Ardian kembali bersama dokter
Melihat dokter akan menghampirinya aresha langsung duduk walau sedikit kesulitan,ardian yang melihatnya langsung buru buru membantunya"Gue gapapa es"Sewot aresha ia lantas kembali menatap dokter dengan senyuman lebar
"Dok aku udah gapapa"Ucap aresha berharap agar ia bisa segera keluar dari ruangan ini
"Wah cepet banget pulihnya pasti gara gara ada pacar kamu ya disini"goda dokter dengan tersenyum
"Pacar?" Tanya aresha bingung
"Iya kalian kan pac-"belum sempat dokter bicara,ardian langsung memotongnya
"Kita temenan"Ucap ardian dengan menatap dokter itu dengan mukanya yang sangat datar
Suasana mendadak hening seketika
"Oke saya periksa dulu ya"Ucap dokter memecahkan suasana
Aresha melamun seketika memikirkan ucapan ardian
"Nyesek banget di bilang cuma temen"
"Harusnya lo seneng kali"
"Masa lo mau sama si batu es muka datar"
"Lo kan benci sama dia"
Ia sedang bergelut dengan pikiranyaSampai sampai dokter memeriksanya pun ia tak sadar
"Coba gerakin kaki kananya"suruh dokter menatap aresha yang tidak kunjung menjawabnya
Ardian menyentuh lengan aresha dengan jari telunjuknya
" Aw" Rintih aresha merasakan sakit di bagian lengan kanannya
"Lo mau ribut sama gue?"Ucapnya dengan kesal membuat ardian menatapnya dengan tajam
"Aresha coba gerakin tangan kanan kamu" Suruh dokter yang di angguki oleh aresha
Ia mengerakan tanganya dengan pelan tapi tetap saja rasa sakitnya mulai terasa
"Sakit"rintihnya lirih yang masih bisa di dengar oleh ardian"Ga usah di paksa"ucap ardian dengan cepat
"Nanti kamu sering sering di gerakin ya jadi nanti ototnya bisa lemas" Suruh dokter yang di angguki oleh aresha
"Coba sekarang kaki kanannya"lanjutnya
Aresha mengangkat kaki kananya dengan pelan
"Aw" Rintih aresha"Ini juga nanti di latih ya"suruh dokter yang di angguki aresha
"Baik nanti bisa cek ke dokter 1 bulan 1kali ya"Ucap dokter itu dengan tersenyum,aresha membalasnya dengan memberikan jempol dengan tangan kirinya tak lupa senyuman lebarnya
"Oke saya kembali dulu jangan lupa untuk minum obat ya"aresha membalasnya dengan memberikan hormat " Siap"ucapnya dengan lantang
"Dan kamu jagain dia"ucap dokter menatap ardian,ardian menganguk pelan
"Semangat"Seru dokter itu dengan mengengamkan tanganya ke atas sambil berjalan pergi meninggalkan ruangan
"Temen lo?"Tanya ardian
"Oh udah pulang"jawab aresha
"Tunggu"suruh ardian langsung pergi meninggalkan aresha,aresha berdecak kesal,ia tak tau mengapa manusia seperti balok es suka menghilang dengan sendirinya
Karena bosan ardian tak kembali kembali,ia tak sengaja melihat ponsel milik ardian yang berada di meja samping ranjangnya
Aresha mengambilnya dengan hati hati,ia menatap ponsel ardian dengan penasaran
Ia pun mulai membukanya menampakan walpaper seorang gadis yang cantik berambut pirang dan berkulit putih sepertinya berusia 9 tahun
Aresha menggerutkan keningnya bingung "Apa jangan jangan dia pacarnya si es"ucapnya menduga duga
KAMU SEDANG MEMBACA
DINGIN
RomanceARDIAN ADHILIO GAVIN sebut saja si es kutub cewe itu yang pertama kalinya memanggilnya dengan sebutan es Tak tertebak ternyata di balik sifat dinginya tersebut ada masa lalunya yang selalu menghantuinya membuat ia merasa bersalah terus menerus.. S...