❛ enam ❜

120 32 4
                                    

Tringgg! Tringgg! Tringgg!

Bunyi alarm mulai menyeruak masuk ke dalam indra pendengaran Jennie. Mau tak mau, Jennie harus segera membuka matanya sebelum telinganya sakit karena suara alarm yang begitu keras.

Ting!

Alarm sudah dimatikan. Jennie mengganti posisinya dari yang tadinya bebaring menjadi duduk. ia menguap dan mengucek matanya lalu meregangkan tubuhnya. Setelahnya, ia membuka ponselnya yang berada di atas nakas samping ranjangnya.

Hari Minggu, pukul 07:02.

"Minggu pagi kayak gini asiknya tuh bikin kopi susu..." Gumam Jennie.

Ayolah, kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul.

Setelah 3 menit berlalu, Jennie mulai beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamarnya untuk pergi ke dapur.

Ia akan membuat kopi susu dan mungkin sarapan paginya.

Sampai di dapur, Jennie membuka kulkas. Tidak apa apa disana. Hanya tersisa satu buah pisang dan susu.

Ah iya, bulan Maret sudah berganti menjadi bulan April. Sedangkan Jennie belum belanja bulanan. Pantas saja kulkasnya terlihat begitu kosong.

Jennie membuka lemari dapur dan mengambil kopi sachet yang ada disana. Ia lalu menyalakan dispenser. Ketika dispenser sudah mulai panas, Jennie menyeduh kopi sachet tersebut dan menuangkan susu yang ada di kulkas tadi.

Begitu selesai, Jennie mendudukkan dirinya di meja makan. Ia meminum kopinya sedikit demi sedikit sembari melihat ponsel. Melihat ada berita apa saja hari ini.

Tak lama, perutnya berbunyi.

"Laper, tapi nggak ada apa apa. Masa iya makan pisang doang? Gua kan ga lagi diet." Monolog Jennie.

Jennie merogoh saku celana piamanya, ia tersenyum senang ketika menemukan sebuah kertas yang sepertinya itu adalah uang.

Benar saja, kertas bewarna hijau yang bernilai 20.000 itu berada di tangan Jennie. Ia lantas berdiri dari duduknya, meninggalkan kopinya yang tinggal setengah. Tetapi sebelum itu, pandangan Jennie melirik ke bak sampah yang berada di dekat kulkas.

Bak sampah itu terlihat penuh.

Jennie berjalan menghampiri bak sampah tersebut, ia lalu mengambil kantung plastik yang sengaja ia taruh di bak sampah tersebut. Itu berguna untuk memudahkan Jennie membuang sampah di bak sampah besar depan rumahnya.

Selesai dengan itu, Jennie berjalan keluar dapur. Ia berniat membuang sampah lalu membeli bubur di depan komplek yang dulu menjadi langganannya dan Haruto.

Ketika sudah berada di halaman rumah, Jennie melihat ada keramaian di depannya. Sepertinya ada yang baru pindah.

Baiklah, karena Jennie adalah tetangga yang ramah, Jennie akan pergi kesana nanti.

Jennie membuang kantung plastik berisi sampah tadi di bak sampah besar depan rumahnya. Lalu ia sedikit menyapa tetangga samping rumahnya yang kebetulan keluar dari halaman rumahnya. Sepertinya ia akan pergi berbelanja.

Raut wajah bahagia Jennie pudar ketika ia melihat mobil yang ia kenali berhenti di rumah tetangga depan rumahnya.

Ketika Si pemilik mobil keluar bersamaan dengan Si penumpang yang keluar juga, dada Jennie mendadak sesak.

Sebab, yang keluar dari mobil tersebut ialah Jaemin dan Jura.

Mungkinkah tetangga barunya ini adalah Jura?

Apalagi ketika melihat sikap Jaemin yang begitu manis ketika bersama Jura. Tatapan tulus Jaemin pada Jura, serta senyuman tulus Jaemin untuk Jura, semakin membuat dada Jennie sesak. Apakah mencintai itu memang sesakit ini?

crush -jnkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang