. One Day

327 46 0
                                    

#Light — One Day

Senan terbangun dan menemukan Gean duduk bersandar pada headboard disebelahnya. Senan merapatkan selimutnya dan membalikan badan, enggan menatap alpha barunya.

"Sudah bangun omega?"

"Menurutmu?"

Gean tertawa dan mengusak pelan rambut Senan yang masih terasa basah karna keringat. Yang lebih tinggi mendekat dan mengecup pelipis Senan.

"Bangunlah, kau harus sarapan sebelum meminum ramuan yang diberikan haris."

Senan membalikan badannya lagi menghadap genan. Beta itu mengerucutkan bibirnya, sepertinya Gean paham kenapa beta itu merajuk.

"Kau tidak ingin minum obat ya?"

Tok tok

"Beta senan, obat yang dikirimkan tabib haris sudah datang."

Senan menghela nafas lalu menggunakan jubah tidurnya sebelum beranjak menuju pintu dengan berpegangan meja. Gean yang melihat itu tertawa lalu mengangkat tubuh Senan.

"Katakan padaku jika kau butuh sesuatu sayang."

"Jangan menggodaku!"

Gean kembali tertawa lalu berjalan mendekati pintu. Senan membuka pintu dan menemukan pelayan membawa senampan obat-obatan miliknya.

Beta itu menemukan satu barang yang jarang ia lihat. Semacam salep, tapi apa gunanya salep itu ia bahkan tidak terluka.

"Aku yang meminta itu."

Setelah meminum ramuan yang diberikan Haris, Senan memilih membersihkan diri sedangkan Gean sibuk mengerjakan laporannya dimeja kerja milik Senan yang berada dikamar.

Ia bisa melihat data-data milik Senan berserakan disana termasuk sebuah surat milik Sehwa yang ditinggalkan sang pemilik sebelum perang itu terjadi.

"Aku tau temanku bodoh, tapi kau terlalu bodoh meninggalkan matemu sehwa..."

Senan mendudukkan dirinya disebelah Gean lalu mengambil surat itu dari tangan Gean dan menyimpannya didalam laci yang berisi surat serupa milik Sehwa.

"Haruskah aku membuang kunci laci ini senan?"

Senan tersenyum lalu menyerahkan kunci laci itu pada Gean.

"Tanpa kau buang aku tidak akan membuka laci itu. Itu sama saja menyakitiku."

Ucapan Senan membuat Gean terdiam sejenak sebelum menyimpan kunci itu kedalam kantung celananya.

"Kau yakin?"

"Tidak ada alasan untuk tidak yakin gean...semua yang sudah terjadi adalah hal tak seharusnya terlalu aku fikirkan..."

Gean mengusak rambut Senan lalu mengecup puncak kepala beta itu sebelum menarik tangan yang lebih kecil untuk duduk dipangkuannya.

"Awww!"

"Astaga hahaha maafkan aku sayang, aku lupa lukamu semalam masih butuh istirahat."

"Jika bisa aku sangat ingin mengumpatimu sekarang song geandrane."

#Light ── MinsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang