T'aimer [Untuk Mencintaimu]

15🥀

____________________________________________

Sebuah mall yang terbilang cukup besar di Jakarta itu, sore ini terlihat begitu ramai. Kebetulan sekali karena nanti malam adalah malam minggu.

Alana meminum strawberry milkshake di depannya. Lalu, matanya menatap laki-laki didepannya yang terus fokus pada ponsel di tangannya.

Alana beranjak dari duduknya, beralih duduk disamping laki-laki tu.

"Ka, kamu ngapain sih? Fokus banget dari tadi" 

Arka menolehkan wajahnya kesamping, menatap wajah Alana yang kini cemberut.

"Lagi liat grup sama anak-anak aja, Al." Arka menyingkirkan helaian rambut Alana yang terlihat sedikit mengganggu.

"Kita ngapain sih kesini?" Tanya Alana, memang sepulang sekolah tadi Arka langsung mengajaknya kesini, tapi tidak mengatakan apapun sebelumnya.

"Kak Zoey mau ngajakin kamu jalan."

"Loh?" Bingung Alana.

Arka merubah posisi duduknya menjadi menghadap Alana.

"Kak Zoey tuh kayaknya ngerasa nyambung sama kamu. Kemarin aku kasih tau kalau kamu ulang tahun, terus dia minta ajakkin kamu kesini sekarang." Tangan Arka bergerak memainkan tangan Alana.

"Kok nggak bilang dulu sih,"

"Ini barusan aku bilang" Cengir Arka, membuat Alana jadi tertawa.

"Iya, tapi kamu bilangnya telat." Alana dengan gemas mencubit pipi Arka.

"Aww.. kok cubit-cubit?" Ringis Arka.

"Emangnya kamu doang yang bisa cubit-cubit aku?," Alana menjulurkan lidahnya, dengan refleks Arka meraup gemas wajah Alana dengan kedua tangannya. Keduanya kini tertawa di tengah pengunjung kafe yang sedang ramai-ramainya.

"Duh... Dunia serasa milik berdua ya!" Sebuah suara menghentikan tawa diantara Alana dan Arka. Mereka berdua mencari tahu siapa yang barusan berbicara.

Didepan mereka, Zoey berdiri dengan satu tangannya membawa sebuah paper bag.

"Eh kak-" Gugup Alana.

"Sirik aja lo!" Decak Arka. 

Zoey terkekeh, gaya bicara Arka langsung berubah seketika saat berbicara padanya. Berbeda sekali dengan saat tadi sedang becanda dengan Alana.

"Hai, Alana!" Zoey langsung merengkuh tubuh Alana, membuat Alana sedikit terkejut.

Zoey memang begitu humble, hanya saja Alana belum terlalu terbiasa dengan Zoey.

"H-hai Kak Zoey, apa kabar?" Zoey melepaskan pelukannya, lalu duduk diseberang Alana.

"Off course, fine."