1.Stay at home

6 1 0
                                    

"Nu ambilkan ayah teh manis di atas meja" Ucap pria tua yang tengah duduk tenang.

Wanita tua di sampingnya tersenyum menatap pria tua itu yang tak lain adalah suaminya, Dia sangat mengetahui apa yang terjadi dan mengambil teh manis untuk suaminya.

"Lah kok ibu yang ambil, mana putri kesayangan ibu itu? "Ucap pria tua itu.

" Udahlah pak jangan nyari ribut sama anak sendiri ah"

Wanita tua itu mengerutkan keningnya lalu berjalan menuju dapur, tak sengaja menengok ke kamar putrinya dan tersenyum.

Wanita cantik dengan lesung pipi di sebelah kiri menambah kecantikannya yang alami di tambah tubuhnya yang begitu seksi dan menawan, Dialah putri kesayangan ibunya,Januari.

Januari anak yang manis dan periang pada siapapun, tapi sekalinya ada kata kata yang salah keluar dari mulut orang lain, dia tak segan untuk mendebatnya atau bahkan sampai bertengkar dengan orang itu.

Januari keluar dari kamarnya dan bertemu dengan ibunya, Bu Clara.

"Hai mam" Ucap Januari sambil tersenyum.

"Hai sayang, cuci muka sana masa anak perawan baru bangun jam segini" Ucap ibunya dengan lembut.

"Hmm" Wajah Januari tiba tiba murung dan segera menuju kamar mandi.

Tiba tiba,

"Baru bangun nu, ayah nyuruh kamu tadi" Ucap pria tua yang tak lain adalah ayah jani, pak Suripto.

"Apa sih yah jangan nu na nu nu deh, aku udah bilang aku gak suka yah panggil aku jani" Ucap Januari yang sedang kesal.

"Nama kamu kan Januari ya gak papa terserah ayah, kan ayah yang namain kamu" Ucap ayahnya tak mau kalah.

"Siapa suruh namain anak cewek kayak cowok, masa Januari sih kalo gk janu manggilnya ari dasar ayah" Jani segera menuju kamar mandi.

Ayahnya hanya menggelengkan kepala sambil sedikit tersenyum mengingat ingat ketika Jani dilahirkan.

~Di kamar mandi

Jani segera mencuci mukanya lalu melihat dirinya di cermin dan menangis, dia mengingat kejadian kemarin saat dirinya pulang sekolah bersama sahabatnya, Fika.

Dia tak sanggup mengingatnya dan menghentikan bayangan itu, namun rekaman video nya masih tersimpan jelas di hpnya. Sehingga dia tak dapat mengelak kalau kejadian itu adalah fakta.

Kemarin.....

"Fik, ayah aku gak bisa jemput nih aku boleh nebeng sama kamu gak? " Ucap Jani.

"Boleh, ayo Jan" Ucap Fika.

Setelah Fika menyalakan motornya dan keluar dari tempat parkir, dia melambaikan tangannya pada Jani dan menunjuk ke arah Niko.

Jani kebingungan dan menghampiri Fika, tapi Fika malah pergi dengan cepat.

"Ayo Jan naik, katanya Fika ada acara sama mama nya jadi kamu ikut aku aja" Ucap Niko.

"Emang gak papa Nik? Aku gak mau ngerepotin kamu" Ucap Jani.

"Gak papa kok Gak ngerepotin, Yuk naik" Ucap Niko.

Jani pun langsung naik dan pulang bersama Niko, dia sempat sedikit bercerita tentang masalah tugas tugasnya di sekolah kepada Jani dan meminta bantuannya Untuk mengerjakan tugasnya.

Jani yang merasa berhutang budi akhirnya setuju dan mereka pergi ke rumah Niko.

Sesampainya di rumah Niko.....

"Tapi jangan lama lama ya, udah jam 4 sore nih takut di marahin ayah"Ucap Jani.

" Iya Jan" Ucap Niko.

Jani dipersilahkan untuk duduk lalu Niko memberikan dia segelas air putih dan membawa buku buku pelajarannya.

"Silahkan di minum Jan" Ucap Niko sedikit memaksa.

Jani pun meminum air putih itu karena sedikit merasa kehausan,



Jangan pernah menutupi masalahmu sendirian, berbagilah keluh kesahmu agar kamu sedikit merasa tenang..
~Januari~



#next
#mohon komenannya ya sobat

Januari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang