. Sadness

323 52 0
                                    

#Light — Sadness

Senan terdiam didalam kamarnya. Ia memilih untuk bermain dengan mawar yang berada diatas nakas. Beberapa kelopak mawar bertebaran di atas ranjangnya.

Haris membuka pintu berniat membawa makanan untuk temannya itu. Namun ia bisa melihat Senan benar-benar seperti tidak memiliki semangat hidup.

Tatapan omega itu nampak kosong tanpa harapan. Brayden yang berdiri didepan pintu hanya terdiam sejenak, sebelum mengambil alih nampan makanan yang dibawa Haris.

"Saatnya kau makan siang senan."

"Aku tidak ingin..."

Brayden menghela nafas kasar dan meletakan makanan Senan diatas nakas. Ia mengusap wajahnya dan melirik kearah Haris.

"Senan kau harus makan..."

Senan memejamkan matanya dan mengambil makan siangnya. Ia tetap memakan makanan itu meskipun ia sangat ingin tidak makan saja.

Beta itu melirik kearah pergelangan tangannya. Dimana tanda mate dari Sehwa sudah hilang, berganti dengan milik Gean.

"Dimana gean?"

"Dia sedang latihan."

Senan beranjak dan menggunakan jubahnya. Diluar hujan dan beta itu nekat keluar kamar. Hal ini tak biasanya terjadi, sepenting apa urusan Senan dengan Gean kali ini?

Ia berjalan pelan dan berhenti didepan kerumunan guard yang sedang melakukan pelatihan sontak semua guard terdiam. Gean yang sedang berdiri membelakangi Senan pun ikut berbalik badan.

"Senan, kenapa kau-"

Bruk!

Gean panik dan membawa Senan kembali kekamarnya namun beta itu terlihat semakin gelisah. Keringat mengucur deras dari keningnya. Apa trauma itu kembali karna Senan menerobos hujan?

"Haris!"

Haris lantas berlari mendekat dan memeriksa keadaan Senan namun beta itu masih terlihat sangat gelisah, matanya terpejam dan ia masih menggumamkan kata dengan pelan.

"Dia akan heat...tapi aku tidak yakin supresant bisa membantunya..."

Gean panik, meskipun keduanya adalah sepasang mate Senan tidak akan semudah itu menerimanya untuk membantunya saat heat seperti ini. Gean bahkan tidak jatuh cinta pada beta didepannya, ia hanya sedikit terpesona.

"Sehwa...sehwa..."

Haris berusaha menyadarkan beta itu namun ia tidak bisa. Apa yang Senan bayangkan hingga ia terus menggumam nama Sehwa disaat seperti ini.

"Aku akan membantunya..."

"Kau yakin?"

"Aku akan membantunya sebagai sehwa...bukan sebagai gean, aku yakin dia tidak akan menerima bantuan jika tidak seperti ini. Tutup tirainya."

warn : kissing menjurus ke hal berbau dewasa

Tirai tertutup menyisakan remang lampu dari kamar Senan. Brayden dan Haris memilih keluar dan mengunci pintu. Mereka takut untuk menyerahkan hal ini pada Gean tapi mereka tidak bisa membantah.

"Senan...dengarkan aku."

"Sehwa tidak memanggilku seperti itu...kau bukan sehwaku..."

Gean bisa melihat beta itu sangat frustasi sekarang. Apa ini yang terjadi ketika ia heat...ia pasti sangat merindukan Sehwa.

"Katakan apapun, yang selalu sehwa katakan padamu."

"Sayang...dia selalu berkata seperti itu un-"

Senan menahan bahu Gean namun tangannya terlalu lemah membuat Gean dengan mudah mengunci tangan Senan diatas kepala.

Lumatan lembut itu membuat Senan lupa, siapa yang sekarang beda diatas tubuhnya. Aroma mint menguar memenuhi indranya, terasa sangat nyaman.

Gean menjauhkan wajahnya dan mengecup pelan leher Senan namun sang beta menolak menjauhkan perpotongan lehernya dari jangkauan Gean.

#Light ── MinsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang