❛ dua ❜

222 48 2
                                    

"Yi, kapan ya Jaemin jomblo?"

Hayi yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya itu melotot mendengar penuturan Jennie.

"Astaga Jennie, lo udah gila atau gimana, sih? Lo doain Jaemin putus? Ga gini anjir Jen. L-

"Ih, gua ga doain Jaemin putus. Gua kan cuma nanya kapan Jaemin jomblo." Potong Jennie.

"Sama aja, tolol! Heran gua, lo tuh kesayangan dosen, nilai lo tinggi, tapi kenapa masalah ginian otak lo jadi kabur?" Ujar Hayi. Ia beranjak dari meja belajarnya lalu menghampiri Jennie yang tengah duduk di tempat tidur milik Hayi.

"Lagian ya Jen, lo kayak gini ga ada gunanya, sumpah! Lo doa macem macem ga bakal guna, kalo lo sendiri ga berusaha. Harusnya lo tuh berusaha deketin Jaemin. Jangan cuma diem aja ga jelas. Ga bakal ngaruh apa apa." Nasihat Hayi.

"Iya juga sih... Tapi gua mau usaha apaan coba? Gua bego soal cinta cintaan." Ujar Jennie lesu.

Hayi memutar bola matanya. "Bisa bisanya orang yang bego soal cinta cintaan malah suka sama cowok."

"Ya kan suka itu manusiawi, Yi. Masa iya gua gaboleh suka sama cowok? Jomblo seumur hidup dong gua?"

"Derita lo."

Jennie menekuk bibirnya ke bawah, ia memasang mimik sedihnya. "Hayi lo ga boleh gitu, lo harus bantu gua buat deketin Jaemin. Lo harus ngasih gua saran gua harus apa, gua mulai darimana. Cuma lo yang bisa gua andalin. Please... ya, Yi?"

Hayi memandang Jennie yang memohon padanya. Wajah yang dibuat sok imut itu membuat Hayi ingin memuntahkan seluruh isi perutnya. Menggelikan.

"Najong banget muka lo. Ga ah, gamau. Gua sibuk, tugas gua banyak." Tolaknya sembari beranjak dari tempat tidur dan duduk kembali di kursi yang terletak depan meja belajar milik Hayi.

Jennie semakin menekuk bibirnya, ia menendang nendang boneka beruang milik Hayi.

"Hayi jahat! Hayi nakal!"

"Anjing, boneka beruang gue gausah dijadiin sasaran juga dong, Jen! Kesayangan gua itu!" Teriak Hayi. Ia berusaha merebut boneka miliknya.

"Biarin! Salah sendiri lo gamau bantuin gua!"

"Iya oke iya! Gua bantu lo! Siniin dulu boneka kesayangan gua!"

Jennie tersenyum senang, ia memberikan boneka Hayi.

Hayi mendelik, "bisa bisanya gua waktu ketemu lo dulu ngajak lo temenan. Nyesel seumur idup gua."

Jennie tertawa tanpa dosa. "Hehe. Gapapa, Yi. Sekarang, ayo dong kasih gua saran gua harus ngapain biar bisa deketin Jaemin?"

Hayi terdiam sebentar. Beberapa menit kemudian, ia menjetikkan jarinya. "Mending lo pertamanya ngajak dia kenalan terus habis itu minta nomernya. Ya terus abis itu pepet deh sampe dapet."

Jennie ngangguk ngangguk paham, "boleh juga. Ide bagus, Yi. Tapi, kira kira susah nggak ya?"

"Tapi Jen, saran gua, lo gausah ikutin apa yang gua bilang. Bisa bisa lo dikata pelakor gara gara ngedeketin cowok orang." Ujar Hayi.

"Loh? Lo gimana sih, Yi! Kan tadi lo yang ngasih saran gua. Kenapa lo juga ngelarang gua?" Heran Jennie.

Hayi menghela nafasnya kasar. Entahlah, dia sudah mulai frustasi menghadapi Jennie yang seperti ini.

"Saran terakhir gua, mending lo keluar dari kamar kos kos-an gua. Terus lo balik ke rumah dan merenungi semuanya." Ujar Hayi.

Hayi berjalan ke arah Jennie, lalu ia menyuruh Jennie berdiri dan mendorong pelan Jennie agar keluar dari kamar kos kos-annya. Setelah berhasil, Hayi menutup pintu dan mengunci pintu, meninggalkan Jennie yang sedang memasang raut wajah bingung.

crush -jnkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang