BANGSAL Pemurnian masih tenang seperti hari-hari biasanya. Seluruh kegiatan berjalan mulus dan sehalus bayangan bulan di tengah malam: tak terasa, tak terduga. Tetapi, dalam salah satu ruang konselor itu, ada seorang klien yang kini memutuskan sebuah perkara.
"Pertemukan aku dengannya," pinta Yin.
Tak ingat lagi sudah berapa hari ia tinggal di ruangan itu. Setiap klien memang akan tinggal dengan konselornya hingga mereka dinyatakan telah murni kembali. Namun, laporan mengenai kemajuan Yin tidak Herzenova laporkan sebagaimana mestinya. Ia terus merekayasa semua berkas demi melindungi Yin sampai keputusan tepat diambil.
"Dia ada di ruangan khusus, hampir diletakkan ke dalam kamar persiapan mayat karena tubuhnya amat lemah. Seolah-olah dia sedang berada di antara hidup dan mati," terang Herzenova.
"Aku harus mengatakan bahwa putrinya tumbuh dengan sangat baik. Jika memang ia tak bisa lagi keluar, setidaknya dia harus mendengar kabar itu," tukas Yin.
Herzenova berpikir sejenak. Ruangan khusus itu memang sudah pernah ia pikirkan sebagai satu jalan keluar yang paling mudah untuk Yin. Di sana ada satu jendela rusak yang tak kunjung diperbaiki karena pihak atas Bangsal Pemurnia terlalu meremehkan hal kecil—sibuk kepada hal lain yang lebih penting. Yin bisa melompat dari sana, turun sedikit di antara kanopi-kanopi yang berjajar seperti tangga.
"Sepertinya bisa," Herzenova memandang temannya, "tapi kau harus berpura-pura sekarat. Bagaimanapun harus sangat persis. Kalau ketahuan sedikit saja bahwa ini adalah tipuan, kita akan tamat saat itu juga."
"Aku mengerti," kata Yin. "Percaya saja padaku. Aku mahir melakon."
Herzenova bangkit untuk mengeluarkan sebuah papan ranjang maglev yang mengapung di udara dan bergerak tanpa roda. Yin berbaring di atasnya sambil mengatur napas agar mudah diubah-ubah. Herzenova menyiapkan mentalnya sebelum menekan tombol darurat.
Dia bergegas keluar dan berlari kecil di koridor dengan papan yang mengangkut Yin bergerak otodinamis. Salah satu hansip yang sedang bertugas di sana terkejut. "Klien sekarat lagi?" tanyanya.
"Benar, kami permisi!" sahut Herzenova. Ia berkelok di ujung koridor dan berhenti di depan ruangan khusus. Di sana ada perawat lain yang berjaga untuk memeriksa setiap klien yang butuh penanganan khusus. Mereka melakukan sedikit pemeriksaan sebelum mengangguk.
"Berikan dia ruang dulu di dalam. Kami akan memanggil dokter," kata salah satu perawat.
Herzenova mengangguk. Ia masuk bersama papan yang mengangkut Yin dan sengaja memilih tempatnya di sebelah bilik seorang wanita. Wanita muda yang menjelang separuh baya setelah hidupnya direnggut paksa.
Dia dikenal bernama Elakshi. Seorang klien yang dahulu datang ketika masih muda, namun kini telah menghabiskan masanya dalam ruang khusus di Bangsal Pemurnian. Sesekali ia bersikap seperti kosong pikirannya dan nyaris tak menggubris apa pun. Selama itu ia hanyut dalam kesedihan yang amat dalam bersama kenangan-kenangan yang lepas ... seperti debu berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon [✔]
ActionRoumeli penuh keingintahuan, namun di Terra Firma ada satu pertanyaan terlarang: "Mengapa dengan dunia?" Tidak ada yang bisa menjawab kecuali Beyaz, pamannya. Mengenai sejarah dunia sejak Kejadian yang Tiga, terjungkirnya peradaban, hingga kondisi...