Chp. 26

171 20 2
                                    

" Permisi nona Raiden, banyak daerah yang memerlukan bantuan Nona, bisakah Nona Raiden berbaik hati membantu mereka? " ucap Pangeran ketiga terhadap Raiden.

Raiden membalas, " Tidak "

" Tetapi Nona... Sepertinya tidak ada yang bisa mengalahkan monster-monster itu selain Nona Raiden " ucap Pangeran ketiga dengan wajah yang sedih.

Raiden menghela nafas, " Apa kalian tidak memiliki dewa yang membantu kalian? " tanyanya.

Pangeran ketiga terdiam, " Pihak kekaisaran sudah meminta bantuan dewa, tetapi hingga saat ini belum ada bantuan yang terlihat "

" Dewa kalian korup" ejek Raiden dengan kesal.

" ... ... ... " Suasana menjadi hening.

Zouye membuka mulutnya, " Apa kau benar-benar tidak ingin membantu mereka? Jika monster-monster tersebut tidak diurus dengan cepat, dikhawatirkan... "

" Baiklah-baiklah, aku akan mengurusnya. Setelah ini aku hanya ingin beristirahat dengan damai, jadi persetan dengan segala urusanmu yang lain " ucap Raiden lalu bangkit dari tempat duduknya. Raiden berjalan keluar dari tenda.

" Yak, mari kita lakukan " ucap Raiden.

Raiden membuka auranya, terciptalah sebuah sayap berwarna ungu dengan sedikit emas. Ia mengepakkan kedua sayapnya dan terbang ke atas. Ia melihat kondisi daratan ini yang yah... menyedihkan, sangat menyedihkan lebih tepatnya. " Keliatannya aku memang sudah ditakdirkan untuk berurusan dengan dunia ini " ucapnya.

Raiden mengeluarkan tombaknya, tetapi kali ini ia tidak membunuh monster-monster tersebut secara satu-satu. Ia mengangkat tombaknya diikuti dengan gerumuhan-gerumuhan petir yang sangat keras dan ganas. Ia memutar tombak tersebut secara menyamping dari kanan ke kiri, energi spiritual berwarna ungu merembes keluar membentuk lingkaran. " Bunuh para monster yang bukan berasal dari dunia ini " ucap Raiden. Lingkaran besar yang mengelilingi Raiden itu bereaksi. Lingkaran itu mengeluarkan laser yang dengan cepat menusuk para monster sehingga monster-monster tersebut mati tak berdaya.

Jika dilihat dari bawah, maka akan tampak seperti seorang dewi dengan lingkaran mautnya yang sedang memberantas para monster.

Setelah merasa semua monster telah mati, Raiden menarik kembali semua kekuatannya. Ia turun ke bawah dengan santai. " Sudah kulakukan " ucapnya ke ketiga saudara Hua dan Pangeran ketiga.

Yelin terpesona dengan kemampuan Raiden, " Raiden, kau sangat hebat "

Raiden tertawa kecil, " Ya, aku memang hebat " balasnya. Ia melanjutkan, " Sesuai dengan perjanjian kita, setelah ini aku hanya ingin beristirahat dengan damai " ucapnya ke Pangeran ketiga.

Pangeran ketiga berlutut diikuti oleh semua prajurit di sana, " Terima kasih telah membantu kami, Dewi " ucapnya dengan hormat. " Terima kasih Dewi " sorak prajurit-prajurit di belakangnya.

Raiden mengernyitkan dahinya, " Jangan samakan aku dengan Dewa atau Dewimu, mereka tidak sejajar denganku " ucapnya tidak senang. " Terlalu rendah... " lanjutnya.

Ketiga saudara Hua hanya meringis mendengar perkataan Raiden, ia juga tidak bisa mengelak karena Raiden memang sangatlah kuat.

Berita ini menyebar luas dengan sangat cepat, bahkan hingga terdengar di alam Dewa dan Iblis. Mereka menyebut Raiden dengan sebutan " Sang Ungu ". Nama itu menjadi sangat populer akhir-akhir ini.

Seorang lelaki familiar yang mendengar kabar ini menjadi sedikit tidak tenang, muncul seseorang dipikirannya, " Apakah itu Raiden? " ucapnya. Mengingat nama itu, Ia menjadi sangat rindu dengan gadis tengik itu.

Tok

Tok

Tok

" Masuk " ucap lelaki itu dengan wajah yang sangat tidak senang.

Pintu tersebut terbuka, terlihat seorang perempuan yang sangat cantik, " Pangeran... Yue'er sangat merindukanmu " ucapnya dengan wajah sedih. Ia bergerak dengan centil ke arah orang yang ia panggil pangeran .

" Berhentilah bersikap seperti itu " balas Long Yuanshang dengan dingin.

" Mengapa begitu, Shang'er? Kita sebentar lagi akan bertunangan " ucap gadis tersebut sambil tersenyum ceria.

Di sisi lain, Raiden mendapat banyak surat undangan dari berbagai pihak kerajaan maupun kekaisaran. Tetapi Raiden benar-benar tidak berminat untuk menerima undangan tersebut. 

Raiden Edelhein : Cultivation WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang