EGRESS

268 114 35
                                    

ANAK perempuan itu sedang memasuki lorong Palais Eugul yang mengarah ke kamar-kamar setelah ia keluar dari pintu rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ANAK perempuan itu sedang memasuki lorong Palais Eugul yang mengarah ke kamar-kamar setelah ia keluar dari pintu rahasia. Annadher sudah lama mengetahui keberadaan pintu itu ketika ia tak sengaja menemukannya. Droid yang ia pasang sedang dalam jadwal tidur sedangkan para asisten rumah tangga sibuk di dapur.

Annadher bisa berjalan dengan tenang di sana sebelum ia mendengar derap langkah beberapa orang, terkesan berat dan terburu-buru. Dia bersembunyi ke balik pintu rahasia seraya mengintip dan terbelalak saat iringan itu lewat.

Para anggota Reserse sedang menggiring seorang wanita yang terborgol lemah. Dari arahnya, Annadher tahu tujuan mereka bukan ke bagian kamar melainkan ruang tahanan di rubanah. Dan ia tahu benar siapa yang sedang mereka bawa. Annadher menunggu sampai rombongan itu keluar dari sana sebelum ia pergi menyusul.

Kini dia berdiri di atas ubin yang bergerak turun sehingga tiba di ruang tahanan. Sudah lama Annadher mengetahui tempat mengerikan itu sejak ia tak sengaja tersasar beberapa tahun silam. Annadher kecil memang suka sekali berkeliaran dan menguping pembicaraan orang-orang dewasa.

Seiring langkah jantungnya ikut bertalu-talu. Apa yang terjadi? Pikirannya terus berkecamuk. Annadher sebenarnya memiliki akses ke sana karena dia bagian dari keluarga inti. Ketika sipir tahanan mencekalnya, Annadher berkata bahwa sipir itu dipanggil oleh ayahnya untuk penugasan lain.

"Benarkah? Kalau begitu apa yang kutunggu?" Pria itu segera pergi dari rubanah dan meninggalkan Annadher yang tersenyum geli. Aneh sekali. Dia kira ayahnya lebih pemilah sampai mustahil menugaskan seorang yang amat pandir seperti itu.

Annadher kembali menyusuri lorong di ruang tahanan sampai ia menemukan salah satu sel yang mencolok—sel di sana masih menyerupai sel penjara pada zaman dulu. Tetapi, dari para tahanan yang berpakaian lusuh, wanita dalam sel di depan Annadher sekarang justru sangat bersih dan rupawan. Hanya wajahnya saja yang semakin pucat dan rambutnya kusut masai.

Bibir Annadher bergetar. Tenggorokannya tercekat.

"Mama ...?"

Herzenova menengadah. Matanya sembab dan kemerahan setelah banyak menangis. Kemudian tangisan itu berhenti ... tetapi hatinya mulai bergemuruh kembali saat melihat putri semata wayangnya berdiri di seberang.

"Anna," lirihnya.

"Ada apa? Kenapa Mama dikurung? Ini bukan tempat Mama. Ini tempat para asisten rumah tangga yang berkhianat pada Papa."

Herzenova tidak tahu ia harus memulai dari mana. Tidak ada yang melihat aktivitasnya selama belajar di Dibistan. Tidak ada yang menyangka bahwa ia pernah mengenakan purdah dan kain-kain panjang, menutup tubuhnya. Tidak ada yang menyadari bahwa ia sudah percaya pada Tuhan. Dan di lingkungan ini, mereka yang tidak tahu tentu akan terbelalak saat mengetahuinya.

Bahkan Annadher. Dia tak pernah menceritakan apa pun pada putrinya sama sekali sehingga Annadher tak mungkin tahu tentang keyakinannya. Paling tidak Herzenova berpikir demikian.

Horizon [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang