[ Alur cerita masih flashback ]
∆∆∆
Jennie mengambil ponselnya yang terletak di saku roknya. Ia berniat untuk menelfon mamanya.
"Halo, ma." Ujar Jennie ketika sambungan telepon tersambung.
"Iya, Jen? Ada apa? Tumben banget kamu siang siang begini telpon mama. Lagi longgar ya?" Tanya mama Jennie di seberang sana.
Jennie menahan senyumnya, ia menggeleng walaupun mamanya tidak dapat melihat gelengannya. "Aku udah di Indonesia, ma. Ini lagi di bandara mau nyari taksi."
"Ha?! Serius?! Kamu pulang kok nggak bilang bilang sih, Jen?! Tunggu ya, mama jemput kamu sekarang."
"Eh? Gausah ma, Jennie naik taksi aja gapapa kok. Hehe."
"Jangan, Jennie. Bahaya. Akhir akhir ini banyak orang yang diculik gara gara naik taksi. Kamu pokoknya jangan kemana mana dulu. Shareloc bandaranya, mama bakal kesana buat jemput kamu."
"Makasih, ma. Nanti habis ini Jennie langsung shareloc bandaranya."
Tut-
Sambungan telepon dimatikan. Jennie segera mengirimkan lokasi bandara tempat dimana ia landing kepada mamanya.
Selesai mengirim lokasi, Jennie berjalan dari tempatnya berdiri. Ia berniat untuk membeli beberapa snack dan minuman. Serta buah buahan untuk Jaemin.
Setelah membeli semua itu, Jennie berjalan keluar bandara dan menunggu di kursi yang disediakan oleh pihak bandara.
Tak lama kemudian, mobil hitam milik mamanya nampak. Jennie buru buru beranjak dari duduknya untuk menyambut kedatangan mamanya.
Mereka berpelukan, melepaskan rindu karena sudah lumayan lama tidak bertemu. Semenjak Jennie menikah dan tinggal bersama Jaemin, ia sedikit jarang untuk mengunjungi mamanya karena tidak sempat.
"Ma, langsung ke rumah sakit ya." Ujar Jennie yang diangguki mamanya.
Kini, mereka berdua sudah berada di dalam mobil dan siap untuk langsung bergegas menuju rumah sakit dimana Jaemin dirawat inap.
÷ ÷ ÷
"Jaemin ada di kamar nomer 325 lantai 4 ya. Mama mau ke kantin dulu." Ujar mama Jennie.
Jennie mengangguk. Ia lalu menuju lift, sedangkan mamanya berjalan menuju kantin. Sepertinya mamanya hendak membeli sesuatu. Jennie juga tak tahu.
"Jenguk siapa, kak?"
Jennie tertegun sebab tiba tiba perempuan di sampingnya mengajaknya bicara.
"Mau jenguk suami saya, dek." Balas Jennie. Nada bicaranya begitu canggung karena ia tak tahu harus memanggil perempuan itu siapa. Karena dia memanggilnya 'kak', maka Jennie kira lebih baik ia memanggil perempuan tersebut 'dek'.
KAMU SEDANG MEMBACA
crush -jnk
Romance"Suka sama cowok emang bikin sakit hati, apalagi kalo sama cowok orang. Move on, Jen!" ©purplebluef, 210921