27

8.9K 3.3K 1.7K
                                    

Updatenya gak jadi besok, mwehehehe






Petir menyambar. Bunyinya menggelegar. Tolong berikan Yangyang kesempatan untuk lari di situasi hujan yang deras ini, dia belum siap mati.

Entah apa yang pelakunya lakukan, sekujur tubuhnya terasa sakit seperti habis dipukuli. Dia juga merasakan sakit yang berbeda di kaki kanannya, sedikit mati rasa.

Ada Jinyoung di sampingnya, terbaring di lantai sambil memejamkan mata, Yangyang tidak tahu apa yang Jinyoung pikirkan.

Ia ikut memejamkan mata─menyandarkan kepala di dinding ruangan tempat ia berada, ruangan pengap dan kotor yang tak layak dihuni. Tidak ada jendela, hanya pintu besi sebagai akses keluar masuk.

Yangyang berharap ada yang datang untuk menolongnya dan menjebloskan pelakunya ke penjara.

Yangyang ingin hidup...







































































Jihoon mengerang meluapkan emosinya. Sialan, kenapa Jungmo bisa terjebak di dalam mobil sih?! Kan tambah pusing dirinya, mengeluarkan seseorang dari mobil yang terkunci sulit tahu.

Karena pening menyerang, dia memilih duduk di aspal sambil memijat pelan kepalanya. Hadeh, sudah lelah berlari, pusing pula. Masa bodo bajunya basah kena hujan, Jihoon pusing.

"Heh, lo duduk sini, gue mau ngomong."

Renjun duduk dengan ogah-ogahan, enak banget nyuruh dia duduk dengan nada sinis nan jutek seperti itu.

"Sejak kapan lo berhenti jadi detektif?" Tanya Jihoon memulai obrolan.

"Dua tahun lalu, gue mau fokus kuliah," jawab Renjun, dia jujur kok. Yup, Renjun adalah orang baik!

Renjun adalah mantan detektif muda yang lumayan terkenal di kota asalnya. Banyak pekerjaan sepanjang hari, itu cukup melelahkan. Sebagai siswa berprestasi dan ingin melanjutkan ke jenjang yang berikutnya, Renjun memilih untuk berhenti karena orang tuanya ingin dirinya menjadi jaksa atau pengacara sebagai penerus keluarga.

Ya... bisa dibilang dia terpaksa berhenti.

"Lo gak tertarik gabung lagi?"

"Mau ditaruh dimana muka gue? Detektif yang mengundurkan diri hadir kembali sebagai calon detektif baru, keliatan gak konsisten."

Benar sih, apalagi sistem detektif di kota tempat mereka berada sekarang persaingannya cukup ketat, siapapun tak segan membicarakan satu sama lain, Renjun tidak menyukai hal itu.

"Eh, gue penasaran kenapa lo bohong tentang tujuan lo? Lo bilang mau memecah belah circle gue, itu gak bener kan?"

"Ada benernya, cuma tujuan utama gue adalah masukin mereka ke penjara. Gue muak, banyak orang terluka karena mereka, banyak orang meninggal karena mereka. Gue tau mereka butuh uang, tapi pekerjaan mereka merugikan masyarakat.─"

"termasuk temen gue," lanjut Renjun dalam hati.

Woah, Jihoon kagum mendengar penuturan pemuda berkacamata bulat tersebut. Sepertinya bagus jika Renjun menjadi partner detektifnya. Tenang saja, dia tidak akan melupakan Eric yang pernah berjasa dalam pekerjaannya, bahkan sampai sekarang.

Betul sekali, Eric adalah partner kerja Jihoon.

Jihoon marah dan sedih saat tahu jika Eric dan Soobin dibunuh. Kejadian awalnya bermula ketika jalanan macet, polisi yang mengantar mereka ke rumah sakit keluar dari dalam mobil dan pergi untuk melihat apakah ada jalan pintas untuk mempercepat waktu agar Eric tidak kehabisan darah. Itu bohong. Polisi tersebut tidak kembali. Rupanya, polisi tersebut mendatangi orang yang membayarnya, sebelum akhirnya mobil meledak dan menimbulkan korban jiwa.

LI(E)AR | 00 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang