Five

921 163 18
                                    

Surprise!!
Update nya malam banget ya hehe. Semoga masih ada yang baca setelah agak lama book ini hiatus.
Maaf baru update. Baru selesai hibernasi--eh enggak kok bercanda.















































































"Ni-Ki? Kenapa sayang? Ini Om Hyunjin loh.. Kok kamu kayak ketakutan gitu?"

Ni-Ki membuka mata dengan wajah yang sudah bercucuran langsung memeluk badan Hyunjin yang duduk di sisi ranjang sebelah kiri.

Sedang Yeji yang duduk di sisi ranjang sebelah kanan memasang wajah bingungnya. Ni-Ki kenapa?

"Kenapa sayang? Ada masalah?"
Tanya Yeji lembut.

Ni-Ki menggeleng kuat. Baru Ni-Ki manyingkap selimut nya sebatas paha, buru-buru dia menaikkan selimut nya lagi.

Ni-Ki hampir lupa. Luka yang di betis bekas semalam belum benar-benar pulih.

"Kenapa kok di pake lagi selimutnya? Bukannya panas ya?"
Tanya Hyunjin sembari menyeka keringat yang masih terus bercucuran di kening Ni-Ki.

"Ni-Ki kedinginan Om."

Bohong. Itu bohong. Ni-Ki sebenarnya sangat merasa gerah sekarang ini. Ditambah luka lebam nya semakin ditutup membuat nya terasa panas.
Tapi Ni-Ki menahannya demi menutupi semua yang dia alami selama ini. Ni-Ki hanya tidak mau hubungan keluarga antara Tante Yeji dan Tante Nayeon kandas karena dia.

Hyunjin memeluk dan mengusap sayang rambut halus keponakan nya. Jika boleh diajak kompromi, Hyunjin akan melakukan apapun untuk membawa Ni-Ki dari tempat ini.

Entahlah Hyunjin juga tak tau. Tapi Ni-Ki seperti memiliki dua sisi berbeda yang selalu ditunjukkan nya. Dan dia hanya menunjukkan sisi yang satu. Sedangkan sisi satunya lagi seolah tersembunyi entah karena alasan apa Hyunjin tidak tau.

Bukan sekali dua kali Hyunjin memergoki tingkah aneh Ni-Ki. Ketakutan, sangat kelelahan, dan pucat seperti orang sakit. Namun saat ditanya Ni-Ki selalu bilang bahwa dia sehat dan baik-baik saja dengan cara melakukan aktivitas biasa di depan Hyunjin dengan lancar.

"Om.. Tante.. Ni... Ni-Ki boleh minta satu permintaan?"

"Tentu saja sayang. Kamu minta apa? Pasti om kasih kok."

Ni-Ki mendunduk. Meremat ujung kaos nya sendiri.

"Ni.. Ni-Ki boleh--"

"Ni-Ki!! Waktunya belajar sayang. Ayo bangun!"

Ni-Ki menunduk lesu. Lagi-lagi keinginan nya untuk lepas dari rumah ini digagalkan oleh Tante Nayeon. Bukan. Rumah ini bahkan tidak pantas disebut sebagai rumah untuk anak sekecil Ni-Ki. Ini tempat penyiksaan yang dia tidak tau sampai kapan akhirnya.

"I--iya Tante!"
Ujar Ni-Ki setengah teriak.

"Kamu tadi mau apa sayang? Boleh apa?"

"B--boleh... Boleh peluk Om sama Tante gak?"

"Tentu sayang. Kamu manis sekali."

Hyunjin memeluk badan Ni-Ki dan mengusap-usap punggung nya halus. Diikuti Yeji memeluk anak kecil itu dari samping kanan.

Tunggu dulu.

Hyunjin seperti merasa ada yang salah.

Apa dia salah lihat?

Kenapa ada bekas lebam di perut Ni-Ki?

Saat mengelus punggung Ni-Ki, baju anak itu tidak sengaja tersingkap menunjukkan perut kanan nya yang berwarna merah--tunggu bukan merah. Tapi biru.

Hurt, but It's Okay | Ni-Ki (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang