. Talk

364 57 0
                                    

#Light — talk

Beberapa hari selama perjamuan berlangsung membuat Gean sering datang dan mengunjungi ruang kerja milik Senan. Entah sekedar menikmati teh bersama ataupun bertanya kabar beta itu pasca pra heatnya berlangsung.

Hari ini Gean ditemani Brayden diruang kerja. Anak-anak Senan juga berada disana bercanda bersama Senan selagi beta itu memiliki waktu senggang.

"Aku rasa banyak yang berubah dari fullmoon."

Brayden mengangguk mengiyakan perkataan Brayden sejak turunnya tahta keluarga park secara paksa membuat Brayden mau tak mau merombak semua yang ruangan yang digunakan Senan.

"Senan bertahan selama ini meskipun dia sering tersiksa sejak kematian matenya."

Gean memandang kearah dimana Senan tersenyum lebar bersama kedua putrinya. Seperti ada yang hilang dari diri beta itu.

Gean dan Senan memutuskan berbicara berdua tanpa gangguan Brayden maupun kedua putri Senan. Beta itu heran dengan perilaku Gean yang tiba tiba saja mengajaknya bicara seperti ini.

"Ada yang kau butuhkan gean?"

"Jujur saja tidak ada, harusnya aku yang bertanya."

Senan yang sedang mengerjakan berkas nya terdiam. Beta itu mendongak menatap Gean yang duduk dimejanya.

"Tentang?"

"Tentang matemu."

Gerakan beta itu total berhenti membuat Gean mau tak mau harus ikut terdiam dalam suasana hening. Apa yang terjadi?

"Ada alasan kau menanyakan ini?"

"Kau membutuhkan mate untuk membantumu kan?"

Brak!

Brayden yang ada diluar merasa was-was. Apa yang terjadi didalam sana sampai suara gebrakan itu terdengar begitu nyaring.

"Merasa peduli pada kemalanganku gean?"

Alpha bersurai abu-abu itu lantas berdiri dan menatap lekat Senan. Iris biru muda itu menyala terang, apa beta ini sedang marah padanya?

"Jika iya, kenapa?"

"Aku tidak butuh belas kasihan apapun dari alpha sepertimu."

Namun Gean justru tersenyum dan mencengkram pergelangan tangan Senan. Disana ada tanda mate milik Senan, sedikit saja tersentuh alpha lain mungkin bisa menghilangkan bekas itu dari tangannya.

"Lepas! Apa yang kau lakukan!"

Gean terdiam, ia tau hal buruk akan terjadi jika tanda mate itu terhapus. Tapi jika tidak seperti ini Senan akan semakin terikat dengan kenangan Sehwa terlalu dalam.

"Lepas! Jangan hilangkan bekas itu kumohon!"

Gean memejamkan matanya. Rasa bersalah memenuhi dirinya ketika Senan memohon dengan demikian padanya. Apa yang harus ia lakukan...

Brayden berusaha membuka pintu saat mendengar tangisan Senan namun pintu itu terkunci dari dalam.

"Ini satu-satunya kenangan dari sehwa...kumohon lepaskan..."

Gean mendekat dan menatap iris biru itu dengan lekat. Air mata masih mengalir dengan deras darisana. Inilah titik kelemahan Senan yang tidak diketahui orang lain.

"Lepaskan tanda ini senan sampai kapan kau mau bertahan?"

"Sampai kapanpun...aku tidak pernah ingin kehilangan se-"

Cup

Suasana mendadak hening. Tanda mate ditangan Senan berubah, dari sebuah tanda bergambar bunga menjadi sebuah tanda susunan rasi bintang. Sama seperti milik Gean yang berada di pundak.

"Tidak mungkin..."

#Light ── MinsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang