❛ sebelas ❜

196 43 27
                                    

Drtt... Drtt...

Mendengar ponselnya bergetar, Jennie menaruh pisaunya lalu pergi mencuci tangannya. Selepas itu, Jennie segera mengambil ponselnya yang ada di meja makan dan mengangkat telepon masuk yang ternyata dari mertuanya.

"Jennie... Mungkin kamu belum tahu ini. Tapi Bunda minta maaf sekali lagi, ya? Ja-

"Bunda nggak perlu minta maaf. Jennie juga udah tau, kok. Sekali lagi Jennie bilang Jennie nggak apa apa. Bunda jangan khawatir, ya?"

"Jen, Bunda bener bener minta maaf. Bunda sama Ayah udah bener bener berusaha buat ngasih tau Jaemin kalo dia sebenernya udah punya istri, tapi Jaemin malah cari pacar. Bunda nggak tau lagi harus gimana selain minta maaf sama kamu."

"Bun, tau nggak apa yang lebih Jennie khawatirin selain Jaemin?"

Tak ada jawaban apapun dari mertuanya. Jennie rasa mertuanya menunggunya untuk mengatakan jawabannya.

"Yang lebih Jennie khawatirin itu Bunda yang selalu minta maaf sama Jennie. Bunda nggak salah, Bunda nggak perlu minta maaf. Semuanya udah takdirnya, Bun. Kalo emang Jennie sama Jaemin jodoh, Jennie yakin pasti nanti Jaemin inget Jennie lagi. Udah ya, Bunda jangan minta maaf lagi sama Jennie. Jennie nggak suka ngedenger Bunda minta maaf padahal Bunda nggak salah."

"Jennie... Kamu anak yang baik, tapi Tuhan selalu ngasih ujian yang berat buat kamu, ya? Bunda bakal lebih berusaha buat Jaemin sadar dan inget kamu lagi."

Jennie tersenyum, beruntung ia memiliki mertua yang begitu baik padanya. "Makasih, Bunda."



























































































[ Flashback off ]

Jrazzz.

Tiba tiba, air turun dari langit begitu banyak. Beberapa orang yang masih berada di luar rumah segera masuk ke dalam rumah. Termasuk para tukang yang membantu mengangkat barang barang milik Jura dan keluarganya.

Mata Jennie mengerjap, ia baru sadar hujan telah turun begitu derasnya. Dan posisinya masih berada di depan bak sampah besar depan rumahnya. Alhasil, Jennie menjadi basah kuyup.

Menyadari kebodohannya, Jennie sesegera mungkin berlari memasuki rumah. Sampai di dalam rumah, Jennie menepuk kepalanya pelan, merutuki kebodohannya. Ia baru sadar bahwa tadi ia melamun cukup lama. Pasti orang orang yang melihatnya akan menganggap Jennie aneh.

Memilih untuk melupakan hal bodoh yang ia lakukan, Jennie menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Berniat untuk mandi lalu tidur.

Bahkan Jennie sampai lupa jika ia harus belanja bulanan hari ini.

15 menit berlalu, Jennie baru saja selesai mandi. Tidak seperti yang ia rencanakan, Jennie malah pergi ke dapur dan mencari cari sesuatu di lemari dapur. Barangkali ia mempunyai satu bungkus mie.

Setelah mencarinya selama 6 menit, Jennie tidak menemukan apapun. Jennie benar benar sudah kehabisan bahan pangan.

Perut Jennie berbunyi. Hal ini membuat Jennie harus memutar otak harus berbuat apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

crush -jnkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang