Part 2

360 23 5
                                    

Flashback on

Tujuh tahun lalu...

Anak laki-laki berusia sebelas tahun tengah memandang dua gundukan makam di depannya. Iya, pemakan dua orang tuanya baru saja selesai.

Tidak ada raut wajah sedih, menangis ataupun sebagainya, yang ada hanya raut wajah dingin dengan mata elang yang menatap tepat objek. Kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan.

Anak laki-laki tersebut bernama Alvaska Hyeden Xendrick, anak tunggal dari pasangan Nakula Xendrick dan Arriola Helena. Pengusaha sukses yang tengah di masa jayanya harus kehilangan nyawa akibat kecelakaan dan meninggalkan anaknya.

Alvaska tidak sendiri disana, melainkan dijaga oleh banyak bodyguard ayahnya, sedangkan pelayat sudah pulang sejak tadi.

Alvaska berjongkok dan memandang batu nisan tertulis nama papa dan mamanya, "Tenang disana ma pa."  setelah itu dia berdiri untuk pulang.

***

Dua hari kemudian, Alvaska berjalan-jalan sendiri mencari udara segar setelah seharian mengurus berkas-berkas kantornya. Dia meneruskan perusahaan papanya, diumur yang masih muda.

Dia duduk disalah satu bangku di area danau kecil, mata elang itu terus menatap ke lurus ke depan dengan satu tangan masuk kedalam saku celananya. Dia ingin sendiri.

"Huh." Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya.

Tiba-tiba ada tangan mungil menyondorkan sebuah permen ke padanya, dia menoleh ke anak kecil tersebut, ingin sekali mencekik anak itu karena telah menganggunya.

"Kakak lagi sedih ya? Kata ayah kalo lagi sedih makan permen aja nanti biar gak sedih lagi." Ucap anak gadis perempuan itu, awalnya Alvaska ingin marah namun tidak jadi kerena manik mata gadis itu.

"Ihh kok diem aja sih kak? Nih aku kasih permen satu." Ucapan gadis itu lagi karena Alvaska tidak menerima pemberiannya.

"Hm makasih." Jawab Alvaska seadanya.

"Sama-sama." Ucap gadis itu senang dan mulai ikut bergabung duduk di samping Alvaska, Alvaska hanya memperhatikan.

"Oh iya nama aku Lauren Hazela Anderson. Kakak bisa panggil aku Lauren." Gadis itu mengajak berkenalan rupanya. Oke.

"Alvaska." Jawab Alvaska dan menerima uluran tangan Lauren.

"Kak Aska, aku panggil kak Aska aja gapapa?" Izin Lauren. Alvaska hanya mengangguk mengiyakan.

"Zela." Guman Alvaska. Lauren spontan menolah ke arah Alvaska.

"Kakak bilang apa?"

"Zela, aku panggil kamu Zela boleh?" Tanya Alvaska meminta izin.

"Boleh, boleh bangett!" Jawab Zela antusias.

Alvaska tersenyum, senyuman pertama setelah beberapa hari lalu kedua orang tuanya meninggal.

"Wahh kakak kalo senyum ganteng banget." Ucap Lauren dengan mata bersinar, dia tidak berbohong.

Alvaska kembali terkekeh dengan kelakuan anak kecil di depannya, dia mengelus puncak kepala Lauren dan menata rambut tersebut.

Alvaska baru pertama kali merasakan ini, ada apa dengannya? Seperti ada sengatan di dalam tubuhnya. Dia suka mata coklat gadis tersebut, dia juga suka dengan senyum gadis tersebut. Bolehkah gadis itu jadi miliknya?

"Oh iya kak, aku pulang dulu nanti bibi nyari'in byee kak." Pamit Lauren dan mulai berjalan menjauh "Oh iya kalo lagi sedih makan permen aja! Byee kak Aska." Teriak hadis itu sambil melambaikan tangan.

Alvaska tersenyum dan menganggukkan kepala, entah mengapa dia sedikit tidak rela gadis itu pulang. Dia memandang permen tersebut lalu tersenyum, menyimpan permen tersebut di dalan sakunya.

Flashback off

***

Malam hari. Alvaska tengah berada di balkon kamarnya, menatap bulan dan permen yang ada di tangannya bergantian.

Alvaska tersenyum memandang permen tersebut, ya permen tujuh tahun lalu dia simpan.

"Mine." Gumam Alvaska sambil  ke dalam kamarnya. Dia mengecek laptopnya dan melihat gadis tegah tertidur pulas, siapa lagi kalau bukan Lauren, iya Zela nya, untuk memantau apa saja yang gadis itu lakukan.

Memang di kamar Lauren dia pasang cctv namun gadis itu tidak mengetahui. Ngomong-ngomong ini kegiatan dia dimalam hari memandang wajah cantik Lauren dari layar laptop.

Alvaska sadar dia menyukai gadis kecil yang memberinya permen itu, dia bahkan mencari tau apapun tentang gadis itu dari makanan, minuman, hal-hal favorit yang gadis itu sukai dan lainnya, atau bisa jadi dia sudah terobsesi dengan gadis itu.

"Good night baby." Ucap Alvaska tetsrnyum tipis dan terasa sudah cukup memandang gadis itu, dia menutup laptopnya dan mulai tertidur.

***

Next?

Spam komen! Luv banyak-banyak><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spam komen! Luv banyak-banyak><

ALVASKA HYEDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang