. Roses

246 41 0
                                    

#Light — Roses

Setelah mandi Gean sudah menghilang dari kamar entah kemana hilangnya alpha bersurai abu itu setelah kejadian mandi bersama tadi.

Senan mendekati meja kerjanya dan menemukan sebuah surat berwarna biru muda tergeletak diatas mejanya. Beta itu membukanya dan menemukan tulisan tangan Gean.

'Aku hanya mengingatkan jika saja kau lupa omega. Temui aku di taman mawar setelah matahari tenggelam.'

"Aku tidak paham jalan pikiran alpha satu ini. Dia bisa mengobrol denganku disini kenapa harus di taman?"

Ceklek

Pintu terbuka dan Sophiya berdiri didepan pintu, tangannya membawa sebuah kotak yang Senan tau bahwa isi dari kotak itu adalah beberapa barang untuk merias diri. Kenapa putrinya membawa itu kemari?

"Tumben sekali datang, biasanya lebih sibuk dengan tumpukan buku?"

Putri sulungnya itu memilih meletakan kotak itu diatas meja dan memeluk sang bunda cukup erat dan terkekeh pelan.

"Ayolah bunda, ini demi buku baruu~"

"Apa yang ditawarkan ayahmu sampai kegiatan membacamu terganggu?"

Sophiya nampak berfikir, mengingat apa yang dikata sang ayah padanya.

"Ahh! Sekumpulan fiksi baru~"

Senan hanya menggeleng heran, ia menengok kearah lemari dimana baju berwarna putih tergantung dengan apik disana.

"Apa dia juga memintaku menggunakan itu...tapi kenapa tali hitam itu membuatku was was..."

Sophiya melirik kearah pakaian yang dimaksud sang bunda. Lalu tersenyum jahil dan mulai memberikan sedikit bubuk ke permukaan wajah sang bunda.

"Bukankah itu bagus bun? Ayah akan sangat menyukai nya jika bunda menggunakan itu."

"Aku tidak yakin... Tali hitam itu membuatku berfikir tentang hal lain."

Sophiya tertawa lalu menyerahkan cermin kecil kepada Senan. Beta itu melihat cerminan dirinya pada cermin. Polesan tipis sophiya terasa begitu cocok dengan iris biru mudanya.

"Kamu yakin dia akan menyukai ini?"

"Tentu bunda, sekarang cepat ganti baju!"

Senan memperhatikan penampilannya didepan cermin. Pakaian putih dan celana kain hitam yang cukup sempit untuk ia pakai, apa Gean sengaja?

"Hahh...aku merasa tidak nyaman jika berjalan keluar seperti ini"

Beta itu mengambil jubah panjang dan ia gunakan untuk menuju taman mawar yang berada dibagian belakang kastil.

Daerah belakang memang cukup sepi dan remang-remang namun hari ini seperti terlihat banyak sekali lampu berpijar berwarna merah muda. Setidaknya tempat ini menjadi cukup terang.

Senan memasuki gerbang dan kembali menutupnya. Jalan keluar taman kembali tertutup sulur berduri dan beberapa mawar bermunculan. Suasana didalam menjadi sangat terang saat gerbang tertutup.

"Sudah datang?"

Senan berbalik dan menemukan Gean dengan setelan rapinya sedang tersenyum. Cukup samar karna lampu nya membuat pandangan Senan memburam.

"Aku sudah datang, ada yang ingin kau bicarakan?"

warn! kissing agak 18+

Grep

"Jangan terlalu serius, tidak bisakah dirimu mengurangi pikiran tentang pekerjaan?"

"Kau marah padaku?"

"Aku tidak marah omega, aku hanya kesal."

Senan tertawa lalu memeluk leher Gean, sedikit berjinjit untuk mengecup rahang yang lebih tinggi. Salahkan tubuhnya yang terlalu pendek jika berada disebelah Gean.

"Jangan merajuk, aku hanya bercanda."

Gean memilih memeluk pinggang sang Beta dan sedikit mengusapnya. Senan otomatis terdiam kaku sebelum memukul tangan Gean dengan cukup kuat.

"Aku baru sampai!"

Gean terkekeh lalu melepas jubah milik Senan dan menggendong beta itu keatas ranjang yang ada disana. Aneh, sejak kapan disana ada ranjang? pasti semua ide Gean.

"Kau pikir aku perduli jika kau baru datang?"

Tangan Gean menarik tali yang mengikat leher Senan dan mengecup seluruh wajah beta manis didepannya. Senan memilih meremas bahu Gean.

"Aku tau kau ingin protes. Jadi katakan selagi bisa."

#Light ── MinsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang