Twelve

896 142 12
                                    

Alurnya ku cepetin ya, terima kasih.

























































Tidak terasa waktu berlalu. Sudah sekitar 1 tahun Ni-Ki keluar dari rumah paman dan bibinya yang jahat dan memulai hidup baru di Panti tempatnya sekarang tinggal.

Banyak kali dilalui, mulai dari mendapat masalah dengan anak-anak panti, masalah pekerjaan, masalah hampir tertangkap saat menonton dance dari luar, dan masalah sebagainya.

Dan saat ini. Masalah yang paling menimpanya adalah, kondisi kesehatannya semakin lama semakin menurun. Jarang mendapatkan nutrisi, jarang beristirahat, membuat tubuh anak yang hendak beranjak remaja itu perlahan-lahan melemah dan daya tahan tubuhnya menurun drastis. Tidak jarang dia hampir pingsan dan ditolong oleh anak-anak Panti lainnya.

Pada dasarnya Ni-Ki itu hanyalah seorang anak kecil yang masih butuh perhatian dan tidak boleh banyak aktivitas bekerja terlebih di luar ruangan.

Jadi jika sudah seperti ini siapa yang bisa disalahkan?

Tidak ada.

Apakah Niki salah? Ni-Ki hanya ingin bekerja untuk bertahan. Jika dia tidak melakukannya, maka dia tidak akan dapat bertahan. Sebaliknya, jika dia bekerja terlalu keras inilah akibatnya. Imun yang lemah karena jarang mengonsumsi makanan yang bernutrisi. Sangat jarang. Sebenarnya sama saja saat dia tinggal di rumah paman dan bibinya. Perbedaannya hanya Ni-Ki yang merasa tertekan saat di rumah paman dan bibinya. Dan jika di luar dia memang tidak ditekan oleh orang yang jahat tapi keadaanlah yang menekannya.

Dia bukan orang dewasa yang setidaknya daya tahan tubuhnya lebih tinggi yang dapat menahan sakit atau lapar karena terlalu banyak bekerja.

Ni-Ki.

Ni-Ki hanya seorang anak kecil yang harus merasakan kerasnya hidup di usianya yang masih belia.





Sedangkan di lain tempat paman (?) dan bibi (?) nya Hyunjin dan Yeji, baru tau fakta mengejutkan yang dibeberkan oleh salah satu tetangga yang berani membuka mulut mengenai fakta yang tersembunyi selama ini.

Ni-Ki itu adalah anak kandung Hyunjin dan Yeji, saudaranya Jamjam, yang diculik dari mereka tepat saat Ni-Ki baru lahir di rumah sakit. Kakak kandung yi sendiri yang menculik anaknya dan berkata bahwa ada orang yang lari membawa anak mereka dari rumah sakit, yang ternyata dalamnya adalah kakaknya sendiri.

Yeji ingat, Dia sangat frustasi hari itu sampai setahun penuh dan harus mengikuti terapi untuk pemulihan diri.

Dan Hyunjin baru sadar bahwa dia selama ini memang seperti memiliki ikatan batin dengan anak yang sebenarnya anaknya sendiri tapi dianggapnya adalah keponakannya.

Semua yang dikatakan kakaknya mengenai Ni-Ki adalah bayi yang ditemukan di keranjang depan rumah itu adalah bohong. Karena mereka memang sengaja menculik Ni-Ki karena ada dendam pada hyunjin mengenai Hyunjin yang tidak mau membantu mereka mendirikan usaha dengan modal dari Hyunjin. Tapi yang mirisnya, Nayeon berbuat hal semacam itu tanpa mengingat kalau Yeji adalah adik kandungnya sendiri.

Dan itu adalah kejadian 1 bulan yang lalu, disaat Hyunjin mulai menaruh curiga pada Nayeon karena tidak pernah diperbolehkan mampir ke rumah mereka untuk menemui Ni-Ki. Setelah mendesak tetangga yang selama ini bungkam karena takut, akhirnya Hyunjin mendapat jawaban.

Anak kandungnya yang selama ini dianggap keponakan telah keluar dari rumah itu hampir 1 Tahun lamanya dan tidak pernah kembali.

Hyunjin dan Yeji tentu saja frustasi dan berusaha mencari anak kandung mereka yang hilang.

Sebulan sudah setelah mereka mengetahui fakta, tapi mereka belum juga menemukan Ni-Ki dimana pun.


























Sementara Ni-Ki.. terdiam menatap langit-langit rumah sakit dengan tangan tertancap infus.

Dirinya sudah berdiam diri di rumah sakit sejak 5 hari yang lalu dan belum ada tanda-tanda pulang sama sekali. Keadaannya tidak stabil dan baru semalam dia mengalami drop dan hampir koma. Wajahnya memucat, badannya semakin kurus, dan binar cerah dari anak itu semakin lama semakin meredup.

Ya awalnya menolak dibawa ke rumah sakit dan yakin akan sembuh bila dirawat di pantai. Tapi Kei yang dasarnya sayang pada semua anak-anak Panti memutuskan membawa Ni-Ki ke rumah sakit dengan Diamond biayanya. Karena kesehatan anak-anak adalah prioritasnya.

"Kak, kapan Ni-Ki bisa keluar dari sini?"
Tanyanya pada K yang setia duduk disampingnya sambil membelai wajah pucat pasi itu.

Bahkan jika orang lain liat, seperti tidak ada lagi warna dalam hidup Ni-Ki.

Kei menggenggam tangan kecil yang semakin kurus itu. Merasa kasihan dengan Ni-Ki. Dia sudah tau seluk-beluk anak kecil itu lewat Ni-Ki yang tanpa sadar menceritakan hal-hal yang dihadapinya karena merasa tidak kuat lagi dan merasa kei adalah orang yang cocok sebagai tempat sandarannya.

"Tunggu Ni-Ki sembuh dulu ya. Oh iya, Ni-Ki minum dulu ya? Nanti dehidrasi oke?"

Ni-Ki mengangguk lemas dan minum dengan dibantu Kei yang sudah dianggap nya kakak sendiri.

Anak-anak panti juga kemarin datang menjenguk Ni-Ki. Sedikit banyak itu membuat Niki lebih semangat untuk sembuh tapi keadaannya tidak membaik juga. Dia merasa tubuhnya semakin lama semakin lemas dan jujur dia tidak yakin bisa sembuh. Dia juga tidak tahu pasti penyakit apa yang ada dalam tubuhnya, tapi yang jelas ini sungguh menyiksa nya. Bahkan hanya untuk berjalan pun dia sudah tidak mampu harus dibantu kursi roda atau digendong. Tubuhnya benar-benar sangat lemas.

Sebenarnya ini bukan dimulai dari 1 minggu yang lalu tapi beberapa bulan yang lalu. Tapi dia enggan memberitahukan kepada anak-anak Panti takut merepotkan atau menyusahkan mereka. Jadi dia menahan semuanya sendirian, hingga saat lah puncaknya dia drop dan dilarikan ke rumah sakit.

"Kak"
Ni-Ki memanggil Kei lagi tapi pandangannya menjurus menatap langit-langit kamar rawat inapnya.

"Iya? Ni-Ki butuh sesuatu?"

Ni-Ki mengangguk lemah.

"Apa itu? Biar kakak ambilkan. Ni-Ki butuh apa?"

Sebelum benar-benar mengucapkan kata-katanya, air mata menetes turun dari pelupuk matanya.

Kei yang melihat itu tentu merasa sedih. Segera dia menyeka pelan air mata anak itu dan mendekap Ni-Ki yang berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Jangan nangis.. Ni-Ki pasti sembuh. Ayo semangat. Sebentar lagi Ni-Ki bisa keluar dari sini, oke?"

Ni-Ki mengangguk dalam dekapan Kei. Meskipun dalam hatinya Dia merasa bahwa perkataan Kei barusan terjadi padanya, hanya 10% keberhasilan nya. Lihatlah, badannya lemah dan tidak ada perkembangan sama sekali sejak di rawat di rumah sakit.

Kei melepaskan pelukannya dengan Ni-Ki dan mengusap lembut air mata anak itu, "Ni-Ki jangan begini. Ni-Ki harus senyum dan yakin bisa sembuh. Ni-Ki kuat kok, iyakan? Ni-Ki harus janji untuk senyum dan keluar dari sini dalam keadaan sehat. Ni-Ki paham?"

Ni-Ki mengangguk pelan.

Ni-Ki mengkode agar Kei menaikkan tempat tidurnya sehingga posisinya sekarang adalah duduk.

Ni-Ki meremat jari-jari nya dan menundukkan kepalanya, "Ni-Ki cuma mau.. Ni-Ki punya kesempatan buat ketemu sama Papa Mama kandung Ni-Ki dan.. ketemu sama Nenek baik. Itu aja."

Kei yang memperhatikan anak kecil itu menangis lagi, lantas kembali memeluknya.

"Udah Ni-Ki jangan begitu. Ni-Ki pasti punya kesempatan buat ketemu sama mereka. Makanya, Ni-Ki ayo semangat buat sembuh nanti kita cari mereka sama-sama, oke? Kak Kei janji bantu Ni-Ki. Oke?"

Ni-Ki lagi-lagi mengangguk dan mempererat pelukannya pada Kei yang sudah dia anggap kakak kandungnya sendiri.

























































To Be Continue

Don't forget to vote and comment chingu-deul

Thank You.

Hurt, but It's Okay | Ni-Ki (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang