Part 7

281 13 13
                                    

"Siapa yang telfon Lau?" Tanya Rayya karena sejak kembali dari mengangkat telfon wajahnya tampak senang dan tersenyum.

"Kak Aska tadi yang telfon." Jawab Lauren, "Cie makin dekat aja nih sama kak Alvaska." Goda Sera mencolek dagu Lauren.

"Ishh apa-apaan sih engga ya." Jawab Lauren malu-malu.

"Bau-bau akan jadi bucin nih." Tebak Rayya dan disetujui Sera.

"Bayangkan nanti kamu sama kak Alvaska jadi couple terbaru." Kekeh Sera.

"Ngawur kalian kalo ngomong." Jawab Lauren.

"Oh iya cerita dong kenapa kamu bisa kenal sama kak Alvaska." Bujuk Sera, dia sanggar penasaran.

"Iya Lau, kaget aku kamu bisa dekat sama kak Alvaska, bahkan kamu udah jadi trending topik di Xendrick high school." Jelas Rayya, dia juga sama-sama penasaran.

"Iya-iya jadi gini..."

"Astaga, itu permen masih ada sampe sekarang? Kalo di pikir-pikir pasti udah tidak membentuk itu." Ucap Sera tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Lauren.

"Bener banget, tujuh tahun loh itu." Sambung Rayya.

"Haha aku juga engga tau. Waktu dikasih lihat tadi aja masih utuh total." Jelas Lauren. Mungkin Alvaska awetkan?

"Emm kamu Ray, kamu beneran suka sama kak Lintang?" Tanya Lauren.

"Eh e-engga lah, siapa juga yang suka sama kak Lintang." Jawab Rayya menutupi kegugupan.

"Halah malu-malu kucing si Rayya." Balas Sera dengan kekehan.

"Kamu kali yang suka sama kak Zidan?" Tanya balik Rayya.

"Kok aku? Aku suka sama buaya kayak dia? Engga lah." Tolak Sera.

"Engga percaya, kamu tadi di lapangan pasti senyum-senyum sendiri kan?" Goda Rayya.

"Kalian ini saling tuduh menuduh, udah kalian jujur aja." Kekeh Lauren.

"Engga!" Tolak keduanya.

Jawaban mereka berdua membuat semua ketara mungkin bisa jadi Sera menyukai Zidan dan Rayya menyukai Lintang.

•0•

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi, kini Lauren sudah menunggu di parkiran seperti perintah Alvaska tadi. Sedangkan Sera dan Rayya sudah pulang sejak dari tadi.

"Udah lama ya nunggunya?" Tanya Alvaska pelan, takut mengagetkan Lauren.

Yang ditanya langsung berbalik menghadap ke lawan bicara "Engga kok baru aja hehe." Jawab Lauren tersenyum.

Alvaska mengangguk "Mau pulang sekarang atau nanti?"

"Sekarang aja." Jawab Lauren.

Alvaska membukakan pintu untuk Lauren dan di sambut dengan senang hati oleh Lauren. Setelah Alvaska masuk kedalam mobil, akhirnya mobil Alvaska mulai keluar dari pekarangan sekolah.

Didalam perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan, Alvaska yang fokus menyetir serta Lauren yang menikmati pemandangan jalan.

Tiba-tiba Lauren tersadar bahwa ini bukan jalan menuju rumahnya, "Kak ini bukan jalan ke rumah aku." Lauren menatap Alvaska, sedangkan yang ditanya hanya tersenyum.

"Kakak mau bawa aku kemana?" Lauren mulai ketakutan apakah dia akan diculik?

"Nanti kamu juga tau Zela, tenang." Ucap Alvaska santai.

"Kakak engga mau ngulik aku kan?" Alvaska menggeleng dan mengambil tangan Lauren untuk di genggam bermaksud menenangkan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama mereka sampai ke mansion mewah, Ini buka rumah Lauren, kenapa Alvaska mengajaknya kesini? Bahkan  mansion ini jauh dari kota.

Mobil Alvaska memasuki gerbang yang terbuka otomatis, mewah sekali bahkan jarak antara gerbang dan mansionnya cukup jauh.

"Ayo turun." Alvaska mengulurkan tangannya dan di terima oleh Lauren.

"Kak kita dimana?" Tanya Lauren panik.

"Di mansion aku, ayo masuk." Ajak Alvaska mendapat gelengan dari gadis itu "aku engga mau ngapa-ngapain kamu Zel." Alvaska mencoba meyakinkan Lauren, Lauren pun akhirnya mengangguk pasrah.

Lauren dibuat menganga dengan semua ini, mansion ini sungguh megah, namun kenapa banyak sekali foto-fotonya?

"Kak, kok foto aku ada disini?" Tanya Lauren mendongkrakkan kepalanya, menghadap Alvaska yang lebih tinggi darinya. Alvaska hanya tersenyum.

Alvaska mengajaknya untuk duduk di kursi, namun Lauren masih binggung sungguh sangat banyak sekali fotonya disini.

"Mau minum apa?" Tawar Alvaska. Lauren menggeleng.

"Kakak jelasin dulu kenapa banyak foto aku?" Tanya Lauren pelan.

***

"Astaga ini imut banget kayak kenal, oh ini mah yang gue elus kepalanya kemarin pas di lapangan! Behh cantik banget!" Teriak Zidan heboh sendiri, dia awalnya hanya sedang menscroll media sosial dan akhirnya tangan dia memencet akun adik kelasnya.

"Oh namanya Sera, kenapa baru nyadar kalo secantik ini."

"Wah ternyata temannya Lauren."

"Cantik gini kalo engga jadi pacar gue engga afdol."

"Bisa diem engga Dan?" Tanya Lintang yang sudah frustasi dengan Zidan.

"Sebentar Tang ini adek kelas cakep bener." Jawab Zidan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Woii woii ini yang suka sama lo Tang." Zidan menunjukkan layar handphone nya yang memperoleh wajah Rayya.

"Terus?"

"Wah gila lo, engga terpesona lo?"

"Ga." Zidan kaget dengan jawaban Lintang, bisa-bisanya dia biasa saja melihat wajah cantik adek kelasnya. Ck ck ck.

"Agaknya mata lo kutuan jadi engga bisa lihat orang cakep." Ujar Zidan ngelantur, sambil terus scroll akun Sera.

Sasaran baru nih, batin Zidan tidak lepas dari layar handphonenya.

***
Next??

Haiii semua, kalian apa kabar? Kangen engga sama Alvaska?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii semua, kalian apa kabar? Kangen engga sama Alvaska?

Aku rasa kayaknya cerita Alvaska ngebosenin engga sihh?😭

Pokoknya jangan lupa bintang dan komen!! Se you next part><

ALVASKA HYEDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang