apa keputusan hakim di dalam.

"Ya Alhamdulillah kami memenangkan sidang ini, Mereka terbukti bersalah. Mungkin ini surat terbuka untuk kalian, tolong berhenti menyalahkan pakaian adik saya, berhenti menyalahkan didikan orang tua saya atas apa yang telah terjadi. Bukan hanya wanita yang harus menjaga dirinya dan pakaiannya. Tapi laki-laki juga harus diajarkan bagaimana caranya mengendalikan nafsu. Saya berterimakasih kepada kalian semua yang sudah mendoakan kami. Semoga doa baik kembali kepada kalian" Rigel berlalu pergi bersama Abi menuju parkiran mobilnya. Bahkan para wartawan pun masih mengikuti mereka sampai ke mobil.

Sesampainya di rumah, Rigel melihat banyak darah yang bercecer di lantai. Jantungnya seakan berdetak sangat cepat melihat banyaknya darah itu. Keduanya terdiam di ambang pintu, saling menatap mata dan mencoba menepis pikiran buruk mereka..

"DEEEEKKKKK" Teriak rigel. Lelaki itu berlari dengan cepat ke arah kamar sang adik dan mendobrak pintu itu.

Braaakkkk

"Astaghfirullah kaget" ujar sang adik melihat pintu itu terbuka.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Rigel penasaran.

"Kakak kenapa? Aku gak apa-apa kok" jawabnya sambil menatap wajah sang kakak.

"Itu di depan darah siapa? Kamu gak aneh-aneh kan?"

"Apa sih? Tadi ada kucing ketabrak di depan rumah. Jadi Meda bawa pulang. Kasian banget berdarah-darah"

"YA ALLAHHHH ADEKKKK" pekik Rigel frustasi. Sedangkan Meda menatap sang kakak dengan bingung.

Sialan, gue jadi parno- batin Rigel menghela nafasnya dan mengusap wajahnya kasar.

Aku Berharga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang