Beginning : Chp. 1

450 27 0
                                    

" Bangun! "

" Dasar pemalas! Gadis pembawa sial! "

Sang tokoh utama, Raiden, terbangun dari tidurnya. Ia merasa heran, tidak ada makhluk yang berani mengganggu waktunya selama dia hidup. Refleks, dia melihat ke sumber suara yang membentaknya. Raiden melihat 3 wanita yang sepertinya 2 diantaranya adalah seorang pelayan?

" Sangat berisik " ujar Raiden.

Ketiga tokoh yang dilihat oleh Raiden terkejut seketika,

" Dasar anak durhaka! Seret dia ke depan aula utama! " ucap sosok wanita.

Raiden menyampingkan kebingungannya, ia mencoba untuk mengikuti alur supaya ia bisa tau apa yang sebenarnya terjadi di sini. Ia beranjak dari kasurnya.

" Tidak perlu diseret, tunjukkan jalannya "

Sikapnya yang tenang membuat sosok wanita itu kesal,

" Pura-puralah tenang! Nyonya ini akan melihat berapa lama kau bisa bertahan dengan kepalsuanmu itu! "

" Ya " balas Raiden.

Wanita itu keluar dengan wajah marah, diikuti oleh kedua pelayannya dan Raiden yang seperti dikawal oleh mereka.

Selama perjalanan, Raiden mengamati lingkungan sekitarnya, dari tempat tinggal dan pakaian para penghuni tempat ini. Kuno sekali. Meskipun terlihat kuno, Raiden juga tak menyangkal kalau tempat ini indah. Dunia macam apa yang ia tempati sekarang?

- Depan aula utama -

Raiden melihat ada segerombolan tua bangka yang duduk di aula utama. Tatapan mereka sungguh tidak bersahabat, seperti musuh lama. Tetapi yang paling menonjol adalah seorang pria tua yang duduk di semacam singgasana. Raiden menebak pria tua itu adalah seorang patriak di sini.

Wanita itu berlutut di depan patriak, dengan air matanya yang mengalir,

" Patriak yang terhormat, tolong tegakkan keadilan untuk anakku, Zhao Diye. Gadis sial ini berani meracuni Zhao Diye, padahal sebentar lagi Zhao Diye akan melakukan proses upacara tunangan dengan Pangeran ketiga " Wanita itu juga menunjuk Raiden.

" Zhao Youren! Beraninya dirimu meracuni saudarimu sendiri! Apa kau tidak punya hati?! " ucap sosok pria tua di sebelah patriak.

Raiden hanya diam saja, oh jadi namanya disini adalah Zhao Youren. Siapa lagi itu? Raiden menyadari ada sosok gadis yang mengintipnya dari belakang singgasana patriak. Gadis itu menyeringai melihat Raiden. Raiden menyadari apa yang sedang terjadi saat ini.

" Ada bukti kah? " tanya Raiden.

" Bukti? Hahahaha, Pelayan! Bawa semua bukti ke sini!, jangan berani mengelak kau dasar anak setan! " teriak wanita itu.

Para pelayan pun membawa bukti-bukti atas kasus ini, juga dengan pengakuan para pelayan yang menyatakan bahwa mereka menyaksikan Zhou Youren memasukkan racun ke dalam gelas Zhao Diye.

Ini sudah direncanakan... Mengetahui posisinya saat ini, Raiden juga tidak bisa mengelak karena dia tidak memiliki bukti. Sudah terlambat.

Kilatan petir dari arah patriak menyambar ke Raiden, Raiden berhasil mengelak petir tersebut. Lantas ini membuat seluruh penghuni di ruangan terkejut.

" Beraninya dirimu mengelak hukuman dari Patriak! " ucap sosok tua bangka di sebelah patriak.

" Hanya makhluk bodoh yang hanya berdiam diri disaat nyawanya terancam " balas Raiden. Ia sungguh heran dengan pemikiran manusia kuno ini, mana ada makhluk yang hanya diam disaat nyawanya terancam?

" Kurang ajar! "

" Zhou Youren! Mulai hari ini dan seterusnya atas tuduhan meracuni Zhao Diye, kau dikeluarkan dari keluarga ini dan marga ' Zhao' mu akan dicabut, kau tidak punya tempat lagi disini! " titah Patriak.

Sosok wanita tersebut, atau Ibu dari Zhao Diye ini tersenyum penuh kemenangan, begitu pula dengan Zhao Diye, tetapi ia sembunyikan di balik topeng palsunya. Ia menatap Raiden dengan tatapan takut. Para gerombolan tua juga terlihat bahagia.

Raiden dengan santainya membalas,

" Baiklah, selamat tinggal "

Ia putar balik meninggalkan aula utama menuju gerbang untuk keluar dari tempat sialan ini.

" Cih, sombong sekali, kita lihat bagaimana cara dia bertahan hidup di dunia luar, hanya sampah tanpa akar kultivasi beraninya dia bersikap seperti itu " ucap seorang tetua.

" Paling jual diri jika tidak maka akan menjadi gelandangan, hahaha " balas tetua yang lain.

" Cocok seperti ibunya yang jalang " ucap ibu Zhao Diye.

Raiden Edelhein : Cultivation WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang