SELAMAT MEMBACA^^
••🧸••
Malam dingin serta sunyi membuat kesan tenang bagi Lintang, dia tengah duduk di sofa apartemennya dengan ditemani minuman beralkohol dan rokok. Dia mulai meneguk minuman itu sesekali menyesap rokok dijarinya, mata menatap lurus dengan tatapan kosong. Lintang sering meminum minuman itu untuk menenangkan diri.
Lintang menaruh botol ke meja, tangannya mengambil selembar kertas yang ternyata berisi foto perempuan. Mata Lintang menatap foto itu dengan sayu.
"I miss you, Lina." Ucapnya parau.
Lexa Alina Gabriella, gadis yang beruntung bisa mencairkan hati laki-laki seperti Lintang, sebenarnya dia lebih dikenal dengan panggilan Lexa namun Lintang lebih suka memanggilnya dengan sebutan Lina.
Lalu kemana Lina? Lina meninggal dunia 2 tahun lalu bertepatan dengan Lintang yang secara tiba-tiba melamarnya dengan umur mereka yang masih muda, Lina menjadi korban pembunuhan salah sasaran seharusnya bukan dia yang terbunuh melainkan orang lain. Hal tersebut membuat Lintang marah dan terpuruk. Sampai sekarang pun Lintang belum bisa mengikhlaskan kepergian Lina. Lina adalah dunia Lintang.
Flashback on.
Gadis cantik dengan seragam sekolah SMP-nya melambaikan tangan dan senyum mengembang. Gadis itu Lina.
Lintang turun dari motornya melepaskan helm dan langsung berjalan ke arah gadisnya. Senyumnya ikut mengembang.
"Nunggu lama?" Tanya Lintang mengelus puncak kepala Lina. Lina menggeleng "Tidak kok." Jawab Lina tersenyum.
"Mau pulang sekarang?" Tanya Lintang lembut.
"Ayo, badan aku udah lengket mau cepat-cepat mandi." Lintang mengangguk. Dia menuntun Lina ke arah motornya berada, memakainya helm, dan bahkan menuntun Lina naik motornya dengan lembut.
Dia membawa motornya dengan kecepatan sedang, tangan mungil Lina melingkar indah di pinggangnya. Lintang hanya bisa tersenyum di balik helm full face nya.
Setelah sekitar 30 menit perjalanan akhirnya Lintang sampai juga di rumah Lina. Lina turun dengan hati-hati melepas helm tersebut dan mengembalikan kepada Lintang.
"Makasih ya kak, oh iya kakak mau mampir dulu?" Tawar Lina.
"Terimakasih kembali, engga kapan-kapan aja ada urusan habis ini." Jawab Lintang.
"Yah, yaudah deh hati-hati dijalan." Lintang mengangguk, "Iya." Jawabnya.
"Kalo udah sampe rumah kabarin." Lina terkekeh bukannya itu terbalik?
"Kebalik kali kak, harusnya aku yang bilang gitu." Jawab Lina. Lintang ikut terkekeh pelan.
"Ya udah aku pamit."
"Iya, hati-hati gantengnya Lina." Lina menyengir memperlihatkan giginya. Sedangkan Lintang dia mematung apa tadi? Gantengnya? Wah tidak baik untuk jantung Lintang.
Alhasil Lintang turun dari motornya berjalan menuju Lina yang menatapnya kebingungan.
"Loh kok turun, kat-" Belum juga dia selesai berbicara Lintang langsung memeluk tubuh Lina dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVASKA HYEDEN
Romance"Kamu hanya untukku, tidak ada seorangpun yang dapat mengambilmu dariku, aku pemilikmu. Jangan kau berani mendekati laki-laki lain selain aku! tidak akan ku biarkan itu terjadi! kamu milikku Lauren Hazela Anderson." - Alvaska Hyeden Xendrick. "berte...