sejajar

29 2 2
                                    

••

--Satu satu daun kering berguguran tinggal kan tangkai nya--

---Satu-satu burung kecil terbang tinggi tinggal kan Sarang nya. --

---Jauh.. jauh tinggi terbang ke langit yang biru.--

--Andaikan aku punya sayap ku, kan terbang tinggi melintasi angkasa kan ku ajak ayah Bunda ku. Terbang bersama ku melihat indah nya dunia. --

---Satu-satu daun kering berguguran tinggal kan tangkai. Nya---

Senandung  Kecil nya langit sambil dari kursi didepan kelas melihat saja murid lainnya yang sedang jajan di kantin, selepas pelajaran usai langit sendirian. Ingin sekali meminjam buku di perpustakaan tapi buku yang sebelum nya belum selesai dibaca langit. Dan hanya bisa meminjam buku di perpustakaan diwaktu- waktu tertentu saja tidak setiap hari.

Lagu yang berbanding terbalik dengan kehidupan langit. Nyanyian yang biasa ayah nya dulu nyanyikan sebagai pengatar tidur untuk langit. Kecil yang kesepian

Tubuh yang terasa kurang enak badan itu dipaksa kan untuk tetap sekolah. Untuk mendapatkan ilmu dari belajar nya di sekolah. Meskipun banyak hal yang membuat nya merasa putus asa.

Si anak baik begitulah para tetangga memanggil nya. Yang juga penyuka warna biru dan oren yang umumnya berhubungan dengan warna awan yang ada di langit. Tidak ada hal yang membuat nya bahagia Selain melihat galaksi bisa masih tersenyum pada nya hari ini.

Ya galaksi Sudah tidak sepucat biasanya. Sudah jauh lebih baik kondisi nya. Walaupun tidak juga dikatakan sembuh. Untuk kara sendiri dirinya tak terlalu melihat anak malang yang selalu menampilkan wajah tersenyum yang tulus pada nya.

Baginya langit hanya kesalahan yang tidak diharapkan. Tapi dari dalam hatinya dirinya tak ingin melihat langit sakit. Bukan karena kasih tapi lebih kepada kara tak ingin penyambung hidup galaksi sakit-sakitan, yang bisa berdampak pada galaksi itu sendiri.

--

Lagi dan lagi langit juga harus mengerjakan tugas kara, tanpa bantahan entah mengapa Gadis itu seperti mendapatkan pencerahan akhir-akhir ini. Tidak terlalu menunjuk kan bahwa dirinya marah dan tidak suka pada langit. Tidak juga sangat baik pada langit.

Demi sebuah kue panggang selai coklat milik queenie langit bisa mengerjakan pekerjaan rumah queenie. Bukan apa tapi queenie sendri lah yang ingin lebih bisa berbalas Budi Pada langit.

Dan hanya berlaku pada langit. Tidak pada yang lainnya. Kesibukan orang tua yang sudah diujung tanduk perceraian. Membuat Queenie pusing. Juga hancur sebagai seorang anak yang melihat sendiri bagaimana pertengkaran orang' tuanya

Ditambah para sahabat yang dirinya Anggap adalah pendengar yang baik. Malah asik pada urusan masing-masing begitu juga dengan kekasih hatinya. Yang itu masih dianggap pacar atau tidak yang juga tidak terlalu mempedulikan nya. Disamping itu hanya ada langit yang dirinya sadar betul sering sekali dirinya Bully.

--

"Ayo!"

"Hah"

"Ayo ikut gue ke atap"

"Ngapain jangan bully langit lagi. Kan langit tidak nakal?"

"Ikut atau gue cekek Lo.
Lama-lama!"

"Kamu serem queenie"

"Apa Lo bilang?!"

"Tidak hanya bilang kamu"

"Kamu apa hah!"

"Tidak ini tugas nya sudah
selesai. "

"Oh yaudah ayo ke atap. Gue enggak bakalan Bully Lo. Atau Lo mau dibully sama anak-anak Dajjal yang lainnya?"

Langit menggeleng kuat. Melihat tangan nya yang sudah queenie tarik menaiki anak tangga untuk bisa sampai keatas atap sekolah yang memang bertingkat itu "Tidak" jujur Bukan nya langit Takut langit Hanya tak ingin lagi jadi nontonan gratis dari aksi bully anak-anak lain pada dirinya.

--

Sampai diatas atap keduanya saling pandang dengan lebih dulu queenie yang melepaskan genggaman tangan nya yang Sadari tadi tampa sadar menggenggam lengan langit.

" Kenapa kesini.?"

"Duduk Lo."

"Langit tidak akan didorong dari atas kan?" Ujar nya polos melihat takut kebawah gedung sekolah yang cukup tinggi bila dilihat dari atas atap.

"Seriusan Lo mau gue dorong?"

"Tidak mau"

Queenie dengan cepolan rambut yang tidak rapi, sudah duduk didekat Langit membuka bekal yang dibawa dari rumah. Dan memberikan nya pada langit." Makan"

"Tidak usah"

"Gue bilang makan ini enggak gratis ini bayaran karena tadi Lo udah ngerjain tugas-tugas gue" sentak queenie mendorong lebih dekat kotak makanan nya yang berisi roti bakar juga satu botol jus buah buatan rumah

Langit diam sedang kan queenie sudah melorot Lagi Padanya dan langit sedikit takut, jujur Queenie tidak Seperti gadis kebanyakan tapi dirinya agak tomboy dan dingin tidak banyak orang yang bisa dekat padanya karena mulut nya yang sungguh suka berkata kasar

"Langit bisa makan?"

Queenie gemas dan kesal karena langit yang selalu bertanya. Bisa pertemukan langit pada kuis bertanya dan menjawab.
"Gue dorong Lo dari atas"

Langit diam lagi lebih memilih mengambil makanan nya dan makan dengan perlahan. Sedikit menunduk sungkan Melihat gadis cantik yang ada didepan nya.

"Ini beli ya queenie."

"Kenapa enggak enak?"

"Bukan.. ini roti yang enak sangat yang pernah langit makan. Dulu langit pernah makan roti yang seperti ini tapi tidak seenak ini. Waktu Langit masih kecil."

"Hu'em"

"Langit suka tapi tidak punya uang untuk membeli roti seenak ini. "

Queenie sedikit bingung bukan kah langit salah satu anak yang berasal dari keluarga yang cukup berada tapi pada makanannya yang umum tidak terlalu mahal langit jarang sekali membeli nya. " Maaf langit jadi curhat." Ujar anak itu polos wajah gembira tapi tidak sebebas biasanya karena Queenie tidak suka kehebohan.

Sederhana itu kah kebahagiaan langit. Mengapa Queenie baru tahu. Hal yang menurut nya biasa-biasa saja malah sangat berarti untuk orang lainnya. Hati Kecil menjadi Sesak. Papah nya pagi-pagi benar menyiapkan sarapan untuk nya. Sedangkan mamah nya sudah sibuk dengan urusan nya sendiri meladeni pacar barunya meskipun belum ada kata cerai untuk mamah dan papah nya

Kurang nya kasih sayang membuat gadis cantik itu jadi pencari pelampiasan lain. Bisa lewat mem-bully atau pun membuat keonaran disekolah dengan banyak keributan yang diciptakan satu orang saja. Ramai seperti dipasar.

Sedikit meringis melihat beberapa waktu lalu teman-teman dengan sengaja mengempiskan ban sepeda tua milik langit. Hingga anak itu pulang Dari sekolah dengan mendorong sepeda tua yang sudah dikatakan barang rongsokan lebih tepatnya.

Sedangkan jarak rumah Dari Sekolah sudah sangat jauh. Sedikit hati kecil queenie tergelitik begitu kah cara nya melampiaskan kemarahan lewat orang lain yang bahkan masih tahu caranya bersyukur. Lewat hal-hal kecil masih kah queenie bisa belajar lagi pada langit

Yang lahap makan bekal yang dengan gengsi queenie berikan pada
langit.

Jangan pulang ketika dirimu tidak diminta untuk pulang-- ribuan arti dari sang gadis pada langit nya yang enggan menatap lagi.

TBC

Kasih cinta untuk langit. Anggap aja kamu queenie. 💓💜

senja tuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang