Chp. 14

170 26 0
                                    

Raiden kembali ke kediaman Hua. Sambil menunggu makan malam, ia membereskan barang-barangnya lalu rebahan di kasur.

Waktu makan malam teah tiba, mereka berempat berkumpul bersama.

Seusai makan malam, Raiden memulai pembicaraan.

" Ada sesuatu yang ingin aku katakan " ucapnya.

Zouye membalas, " Apa? "

Raiden menaruh Giok putih di atas meja makan, Zouye, Yehua, Yelin terkejut melihat Giok tersebut.

" Kau menjadi murid pribadi ketua cabang Alchemist? " ucap Yehua tak percaya.

" Ya " balas Raiden tersenyum.

" Selamat, apa itu berarti mulai besok kau akan pindah ke puncak Xianzhe? " tanya Yelin dengan sedikit nada kesedihan.

" Iya, terima kasih sudah menemaniku selama ini, aku akan sering-sering mengunjungi kalian " balas Raiden yang sedikit merasa bersalah.

" Baiklah, kau jaga diri di sana, jangan melupakan kami " ucap Zouye dengan tersenyum, tetapi Raiden tau kalau ada kesedihan dibalik senyuman tersebut.

" Aku takkan melupakan kalian " balas Raiden.

Yehua tersadar dari keterkejutannya, " Semoga kau selalu mendapatkan yang terbaik " ucapnya dengan tersenyum.

Pembicaraan telah selesai, mereka semua kembali ke kamar masing-masing.

Raiden beristirahat sambil menunggu esok hari.

Tengah malam yang damai, segerombolan pria berpakaian hitam tertutup memasuki kediaman Hua secara diam-diam. Mereka bergerak menuju kamar Raiden. Tingkatan kultivasi mereka tinggi sehingga saudara Hua tidak bisa merasakan kehadiran mereka.

Mereka menyelinap masuk ke kamar Raiden, mereka melihat sosok gadis cantik yang terbaring di atas kasur. Tanpa basa-basi mereka menyerang Raiden. Tetapi tubuh mereka menjadi kaku seketika saat melihat mata Raiden yang melirik mereka. Tatapan mata tersebut sangat tajam dan terdapat aura berbahaya didalamnya.

Raiden bangkit dari posisinya dan duduk di tepi kasur dengan kaki yang disilangkan.

" Sudah bosan hidup? " tanyanya.

Segerombolan orang itu merasa sangat tertekan dengan aura Raiden yang menyeramkan. Mereka benar-benar tidak bisa bergerak ataupun berbicara.

Raiden menarik auranya dan mensterilkan keadaan, segerombolan orang itu jatuh ke lantai dengan nafas yang tak teratur. Sekarang mereka dipenuhi rasa takut.

" Siapa yang menyuruh kalian? " tanya Raiden.

Mereka hanya diam dan tak berani menjawab.

" Tidak ada yang menjawab? Kalau begitu kalian mati saja " ucap Raiden.

Kilatan warna merah terlihat sekilas di mata Raiden yang berwarna ungu. Hal ini berarti ada makhluk yang akan mati pada saat ini juga. Tidak akan ada yang bisa menghindar dari kemarahan sang Raiden.

Segerombolan orang tersebut mencoba untuk kabur. Tetapi apa daya, mereka ditusuk tepat di jantung oleh energi tajam yang dikeluarkan oleh Raiden. Darah mereka memuncrat kemana-mana menghiasi kamar Raiden.

Raiden menghela nafas, " Kotor lagi "

Ia sedikit kesal karena kamar yang sudah ia bersihkan menjadi kotor lagi dikarenakan mayat-mayat tersebut.

Ia membakar mayat-mayat tersebut dan membersihkan kamarnya lagi.

Pagi hari telah tiba, mereka semua berkumpul untuk sarapan bersama terakhir mereka sebelum Raiden pindah ke pucak Xianzhe. Mereka sedikit tidak rela ditinggalkan oleh Raiden, tetapi ya mau bagaimana lagi. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Kita juga tidak bisa menghalangi mereka.

Setelah berpamitan, Raiden pergi ke puncak Xianzhe dengan sendirinya, sekali lagi ia menjadi pusat perhatian.

Xianyang yang melihat Raiden masih hidup menjadi sangat kesal, bukannya ia telah mengirimkan kultivator tingkat tinggi untuk membunuhnya. Bukannya mendapat laporan bahagia, ia malah melihat targetnya berjalan dengan santai.

Tatapan Xianyang yang memendam rasa kesal terasa oleh Raiden, ia melirik ke arah Xianyang. Ia hanya tersenyum, Oh ternyata dia. Batinnya.

Saat ia berjalan menuju puncak Xianzhe, ia dihadang oleh dua wanita. Mereka berkata dengan sombong dan menunjuk Raiden," Hei, puncak Xianzhe bukanlah sembarang tempat yang bisa dikunjungi oleh sampah dari luar sepertimu, kembali lah ke desamu " ucap salah satu sosok wanita tersebut.

Raiden menghela nafas, " Aku bukan orang luar, menyingkirlah jangan menghalangi jalanku " balasnya.

Sosok wanita satunya tertawa, " Bukan orang luar? Lalu murid siapa kau? Hahaha, hanya sampah berani berharap menjadi murid sekte " ucapnya menindas Raiden.

Salah satu wanita tersebut berkata, " Kau simpanan Hua Zouye kah? Hahaha, dengar ya gadis sampah, meskipun kau adalah simpanannya, kau tidak berhak untuk memasuki sekte ini " ucap wanita tersebut.

Raiden benar-benar marah, tetapi ia masih menahannya. Menunjukkan kekuatannya saat ini di tempat umum bukanlah pilihan yang baik.

" Jagalah mulutmu, mungkin nyawamu bisa melayang hanya karena mulutmu yang tidak bermoral " balasnya.

Ia mengeluarkan Giok putih tanda murid pribadi ketua sekte cabang Alchemist.

" Guru, apa kau akan diam saja melihat muridmu yang satu ini ditindas? " ucapnya dengan nada datar.

Long Yuanshang mendengar panggilan dari Raiden, meskipun nada Raiden sangat datar tapi Long Yuanshang tau Raiden sedang marah. " Apa yang terjadi dengan gadis kecil ini " ucapnya.

Kedua sosok wanita tersebut terkejut melihat giok putih di tangan Raiden, bukannya takut, mereka malah menghina Raiden.

" Hahaha, kau sangat lucu, dengan giok palsumu itu apa kau kira aku akan takut? " ucap salah satu wanita tersebut.

" Apa kau bahkan tau giokmu itu melambangkan apa? Kau sangat bodoh, jika ingin menipu pintarlah sedikit, hahaha " lanjut wanita lainnya.

Raiden hanya terdiam, jika Gurunya memutuskan untuk tidak datang menyelamatkannya, ia akan keluar dari sekte dan memutuskan hubungan antar murid dan guru dengannya.

" Lagipula, orang bodoh mana yang mau menjadikanmu seorang murid? Mimpi saja, bergurulah dengan wanita prostitusi saja, ia akan membuatmu laku keras, hahaha " ucap salah satu wanita tersebut.

" Siapa yang berani menyebutku bodoh dan menyuruh murid pribadiku berguru dengan wanita prostitusi " 

Raiden Edelhein : Cultivation WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang