5

48 8 19
                                    


Happy Reading


*

***

Sang Amerta masih malu-malu untuk menampilkan sinarnya di pagi hari yang mulai menghilang kabut nya.

Langit Yaa bocah yang sekarang umurnya sudah 6 tahun. Bocah lugu dengan senyuman yang tak pernah lupa di perlihatkan nya. Bocah yang terlampau ramah pada semua semua orang yang dirinya temuin.

Berharap ada beberapa orang yang bersyukur akan kelahiran di dunia. Khusus kara yang sangat membencinya.

Entahlah karena apa. Salahkan langit lahir!!

Setiap kaila pulang dari sekolah nya. Selalu bahkan mungkin lebih awal langit menunggu didepan teras didekat rumah kaila. Sambil memegangi erat-erat buku dan pensil yang menjadi teman nya akhir-akhir ini.

Jika kebanyakan anak-anak seusianya Sudah masuk sekolah dasar. Berbeda dengan langit yang bahkan tak punya kesempatan untuk bersekolah. Di karena kara yang sangat tak mengijinkan bahkan tak peduli dengan masa depan langit yang mungkin terlihat sekali suram nya.

Orang tua kaila bisa dipanggil pak Hasan dan ibu Mutia selalu menyambut baik akan kehadiran langit. Yang tak seberuntung kaila yang bisa sekolah. Untuk jajan pun langit tak memiliki uang. Jika anak-anak lainnya sedang asik mengunyah jajanan. langit Hanya ikut-ikutan mengunyah angin Kosong. Sambil mengembungkan pipi seolah sedang makan.

Miris Mungkin bagi mereka yang tak tahu langit dibesarkan di tempat yang mungkin bisa dikatakan hina. Banyak yang menjauh langit hanya karena langit yang terlalu di tempat pelacuran.

Dengan baju yang mungkin hanya ada empat warna. Mulai dari biru, kuning, merah, dan putih dan baju-baju itulah yang selalu dipakai Langit secara bergantian. Hanya itu tak ada baju yang lainnya.

"Nak langit sudah dari tadi nungguin kaila pulang sekolah nya?" Tanya ibu Mutia dengan ramah

Langit kecil hanya mengangguk. Sembari menebar senyuman manisnya dengan Buku tulis yang dirinya angkat tinggi-tinggi seolah menjabarkan bahwa dirinya ingin belajar dari pelajaran yang hari ini kaila pelajari di sekolah.

"Kaila bentar lagi pulangnya. Yuk ikut Tante duduk di dalam rumah aja. Jangan duduk diluar."

"Makasih Tante, langit nungguin di luar saja. Langit nungguin kaila diteras saja"

"Langit gak sekolah. Langit kepengen sekolah kayak kaila?"

"Langit belajar nya dari kaila saja Tante. Langit gak punya uang untuk sekolah. Bunda bilang langit gak usah sekolah. "

Mutia heran mengapa ibu nya langit tak mengijinkan langit untuk Bersekolah sedangkan langit Adalah anak yang cerdas. Bahasa juga sopan terhadap orang yang lebih tua. Sayang jika anak baik dan secerdas langit tak di perhatikan.

Mutia miris melihat langit dan betapa ingin nya langit bersekolah. Karena hampir setiap hari langit datang dan duduk di sisi teras tak masuk kerumah juga demi menunggu kaila pulang dan mengajari nya pelajaran yang ada di sekolah.

Mutia berjongkok menyamahi tingginya dengan tinggi badan langit. Sembari mengusap rambut anak tersebut." Langit anak baik. Semoga langit tumbuh jadi anak yang di penuhi dengan kebahagiaan yang banyak ya nantinya. "

"Tante lagi doain langit Yaa,"

"Karena langit baik.anak baik pasti banyak yang sayang dan doain."

"Bunda juga sayang sama langit. Bunda juga sering usap-usap rambut nya langit, kayak yang Tante lakuin sekarang. Beruntung yaa kaila punya Tante dan om Sebagai orang tuanya kaila."ujar langit tulus

Bohong bila dirinya bisa mendapatkan kasih sayang kara, bukan usap-usapan halus di kepala yang dirinya dapatkan. Tapi pukulan yang lebih banyak dirinya dapatkan.

Sampai sayup-sayup terdengar suara mesin mobil yang mulai memasuki halaman luar rumah. Yang membuat langit Kembali menyunggingkan senyum nya. Berdiri dari duduknya sambil kembali mengambil buku dan pensil nya.

"Itu kaila nya sudah pulang. "

"Iya Tante kaila sudah pulang sekolah." Jawab langit antusias melihat sosok bocah cantik yang sudah turun dari mobil dengan diantar supir dan satu pengasuh nya

"Assalamualaikum mamah. " Riang kaila sambil menciumi punggung tangannya mamahnya

"waalaikumsalam, nak"

"Loh ada langit. Langit nungguin kaila Yaa. Maaf Yaa tadi Bu guru kasih belajaran tambahan mangkanya pulangnya Agak lama."

"Enggak papa kok kaila. Langit nungguin kaila jadi bisa belajar juga sama kaila "

"Ayo ikut kaila. Kaila punya pelajaran baru tadi disekolah. Langit pulang Sorean aja yaa karena pelajaran banyak banget. Boleh Yaa mamah langit belajar disini."

"Iyaa boleh sayang. Tapi belajar di teras dalam rumah saja Yaa. Jangan diluar rumah"

"Iyaa mamah." Ujar kaila sambil menggandeng tangan langit memasuki ruangan rumah.

Langit duduk dilantai yang beralaskan karpet. Menunggu kaila selesai mengganti pakaian sekolah nya  dengan pakaian rumah. Saking tak enakkan anaknya membuat langit menjadi segan untuk duduk di sofa.

Mutia ada didapur sambil menaruhnya Beberapa biskuit dan susu dalam gelas untuk kaila dan langit. Sesekali melihat langit dan kaila yang sedang belajar bersama. Eh tidak maksudnya kaila lah yang mengajari langit. Dengan paduan dari gadget yang melihat tutorial untuk pembelajaran sekolah. Maklum saja kaila sekolah di sekolah yang cukup elite tidak dimana-mana pembelajar menggunakan bantuan gadget.

"Langit nungguin kaila dari tadi?"

"Langit gak nunggu lama kok. Tadi nungguin nya cuma bentar terus kaila sudah pulang."

"Jangan bohong. Kaila tahu langit nungguin kaila lama kan.?"

"Hehehe sedikit saja tapi lama nunggu nya. Gak lama banget kok."

"Langit sudah makan. Pas kesini?"

"Sudah makan. Tadi pas dirumah di suapin sama bunda nya langit."

"Wah bunda nya langit baik Yaa. Sama kayak mamah kaila juga baik banget."

"Iyaa baik banget . Langit beruntung pada punya bunda di hidupnya Langit. Kaila sendiri sudah makan?"

"Tadi makan bekal sebelum pulang tadi di Bawain suster nya"

"Ooh gitu"

"He'em"

"Ngobrol apa sih. Kayak seru banget. Ini mamah bikinin susu sama ada biskuit untuk kaila sama langit. Buat Nemanin belajarnya."

"Makasih mamah."

"Iya sayang."

"Makasih Tante. Maaf ngerepotin Tante jadinya "

"Gakpapa anak baik. Sudah dilanjutkan belajar nya nanti sambil diminum dan dimakan biskuit nya. " Ujar Mutia ramah layak kasih Seorang ibu

Sepeninggal Mutia baik langit dan kaila Kembali belajar dengan pembelajaran yang ada di dalam tab gadget. Dengan langit yang mencatat saja apa yang ingin dirinya hamami. Secara perlahan. Sedangkan kaila juga dengan satu-satu menjelaskan apa saja yang sudah dirinya pelajari yang langit tidak bisa pelajari diwaktu yang bersamaan.

"Disekolah nya kaila. Pakai tv kecil Yaa belajar nya?"

"Gak pakai tv langit. Tapi pakai tab gadget " tunjuk kaila pada tab nya

"Ini namanya tab gadget.?"

"Iyaa ini tab namanya bukan tv"

"Langit gak tahu. Langit kira tv kecil. Langit gak punya gadget. Mangkanya gak tahu."

"Gakpapa biar nanti kaila tapi ngajarin Langit. Dan untuk beberapa hari yang datang langit kalau mau kesini datang jangan lebih cepat yaa. Tunggu siang Baru Langit kesini. Karena pas Siang kaila baru pulang. Yaa "

"Kaila capek Yaa pulang sekolah. Langit gak punya teman nya mangkanya langit kaila saja hehehe" ujar Langit Pelan





TBC

1057k



senja tuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang