Jihoon beneran detektif kok :D
Di chapter sebelumnya Jihoon bilang kalau Hyunjin sama Jisung termasuk pelaku dan ada saksi mata. Siapa saksi mata tersebut?
Biasanya kalau lagi pts aku gak up dulu, tapi karena pusing mtk dan butuh pembangkit mood jadi melipir ke wattpad :v
BRAK!
Pintu markas dibuka keras oleh oknum bernama Hwang Hyunjin. Dengan kasar ia lepas wig dan maskernya, lalu menarik kerah baju rekan membunuhnya sampai rekannya tersebut hampir jatuh dari kursi.
"Lo... lo apa-apaan!"
Hyunjin baru melihat orang itu, maksudnya sejak ia bersembunyi di markas orang itu tidak pernah datang. Karena dia datang hari ini, berarti dia bisa melakukan apa yang ingin dia lakukan.
"Apanya?! Lepas tangan lo!" Balas sang lawan bicara karena tak mengerti apa-apa. Jelas lah, Hyunjin tiba-tiba datang dalam keadaan emosi lalu menyerangnya.
"Kenapa Jisung jadi korban?! Dia gak berbuat salah kan?!"
Oh, ternyata itu alasannya.
"Gak salah lo bilang? Dia hampir ngadu ke Jihoon, dia hampir aja ngaku kalau dia termasuk bagian dari kita."
"Ck, terus kenapa dia dibunuh?! Bukannya kalian yang paling pertahanin Jisung karena kinerjanya yang bagus?! Gue gak terima, dia temen gue!" Bentak Hyunjin sampai wajahnya memerah.
"Ck, lo pikir dia doang temen lo? Inget, Jin. Temen lo ada banyak dan lo berniat bunuh mereka demi uang, gak usah mikirin temen setelah apa yang lo lakuin. Lo udah sejauh ini, lo khianatin mereka."
"Lo juga khianatin temen lo sendiri," desis Hyunjin melirik gunting di atas nakas, lalu mengambilnya dan mengangkatnya. "Lo itu gak becus jalanin tugas, karena itu lah tugas lo cuma mata-matain mereka, itu pun ketahuan."
"Lo gak ngaca? Sejauh ini lo juga gak becus jalanin tugas, udah lewat berapa hari dari yang ditentuin? Lo juga ketahuan polisi, harusnya lo berterima kasih ke gue karena gue nyewa polisi buat bunuh Eric sama Soobin."
"Oh, jadi itu kerjaan lo? Haha, berani banget bohong di depan gue. Lo pikir gue gak tau siapa yang pasang bom di mobil yang mereka tumpangin? Ayolah, gue muak denger kebohongan dari mulut lo. Lo itu berlagak kayak detektif padahal cuma pembunuh bayaran yang gak bisa bunuh orang."
Orang di depan Hyunjin tersebut marah, memukul Hyunjin di wajah lalu berdiri dan mengambil pipa besi di samping nakas.
Hyunjin memasang posisi, jadi rekannya ini bersungguh-sungguh ya? Bagus deh, daripada hasrat membunuhnya tertahan, lebih baik dia lampiaskan kepada rekannya.
"Seharusnya lo inget, gue ini petarung jarak dekat, lo gak bakal mampu lawan gue," kata Hyunjin meremehkan, maju dengan cepat dan menusuk lengan rekannya tanpa rasa kasihan.
Fokus rekannya tersebut terpecah, hal itu menguntungkan bagi Hyunjin yang bersiap menyerang. Dia tusuk gunting tersebut ke leher sang rekan, kemudian dia geser posisinya hingga ke bagian depan.
Darah mengucur deras, rekannya tumbang, tangannya memegang leher, berusaha agar darahnya tidak keluar lebih banyak. Namun percuma, dia akan kehilangan nyawa dalam waktu dekat.
Hyunjin tertawa, melempar gunting yang ia pegang ke dalam tong sampah, lalu berjongkok di samping sang rekan.
"Ini lah yang gue benci dari lo, lo bersikap seolah-olah lo itu paling hebat. Padahal cuma sebatas suruhan karena kekurangan orang, ckck."
KAMU SEDANG MEMBACA
LI(E)AR | 00 Line ✓
Mystery / ThrillerBohong? Itu biasa terjadi. Tapi, kalau pembohongnya banyak? Wah, itu sih beda lagi.