6

424 33 9
                                    

"Yoong.." Donghae menatap Yoona frustasi. "Anak kita juga berhak tahu kalau aku ayahnya, Yoong. Anak kita harus terlahir secara resmi dimata hukum dan agama. Aku akan menikahimu, Yoong. Aku akan bertanggung jawab pada anak kita ini." Tangan Donghae terulur untuk mengelus perut Yoona.

Yoona menangis tergugu. "Lalu bagaimana dengan Tiffany, oppa? Bagaimana dengannya?"

Donghae menatap Yoona tegas. "Aku akan mengatakan padanya bahwa kau sedang mengandung anakku Yoong dan aku akan menikahimu. Walaupun tanpa persetujuannya."

"APA?! Donghae Oppa! Lelucon apa yang sedang kau katakan?!"

Donghae dan Yoona menoleh secara serempak ke arah sumber suara dan membulatkan mata terkejut.

*****

~Masih Flashback~

"Tiffany?!" Donghae masih terkejut dengan kehadiran Tiffany yang tiba-tiba ada di sebelahnya. Istrinya itu sepertinya mendengar percakapan mereka bertiga.

Tiffany menatap Donghae dengan mata sembabnya. "Apa maksud oppa tadi?! Jelaskan padaku sekarang! Siapa juga mereka oppa!" Tiffany menunjuk Yuri dan Yoona dengan tatapan sengitnya.

"Maaf aku tidak bermaksud ikut campur." Yuri yang tadi hanya diam saja ikut menyela. "Apa tidak sebaiknya kita membicarakan ini di tempat lain saja? Kita sekarang masih di lingkungan rumah sakit. Tidak enak didengar banyak orang."

Donghae mengangguk setuju. "Aku setuju denganmu, Yuri. Aku akan menjelaskan nanti Tiffany. Ayo sekarang kita pindah tempat dulu."

"Bagaimana kalau ke apartemen Yoona? Jaraknya lebih dekat dari rumah sakit ini." Lagi-lagi Yuri memberikan idenya yang langsung membuat Yoona membulatkan matanya. Apa-apaan sepupunya itu?

"Yuri eonnie, tapi.." Yoona ingin menyampaikan ketidaksetujuannya tapi Donghae sudah menyela lebih dulu.

"Aku setuju. Yoong, sebaiknya kita ke apartemenmu. Aku ingin menyelesaikan semua ini dengan cepat." Donghae menatap Yoona dengan sorot mata memohon yang membuat Yoona tidak bisa menolaknya.

Akhirnya mereka berempat segera menuju apartemen Yoona.

*****

"Aku tidak akan menutupi semuanya darimu, Tiffany. Yoona sedang mengandung anakku dan aku berencana menikahinya untuk bertanggung jawab karena anakku berhak merasakan kasih sayang seorang ayah." Donghae berucap tanpa basa-basi setelah mereka semua duduk di ruang tamu apartemen Yoona.

Meskipun Tiffany sudah mendengar sebelumnya di rumah sakit, raut wajah terkejutnya masih tidak hilang dari wajahnya. Perempuan itu tidak bisa membendung air mata yang keluar dari matanya. "Kenapa oppa? Kenapa hal ini bisa terjadi?!"

Donghae menunduk menyesal. "Maafkan aku, Tiffany. Yoona adalah kekasihku sejak SMA. Aku sangat mencintainya. Tapi ayah tiba-tiba menjodohkan kita. Aku tidak bisa melawan perintah ayah. Beberapa hari sebelum kita menikah, aku menemuinya untuk terakhir kalinya dan kau pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya."

Tiffany berteriak marah. "Jadi selama ini oppa berhubungan dengannya di belakangku?!"

Donghae menggeleng dengan tegas. "Aku tidak pernah menemuinya lagi sejak kita menikah. Hari itu adalah pertemuan terakhirku dengan Yoona. Kami baru bertemu lagi hari ini dan aku baru tahu kalo Yoona sedang hamil. Dan itu adalah anakku."

Tiffany terkekeh sinis. "Apa oppa yakin itu adalah anak oppa? Oppa yakin itu bukan anak laki-laki lain yang tidur dengan Yoona? Siapa tahu setelah oppa menikah Yoona frustasi dan tidur dengan pria lain diluar sana." Tiffany berujar dengan nada merendahkan Yoona.

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang