Pagi yang cerah, di mana Bintang dan juga calon tunangannya sedang berada di kantor WO. Taurus menggenggam erat tangan Bintang yang sedang gugup. Lelaki itu tak ingin mengulur waktu terlalu banyak untuk mengikat gadisnya. Sebelum nanti terlambat dan lelaki itu menyesal.
"Tenang, Rilex" ujar Taurus.
"Tenang, tenang, kamu ajah tangannya basah sangking gugupnya"
"Ya kan aku belum pernah nemuin WO. Lagian aku gak gugup kok" sanggah lelaki itu
"Kamu fikir aku pernah? Ini tuh first time buat aku, tapi kamu ketemu klien sering kan?!"
"Permisi, Tuan dan Nona Taurus. Perkenalkan, Saya Sifa Manajemen Egio Wedding"
Mereka pun pada akhirnya membicarakan segalanya tentang konsep pertunangan mereka dengan Bintamg yang sangat antusias. Outdor, adalah tema yang menjadi impian Bintang sedari dulu untuk melaksanakan pernikahan. Sedangkan Taurus ingin ingin menikah di ruangan Indor yang elegan. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk memilih Outdor menjadi tempat pertunangan mereka dan Indor menjadi tempat akad nikah dan resepsi mereka.
Setelah menemui WO, keduanya pun beralih ke toko perhiasan untuk memilih cincin yang mereka inginkan. Bintang dan juga Taurus memiliki selera yang sama ternyata dalam memilih warna cincin. Hitam!
"Biar beda" kata Bintang dengan senyumnya. Taurus mengangguk kemudian membayar cincin tersebut.
Mereka berdua jalan hingga larut malam untuk menghabiskan waktu berdua, tak sedikit pula yang menatap mereka dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan.
Menatap Bintang dari bawah hingga atas kemudian membandingkannya dengan Pria di samping Bintang yaitu Taurus. Gadis itu menundukkan kepalanya lemah.
"Heyy, it's okay. You pretty for me!"
"Aku gendut banget yah?" tanya Bintang menatap manik mata Taurus.
"Aku bikin kamu malu. Kamu terlalu sempurna buat aku" lirih Bintang lemah.
"Bintang, kita sama. Kita satu manusia yang sama! Sama-sama penuh dosa yang mengharapkan surga!"
"Enggak! Kita beda! Semua orang kenal sama kamu. Semua orang tahu siapa kamu Kak! Aku bikin kamu malu" Bintang menangis, menutup wajahnya dengan tangan. Dengan lembut, Taurus memeluk gadis itu dari samping dan mengecup singkat rambut gadisnya supaya gadis itu merasa lebih baik.
"Bintang!" Taurus meninggikan suaranya membuat Bintang menunduk. Lelaki itu mengusap kasar wajahnya dengan frustasi. Tak lama kemudian, ia berjongkok di hadapan Bintang sambil menggenggam lembut tangan gadisnya dan ia cium dengan lembut.
"Gak ada yang bikin aku malu punya kamu Bintang! Gak ada satu pun yang bisa menghina kamu! Kamu sempurna, kamu istimewa, kamu berharga!" Bintang semakin menundukkan kepalanya tatkala air matanya jatuh begitu saja melewati pipinya.
"Bintang" panggil Taurus lembut memegang dagu Bintang dan mengangkatnya perlahan.
"Tolong jangan pernah malu dengan dirimu sendiri"
Sedangkan di sisi lain. Seorang gadis dengan pakaian serba hitam mencoba menelisik penampilannya dari atas sampai bawah. Entah apa yang salah dari dirinya sampai membuatnya begitu resah.
"Apa yah yang mereka lihat dariku?" gumamnya pelan
"Apa yang salah dari badanku? Dari pakaianku?" Dia adalah Andromeda. Gadis itu melepas jilbabnya, mengurai rambut panjangnya
"Apa? Rambut ini?" Meda mengambil gunting, memotongnya menjadi pendek di atas pundak.
"Ini kan yang mereka sentuh saat itu?" Air matanya turun jatuh melewati pipinya. Gadis itu menatap pantulan wajahnya dari cermin yang ada di depannya.
"Apa harus aku merusak wajahku juga?"
"Ibuuu. Ibu malu yah punya anak seperti Meda"
"Buuu, Meda bikin malu Ibu yah?"
"Buuu, gimana caranya Meda lewati hari hari Meda. Kenapa rasanya sulit sekali untuk hidup tenang menarik nafas tanpa perlu ada rasa sesak?" Tidak bisa. Gadis itu tak lagi bisa menahan air matanya yang seharusnya tah jatuh sederas itu.
"Buuu, Meda pengen banget ikut Ibuuu. Tapi bunuh diri itu dosa kan?"
Bughhhh
Meda menoleh ke arah jendela, seorang dengan hoodie hitam masuk secara diam-diam kemudian dengan segera memeluk Meda dari belakang sambil tangannya membekap mulut Meda.
"Dengerin! Dengerin ucapan gue. Lo gak akan pernah dapetin laki-laki yang bisa nerima kekurangan lo. Lo gak akan pernah bisa bahagia. Lo itu nyusahin keluarga! Lo itu beban, lo itu pembawa sial di keluarga lo. Nyokap lo mati gara-gara lo. Jadi buat apa lagi lo masih bersikukuh buat penjarain adek sepupu gue hah? Lo itu pelacur, Jangan sok suci. Lo menikmati setiap sentuhan mereka kan waktu itu? Jujur ajah gak perlu bohong ke gue!" setelahnya Lelaki itu melepaskan bekapannya dari Meda.
Gadis itu terpaku, terdiam, menatap kearah lelaki iti tidak percaya.
"Percuma lo penjarain adek gue Andromeda. Mending lo bebasin dia! Karena gak ada gunanya buat lo"
Sesak, sangat sesak sekali rasanya. Air matanya semakin jatuh dengan cepat tanpan tahu rasa malu. Gadis itu menggelengkan kepalanya berdebat dengan isi kepala yang begitu berisik.
"ENGGGAAKKKK!!! AKU BUKAN PELACUR! AKU BUKAN WANITA SUCI! TAPI AKU BUKAN PELACUR. ENGGAAKKKK" Teriakkannya begitu nyaring. Membuat Rigel terbangun dari tidurnya dan langsung mengarah ke arah kamar Andromeda.
BRAKKK
"Medaaaaa!!!"
"Medaa bangun, ayo bangun dulu Medaaa"
"Enggaaa enggaa. Aku bukan pelacurr, Ibu meninggal bukam karena aku. Aku bukan anak pembawa siall"
"BANGUN MEDAAA!" Rigel berteriak membuat gadis di dekapannya yang semula memejamkan matanya menjadi bangun perlahan. Gadis itu mentap wajah sang kakak yang terlihat khawatir.
"Kakak" lirihnya
"Kamu mimpi apa? Kenapa rambut kamu jadi pendek gini Meda? Kamu gak aneh aneh kan?" Rigel menatap wajah adiknya yang begitu sayu.
"Kakkk. Meda takuttt, Meda gak mau ketemu siapa siapa? Meda gak ngerti apa yang Meda rasain sekarang. Meda bingung, Meda... Medaaa" nafasnya tersengal. Semakin ia mencoba menjelaskan semakin sakit hatinya.
"Medaaa, kakak janji, kakak akan buat kamu kembali tersenyum! Meda harus bantu kakak untul yahh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Berharga!
AcakBerkisah tentang tiga anak yang memiliki berjuta keinginan besar dengan kekurangan yang ia miliki. Awan, Bintang, dan Meda, ketiga gadis yang masing-masing memiliki kekurangan yang membuat mereka berani untuk maju menghadapi dunia bersama-sama. Mere...