7

305 40 6
                                    

~Masih Flashback~

"Aku menyetujuinya.."

Donghae tidak bisa tidak terkejut saat mendengar kata yang keluar dari mulut Yoona. Matahari baru saja naik dari peraduannya dan tiba-tiba saja Yoona sudah berada di depan rumah Donghae. Bibi yang membukakan pintu segera saja memanggil Donghae dan Tiffany ketika diminta perempuan itu untuk memanggil tuannya. Dan tanpa basa basi, Yoona yang baru saja duduk di ruang tamu rumah Donghae segera mengatakan apa yang menjadi keputusannya sejak semalam. Ya.. setelah semalaman berperang dengan pikirannya sendiri, akhirnya Yoona membuat keputusan yang sudah bulat. Ia akan menyerahkan anak yang dikandungnya pada Donghae dan Tiffany. Lagipula Donghae juga masih ayahnya. Ia percaya laki-laki itu akan merawat anaknya sendiri dengan baik.

"Yoong.. apa yang baru saja kau katakan?" Donghae masih tidak bisa menghilangkan raut terkejut dari wajahnya.

Yoona menarik panjang nafasnya dan menatap Donghae dengan penuh keyakinan. "Aku setuju untuk menyerahkan bayi kita untuk oppa dan Tiffany rawat. Aku sudah berfikir semalam oppa dan keputusanku sudah bulat. Aku yakin oppa akan menjaga anak kita dengan baik kan walaupun tanpa kehadiranku?" Mata Yoona sedikit berkaca-kaca saat mengatakannya. Ini ada keputusan yang berat bagi Yoona tapi tekadnya sudah bulat karena banyak alasan yang mendukungnya.

Tiffany tersenyum puas mendengar kalimat Yoona. "Bagus, Yoona. Keputusan yang tepat. Aku akan mempersiapkan pernikahan kalian untuk minggu depan. Kau boleh tinggal disini setelah menikah. Tapi kau juga harus segera pergi dari sini setelah melahirkan bayimu." Tiffany tersenyum sinis kemudian meninggalkan Donghae dan Yoona berdua.

Donghae beringsut mendekati Yoona dan menggenggam tangan wanita yang dicintainya itu. Ia menatap Yoona dengan tatapan putus asa. "Yoong.. kau benar-benar akan melakukan ini semua? Kau sudah yakin dengan keputusanmu?"

Yoona mengangguk dengan penuh keyakinan. "Aku sudah memikirkannya oppa. Perusahaan oppa tidak boleh jatuh begitu saja. Seperti keputusanku saat merelakan oppa menikah dengan Tiffany, maka kali ini aku juga akan melakukannya. Yang terpenting perasaan kita masih bisa terhubung melalui bayi kita." Yoona berusaha tersenyum menenangkan walaupun hatinya berdenyut sakit.

Mata Donghae seketika berkaca-kaca mendengar perkataan Yoona. "Yoong.. hatimu sebenarnya terbuat dari apa? Kenapa kau baik sekali padahal aku berkali-kali menyakitimu, Yoong." Donghae segera membawa Yoona ke dalam pelukannya. "Jika aku bisa memilih, aku ingin meninggalkan kehidupanku yang sekarang agar bisa hidup denganmu dan anak kita saja, Yoong. Tidak ada orang lain yang berhak mengusik kita."

Yoona merasakan punggungnya basah. Donghae pasti menangis di belakangnya. "Oppa tidak boleh menyerah dengan keadaan. Suatu saat jika kita memang berjodoh, kita pasti akan dipertemukan kembali."

"Aku berharap begitu, Yoong. Jika tidak bisa bersatu di kehidupan sekarang, aku ingin bersatu denganmu di kehidupan selanjutnya."

*****

Akhirnya Donghae dan Yoona benar-benar menikah. Pernikahan dilakukan secara tertutup dan yang mengetahuinya hanya Tiffany dan para pelayan di rumah mereka sebagai saksinya. Yuri bahkan tidak mengetahui pernikahan Yoona karena wanita itu harus pergi ke Jepang untuk menyusul keluarganya. Sejak itu Yoona sudah putus kontak dengan Yuri karena ia tidak ingin merepotkan sepupunya itu. 

Yoona sekarang juga tinggal di rumah Donghae bersama Tiffany. Walaupun Yoona tahu Donghae hanya mencintainya, tapi ia tetap mengingatkan Donghae untuk berlaku adil dengannya dan Tiffany. Ia tidak ingin membuat wanita itu cemburu dan menimbulkan masalah selama dirinya tinggal bersama Tiffany. 

Sikap Tiffany juga tidak mengalami perubahan selama Yoona tinggal disana. Tiffany lebih menganggap Yoona tidak ada sehingga wanita itu jarang menjumpainya. Ia hanya mementingkan bayi yang di kandung Yoona. Jadi ia berusaha mencukupi kebutuhan Yoona selama disana. Yoona disediakan makanan yang bernutrisi baik untuk bayinya. 

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang