2

516 51 1
                                    

"Kau sudah yakin tidak ada yang tertinggal? Awas saja kalau ada yang tertinggal, kau kembali kesini sendiri. Eomma tidak mau mengantarmu."

Hari masih pagi, tetapi sudah diawali perdebatan Seohyun dan Haechan. Hari ini mereka berempat akan terbang ke Korea. Seohyun sudah mewanti-wanti Haechan untuk membawa semua barang yang diperlukan anak itu dan meninggalkan yang tidak perlu. Bayangkan saja, mereka sudah disini selama 15 tahun. Sebanyak apa barang-barang mereka.

Haechan memicing ke arah ibunya yang selalu galak setiap hari. "Jahat sekali eomma membiarkanku kembali sendiri ke sini. Kalau Haechan hilang bagaimana?"

Seohyun mendengus. "Makanya eomma sudah menyuruhmu untuk packing dari jauh-jauh hari tapi kau selalu asyik bermain game. Salah siapa kalau begitu?" Seohyun berkacak pinggang memelototi Haechan.

Haechan menunduk tidak berani menatap balik ibunya. "Iya..iya. Haechan yang salah. Tapi.." Haechan mengeluarkan jurus mautnya dengan tatapan polosnya pada ibunya. "Kalau barang Haechan ada yang tertinggal, bisa menyuruh bibi apartemen untuk mengirimnya ke Korea kan eomma?"

Seohyun menepuk dahinya mendengar pemikiran putranya itu. "Apartemen ini akan dijual, Cho Haechan. Begitu pula dengan barang-barang didalamnya. Jadi sebelum kita pergi kau harus mengeceknya lagi. Eomma tidak mau tanggung jawab jika barangmu ada yang tertinggal!"

Haechan memanyunkan bibirnya karena perintah ibunya itu. "Iya..iya. Haechan akan mengeceknya sekali lagi." Dengan malas bocah itu menyeret kakinya kembali ke kamarnya.

Disisi lain, Jaemin dan Yoona baru keluar dari kamarnya dan bergabung dengan Seohyun di ruang tamu. Masing-masing tampak membawa kopernya.

"Haechan kemana, Hyun?" Tanya Yoona. Matanya melihat ke sekeliling dan tidak melihat keberadaan Haechan.

"Sedang kembali ke kamar eonnie, aku menyuruhnya untuk mengecek barang-barangnya lagi. Takut ada yang tertinggal."

Tak lama kemudian Haechan kembali bergabung ke ruang tamu.

"Sudah?" Tanya Seohyun.

Haechan mengangguk malas. "Sudah Haechan cari semua dan aman. Barang yang dibutuhkan sudah Haechan masukkan ke tas."

Seohyun mengangguk senang. "Good job."

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Yoona.

Seohyun mengangguk. "Ayo, eonnie. Aku sudah berpesan pada bibi apartemen kalau kurir yang akan mengirim barang kita ke Korea akan datang jam 11."

Yoona mengacungkan jempolnya. "Minho bagaimana?"

"Minho akan kembali ke Korea bulan depan, eonnie. Ia masih harus menyelesaikan beberapa urusan disini."

Yoona mengangguk mengerti. "Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat."

*****

"Woahh!" Haechan tidak henti-hentinya berdecak kagum saat mereka sudah sampai di Korea.

Saat ini mereka berempat sedang berada di dalam taksi yang akan mengantar ke apartemen baru mereka di Seoul. Jaemin tertidur sejak masuk ke dalam taksi karena kelelahan. Sementara Haechan masih sangat bersemangat karena ini kali pertama dirinya ke Korea.

"Ternyata Korea tidak kalah bagus dari Macau ya, eomma." Haechan masih mengamati gedung tinggi di Seoul melalui kaca jendelanya. Ini baru kali pertamanya pergi keluar dari Macau.

"Memang. Ini masih perkotaan. Kalau Haechan ke pedesaannya disana lebih bagus. Udaranya lebih segar." Jawab Seohyun.

Haechan mengangguk dengan semangat. "Besok kita jalan-jalan ya, eomma?"

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang