1. Sekolah

595 29 24
                                    

Hai, namaku reka. Dimulai Pagi itu tahun 2011, suara yang terdengar dekat namun nyatanya jauh dari nampaknya. Benar, suara burung burung yang berterbangan di desa ku. Desa yang amat rindang, jauh dengan kota, sejuk dan amat bahagia menurutku.

Hari ini dimulai dari hari senin, pagi sekali aku berangkat sekolah. Saat ini aku menduduki bangku SMA. Ya masa masa paling indah, masa masa di sekolah. Kebetulan sekali jarak sekolah dari rumahku tidak jauh, pada jamannya anak anak sekolah berangkat dengan berjalan kaki, begitupun denganku.

Aku duduk dikelas 1 Sma. Aku memiliki beberapa teman dekat, laki laki dan perempuan. Dan yang paling dekat adalah Dika.

Melihat wajahnya selama 12 tahun ini membuatku semakin tidak bisa menetralkan perasaan ini. Terkadang aku merasa ini cuma cinta monyet, namun terkadang aku merasa ini adalah first love. Entahlah, tidak ada yang tau perasaan ini kecuali aku.

Dika adalah orang yang pandai merayu, siapapun itu. Sampai suatu hari ada anak perempuan kelas sebelah yang mendekatiku. Entah, namun aku sudah mencium aroma tidak enak saat itu. Benar saja, sebagai sahabat dika yang paling dekat, aku adalah tumbal dia. Gadis itu bernama mela, dia mendekatiku berkali kali namun belum memberi ketegasan kenapa dia mendekatiku.

Sampai akhirnya dia berkata jujur.
"Dika sebenernya udah punya pacar belum sih ?" Tanya mela padaku saat aku sedang menghapus papan tulis dikelas.

Aku terdiam, karena aku memang tidak tau dika sudah punya pacar atau belum. Tidak ada kejelasan soal itu.

"Aku gatau deh mel, soalnya kalo masalah itu dika ngga pernah cerita" jawabku sambil melanjutkan mengapus dipapan tulis.

"Pliss .. bantuin aku ya, soalnya beberapa hari yang lalu dika itu nembak aku. Dia bbm aku dia ngajak pacaran tapi diem diem" ucapnya yang membuat seketika ingin berteriak. Cobaan apalagi ini..

"Nanti aku tanya dulu deh mel, soalnya udah lama ga pernah ngobrol" jawabku dan langsung pergi meninggalkan mela.

Jam pelajaran sudah berakhir. Saat itu jam 14.00 dika menghapiriku. Kami memang satu kelas dan setiap hari kami bertemu.

"Ka.. gue pulang sore yah" ucap laki laki yang ada didepanku yang membuat setiap hariku merasa dilema.

"Mau kemana emang ?" Jawabku ketus

"Mau maen ps sama anak anak, ntar bilang mamah aku belajar bareng yah" ucapnya sambil merayu lalu menyodorkan permen karet padaku sebagai sogokan.

"Kenapa sih nambah dosa gue mulu" jawabku ketus lagi sambil merapihkan buku buku lalu memasukan kedalam tas.

"Ya lagi pms nih mulai deh, kalo mamah tanya aja baru jawab. Kalo mamah ga nanya ya ngga usah jawab lah" katanya sambil memukul pelan meja.

"Iya nanti dijawab gitu" ujarku sambil menatap wajahnya, menatap heran. Kenapa dia terus yang ada dipikiran gue.

"Nah gitu dong , namanya cees kalo gitu" katanya sambil nyengir. Tetep cool sih, dimata buta gue saat itu.

Lalu ia pergi bersama teman temannya. Begitulah aku dan dia, setiap apapun yang dia lakukan akan ada tumbal sepertiku. Namun baiknya diriku ialah menerima saja. Andai dia bukan teman masa kecil mungkin aku sudah jauh jauh darinya.

Persahabatan dan Cinta (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang