Kara's POV
Hanya suara dentingan sendok dan garpu beradu di piring masing-masinglah yang terdengar di ruangan besar ini. Api perapian yang awalnya hangat, malah membuatku menggigil. Bayangkan saja, apa reaksimu ketika berada di satu ruangan yang sama dengan 3 manusia serigala dengan kekuatan besar?
Rasa takut akan diterjang oleh serigala-serigala ini yang membuat tanganku gemetar. Tanganku bahkan sudah tidak berdaya lagi mengangkat garpu untuk menyuapkan salad kesukaanku.
"Kau gemetar, Kitten." suara rendah dan dalam itu memberikan efek aneh bagiku, dan apa? dia memanggilku apa? Kitten!
"Kitten, huh." dengusku kecil.
"Hahaha... kalian ini lucu." tawa Victoria- Tori, saudari Sean di saat yang tidak tepat. Biar kudeskripsikan aura di ruangan ini, canggung.
"Ini sama sekali tidak lucu!" sergah Sean berdiri di sebelahku. Jas hitamnya yang daritadi hanya teronggok di kursi disampirkannya ke bahuku. Rasa hangat langsung menguap di kulitku, entah karena bahan jasnya yang tebal atau... suhu badannya di sekitarku. Aku menggelengkan kepalaku, menghilangkan pemikiran itu.
"Well, bagimu itu tidak lucu tapi bagiku.. itu lucu dan," Tori tersenyum meremehkan, "Menyedihkan."
Sean menggebrak meja dengan keras. Beberapa piring yang berisi makanan juga sampanye di ujung sana, jatuh terpecah di lantai.
Tori menutup mulutnya, tapi tatapan kurang ajarnya belum juga berubah. Dani? Well, wanita itu hanya diam daritadi memandangi Sean dengan wajah datar seakan tidak menyadari suasana.
"Kami di sini ada keperluan." ujar 'Luna' Dani pada akhirnya
"Katakan. Lalu pergi!" geram Sean, berusaha menetralkan dirinya sambil duduk kembali. Tangannya meraih tanganku di bawah meja. Aku menatapnya dengan pandangan bertanya, ia balik menatapku dengan tatapan- memohon?
Tangan hangatnya menyusuri telapak tanganku dan menyatukan tangan kami hingga bergandengan. Seketika tubuhku menghangat sembari ibu jari Sean mengusap telapak tanganku, menciptakan sebuah kenyamanan di antara kami berdua. Punggung Sean kulihat sedikit merileks,
"Pack yang kubuat dengan Tori, mengalami masalah," Sean hanya mendengus mencemooh, "Tapi lupakan dulu masalah itu. Siapa wanita cantik dan beruntung yang menjadi pendampingnu ini, Son?"
Sean berbalik menatapku, senyum senang terkembang di bibirnya, ibu jarinya masih mengusap telapak tanganku dan genggamannya semakin mengencang, "Karalina, dan dia memang cantik." jawab Sean menekankan kata 'memang'.
"Ehm... Saya Kara, Madam." suara yang keluar dari tenggorokan terdengar seperti tikus terjepit.
Lagi-lagi Tori tertawa lantang, "Dasar wanita formal." sindirnya padaku.
"Maaf Victoria, namun kutanya padamu; memang apa salahnya jika aku bertanya formal? Whilst, aku tidak bertanya padamu." ujarku telak. Aku benci gadis ini dengan sifat frontal dan tidak tahu dirinya. Bagaimana pun juga ia datang kesini meminta bantuan, maka setidaknya bersikap baiklah pada 'Luna' pack ini.
Oh tidak! Baiklah lupakan, aku bukan 'Luna' disini, dan itu tidak akan pernah terjadi.
"Nice shoot, babe." Sean tersenyum miring padaku, mau tak mau aku tak bisa menahan senyum tipisku yang merekah di bibir. Sean menatapku intens dan menggeram tertahan,
"Ok so," Dani menepuk tangannya mengumpulkan perhatian. Tori bersungut sebal, "Sekelompok- Ah tidak, beberapa kelompok Rogue mengatur rencana untuk menghancurkan Pack yang baru saja kami dirikan."
"Dan kalian tidak punya cukup tentara untuk melawan?" sindir Sean menatap tajam ke Tori yang bersungut kesal.
"Kalau kau tidak mau membantu, kami bisa-"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Alpha [ON HOLD]
Manusia SerigalaKaralina Wiratama, seorang dokter muda keturunan Indonesia-Yunani memutuskan untuk menjalankan tugasnya di East Wolf. Beberapa keanehan sering terjadi di sana sampai semua rahasia itu terkuak dan kenyataan bahwa ia harus menjadi pendamping Sean, san...