. Mate

341 40 0
                                    

warn! full mature content

Gean menatap manik biru muda milik Senan lantas mengecup dahi beta itu dengan lembut penuh kasih sayang. Senan sendiri hanya mengerjapkan matanya, rasanya begitu nyaman ketika Gean memeluknya seperti ini.

Aroma jasmine milik Senan merebak berpadu dengan aroma mawar yang menguar dari ruangan. Gean tersenyum dan mencumbu beta yang berstatus sebagai istrinya itu. Senan sendiri memilih memeluk leher Gean dan tangan satunya meremas pelan surai abu milik sang alpha.

Suara kecipak terdengar begitu nyaring ketika Gean mulai mencumbu bibir plum itu semakin dalam. Remasan pada rambut Gean semakin berantakan, kaki beta manis itu bergerak gelisah membuat lututnya tidak sengaja menyenggol kejantanan milik Gean.

Karna panik ciuman keduanya terlepas begitu saja menyisakan benang saliva yang membentang diantara keduanya. Senan bisa melihat Gean dengan lebih dekat dengan posisi seperti ini. Surai abu basah yang membuat Gean nampak lebih menawan dari biasanya.

"Sudah puas memperhatikanku?"

Pipi Senan bersemu membuat lelehan gemas meluncur begitu saja dari bibir Gean. Alpha itu heran bagaimana seorang luna seperti Senan memiliki sifat semenggemaskan ini. Berbeda dengan Senan jika sedang melakukan rapat pack.

Senan tersenyum dan mendorong bahu Gean agar alpha itu duduk bersandar pada tembok. Senan mendudukan dirinya dan mulai melepaskan pakaiannya sebelum bersimpuh didepan kaki Gean.

"Kau tidak keberatan kan melakukan seperti ini?"

"Untuk apa aku keberatan?"

Senan mengusap milik Gean dari luar celana, membuat alpha itu mendongak karna remasan pelan sang beta manis didepannya. Satu hal yang Gean baru ketahui, bahwa seorang beta juga bisa semenggoda ini.

Celana milik sang alpha ditarik pelan, Senan mendudukan dirinya diatas pangkuan Gean. Beta itu kembali memasang tali hitam itu tanpa pakaiannya. Hanya tubuh polos dan seutas tali hitam.

Gean menarik pelan tali itu sebelum menariknya keatas, membuat beta itu cukup tercekik. Namun melihat ekspresi Gean membuat Senan urung mengeluarkan ucapan tidak terima yang ingin iya katakan.

"Sejak kapan kau jadi se nakal ini?"

"Ingatkan aku alpha, siapa yang suka meremas pantatku ketika aku bekerja? Kau yang mengajariku untuk mesum seperti ini."

Gean tertawa lalu mengecup leher Senan, meninggalkan beberapa tanda baru pada tubuh polos beta tertinggi full moon itu. Aroma mint milik Gean memenuhi penciumannya, semakin kuat hingga beta itu rasanya ingin disentuh semakin jauh.

"Kau tau aku sangat suka susu."

Gean berucap demikian dengan tangan memeluk pinggang Senan dan menjilati tonjolan pada dada Senan dengan gerakan pelan membuat beta itu memejamkan mata dan meremas kembali surai abu basah milik sang alpha.

"Ahhh alpha..."

Gean kembali meraup tonjolan dada itu dan mengigitnya pelan membuat remasan di rambutnya semakin kuat. Tangan Gean meremas bongkahan sintal milik Senan membuat beta itu semakin kewalahan.

"Anghh~"

"Manis, kau tidak ingin melepaskan pakaian ku?"

Beta manis itu membuka matanya, Gean tersenyum mirip saat melihat tatapan sayu milik Senan. Beta itu menantangnya, sepertinya sangat ingin dihancurkan malam ini.

Atasan Gean terlepas memperlihatkan tubuh penuh luka yang menawan dimata Senan. Mungkin akan lebih menawan jika terdapat bekas cakaran milik jari mungil Senan disana.

"Kau ingin aku yang memulai?"

Senan menggeleng lalu menurunkan celana Gean hingga lutut, Beta itu duduk atas milik Gean dan sedikit menggeseknya. Desisan Gean membuat Senan tersipu namun beta itu berusaha menyembunyikan itu.

Beta itu mengangkat tubuhnya dan memasukin milik Gean dengan perlahan, rasanya masih cukup perih saat milik Gean menerobos kedalam tubuhnya. Sial apa yang dilakukan alpha itu hingga miliknya jadi sebesar ini untuk memenuhi tubuh Senan.

"Ahhh~"

"Kau ingin bergerak?"

Senan kembali menggeleng, Gean memeluk pinggang kecil Senan dan mulai menghentakannya dengan cepat, tubuh kecil Senan terhentak-hentak cukup kuat membuat beta itu meremas bahu Gean hingga menimbulkan bekas cakaran.

"Anghh ahhh~"

"Kau tau apa yang harus kau lakukan saat kita bercinta sayang."

Senan kembali mendesah keras saat Gean kembali menggoda dadanya, lidah alpha itu membuatnya semakin kewalahan. Tubuhnya terasa panas dan bagian bawahnya terasa sangat penuh.

"Hahh anghhh alpha~"

"Lebih keras sayang."

Perintah Gean disusul dengan gerakan mendadak dimana Gean kembali menindihnya dan bergerak lebih cepat menumbuk senggama Senan. Beta manis itu hanya bisa mendongak dan membuka bibirnya, mendesah keras seperti pelacur hanya untuk Gean.

"Anghhh ahhh alphaa aku ahh!"

"Tahan sebentar."

Rengekan Senan terdengar begitu manis ditelinga Gean, bagaimana beta itu merasa frustasi karna tidak bisa mencapai titik putihnya. Ia ditahan oleh Gean, sedangkan alpha itu terus menumbuknya dengan kuat.

"Ahhh alpha kumohon.."

"Kubilang tahan sebentar omega."

Gerakan Gean semakin cepat, Senan kewalahan. Miliknya terasa begitu berdenyut karna belum mencapai pelepasan sedangkan milik Gean semakin mendesaknya.

"Shh ahh sayanghh"

"Lepaskan alphaa..."

Gean tersenyum lalu melepaskan milik Senan dari genggamannya. Milik Senan keluar dengan cukup deras mengotori tubuh sang beta sedangkan Gean memilih mengeluarkan miliknya didalam tubuh Senan.

Cup

"Aku tau kamu sangat lelah, tidurlah."

Usapan sayang mendarat diatas surai kelam milik Senan. Beta itu sudah terpejam didalam dekapan hangat Gean. Alpha bersurai abu itu terkekeh pelan lalu mengecup kening senan dengan sayang.

"Selamat malam mate. Aku sangat mencintaimu"

#Light ── MinsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang