Happy reading
-----
Katanya setiap diam itu adalah emas. Diam dalam, sunyi nya malam bertemakan pencahayaan lampu kamar yang di Atur dalam mode tidur.Langit kecil meringkuk tubuh mungilnya di bungkus selimut tebal. Melihat keseluruhan kamar nya berwarna biru laut yang gelap.
Menjeda waktu bareng sebentar, langit diam tak Tersenyum seperti biasanya. Diam nya bukan tak beralasan. Piala yang didapatkan nya di banting kara hingga tak berbetuk lagi karena patah.
Tak lupa kekesalan kara saat ditunjukkan piala oleh langit, yang masih dengan wajah polos yang Tersenyum lebar menunjukkan piala dan mendali miliknya
****
Kara gak mendapat apa yang langit peroleh, dirinya di tinggalkan sendirian di Panti asuhan, setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat.Mengalami kerasnya hidup dan memiliki Langit di usia yang masih dibilang dibawah umur. Menjadi perempuan panggilan, ya memang saat mengandung langit kara tak sekalipun mencintai Mahendra, dirinya ditinggal begitu saja. Sampai datang hari Dimana Hendra tahu siapa langit yang sebenarnya. Anak yang bahkan tak Hendra ketahui kelahiran nya
"bunda sayang langit, bunda enggak benci sama langit"
"Bunda marah karena bunda kecapean bawa adek bayi diperut. Bunda Sayang sama langit"
"Bunda gak mau langit pintar, langit bisa jadi bodoh saja, biar bunda senang"
Intuisi langit pada dirinya sendiri, bangun dari tempat tidurnya, mengambil piala dan mendali yang sudah diperbaiki oleh pembantu yang berkerja dirumah.
Berharap ayah kandungnya Hendra tidak memberikan reaksi seperti kara, saat melihat piala dan piagam milik Langit.
---
Langit kecil tak sabar untuk bertemu dengan adik bayinya, hanya perlu menunggu beberapa bulan lagi. Mungkin jika ada adek bayinya bundanya bisa membuka hati untuk dirinya."Gakpapa ini sudah diperbaiki, piala sama mendali nya gak rusak lagi, Gakpapa langit."ujar langit menyemangati diri sendiri
----
Hari baru datang kembali, matahari masih malu-malu menampakan sinar, langit Dengan sepeda putih miliknya yang dibelikan Hendra, menggowes sepeda nya untuk sampai di sekolah.
"Ting Ting bunyi sepedanya langit, langit dapat dari ayah karena rajin belajar" ujar langit bersenandung dengan lirik lagu aslinya yang
diubah. melupakan apa yang menjadi kesedihan nya di hari yang lalu.Bocah laki-laki tersebut sangat lah polos, tak ada sedikitpun duka yang terlihat dari eskpresi wajahnya. Tawa dan senyuman ramahnya menyapa Beberapa orang yang dekat dengan kediaman Mahendra.
"Sepeda nya baru Nih"oceh si Tante yang kompleks perumahan yang cukup akrab dengan bocah langit
"Iyaa Tante, dibeliin sama ayah" balas langit tak lupa dirinya juga menyalami punggung tangan Tante komple.k yang sedang bersama suaminya yang sudah sangat lama menikah tapi gak kunjung memiliki anak
"Langit mau berangkat sekolah ya?. Mau pakai sepeda gak diantar supir tahu jalan pulangnya?" Tanya si om komplek
"Langit kan anak pintar om, pasti hafal pulang kerumah. Langit sekolah dulu ya Tante om "
"Hati-hati ya Langit, belajar yang pintar!"
"Siap"balas nya sebelum kembali mengoes pedal sepeda nya
----
Tak begitu jauh jaraknya dengan hari juga masih sangat pagi, langit menunggu didepan gang komplek kaila Husein. Untuk pergi bersama-sama ke sekolah dengan kaila yang kebetulan sama.
Walaupun sudah tinggal di tempat yang berbeda langit tak semerta-merta melupakan teman sepermainan nya. Kaila Husien anak perempuan yang cantik, juga cerdas dari pasangan penganut Islam yang taat.
"Loh kok langit nungguin kaila?"
"Hehehe"
"Langit punya sepeda baru ya.?"
"Di kasih sama ayah nya langit kaila. Kita jadi toh, berangkat sekolah nya Barengan?" Tanya langit Kaila mengangguk membalas sapaan senyuman dari langit.
---
Kaila yang sebetulnya diantar oleh papah nya kesekolah, balik Kembali kerumah setelah berpamitan dan mendapat ijin untuk ke sekolah menggunakan sepeda roda dua. Bersama dengan langitLangit semakin lucu aja, baju dan keperluan sekolahnya juga lengkap tak seperti sebelumnya langit tak punya banyak baju yang bisa diajarkan layak untuk dipakai.
Ke-dua bocah yang berbeda usia satu tahun lebih, beda jalan hidup dan berbeda juga kepercayaan yang dianut Keduanya bocah yang bahkan belum terlalu mengerti perbedaan agama yang ada.
"Kaila senang langit punya sepeda sekarang. "
"Iya kaila ayahnya langit baik banget, Tuhan juga baik sama Langit, jadi langit dikasih sepeda"
"Jadi pakai sepeda terus ya kesekolah nya tiap hari?"
"Kaila mau temanin langit. Kesekolah pakai sepeda terus?"
"Hmmm boleh-boleh. Nanti kaila minta izin ya sama papah nya kaila"
"Makasih kaila"
Hanya butuh 15 menit untuk sampai kesekolah. Melewati Masjid dan gereja yang bersampingan. Disaat itu juga lagi-lagi perbedaan besar antara kedua bocah itu menjadi sangat jelas
"Itu gereja nya langit ya .?"
"Iya kaila itu gereja tempatnya langit buat ketemu sama Tuhan, sambil doa"
"Dan itu yang disebelah nya masjid nya kaila untuk sholat sama ngaji. Kita dekat ya langit Allah nya" ujar kaila tersenyum tak terlalu faham akan perbedaan besar antara keduanya
"Iyaa Tuhan nya langit dekat sama Allah nya kaila"
"Iya langit"
"Kaila doa nya tiap-tiap hari. Sama ngaji nya Juga, langit seminggu sekali datang ke gereja. Kita sama tapi beda"
"Karena langit anak laki-laki. kaila anak perempuan kita beda. Rambut nya langit juga enggak panjang seperti Punya kaila" ujar kaila
Meninggalkan jalanan yang ada tempat ibadah yang saling bersampingan. Mengoes sepeda untuk sampai di sekolah. Bercanda dan bercerita random layaknya bocah yang seusia mereka. Ada banyak cerita yang tak putus-putusnya di ceritakan langit.
Langit tipe bocah yang cerewet tak bisa diam juga anaknya. Selalu bertanya banyak hal dalam waktu yang sangatlah singkat. Kaila walaupun feminim penampilan luarnya. tapi tak bisa dipungkiri anaknya sedikit tomboi dan tidak sefeminim tampilan saat kesekolah nya. Rambut panjangnya yang diurai setengah di kuncir itu mau mamah nya.
Mereka berbeda tapi saling bersinggungan. Garis singgung keduanya tak terputus Walaupun sudah beda jalan komplek perumahan nya.
----
Belajar dengan Sangat baik itulah langit. Yang mungkin akan menjadi dewasa tak lama lagi, pemikiran nya jauh lebih dewasa dari pada kara bunda nya yang sama tak berubah juga prilakunya terhadap langit.
Semoga Senyuman semanis gulanya tak hilang saat langit sudah beranjak dewasa. Selalu jadi langit yang ramah dan Penyayang. Langit memiliki arti nama yang indah bila diucapkan berkali-kali pun tak bosan mendengar nya.
Langit bocah 7 tahun yang sangatlah menyukai hujan. Langit juga sangat menyukai es krim. Rasa manis buah dan susu menjadi kegemaran langit pada es krim. Langit yang coba melukis senja pada takdirnya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
senja tua
Teen FictionBERNAPAS!! HIGH RANK #1~mental {13-09-2021} #6~Langit {13-09-2021} #12~bully {13-09-2021} #19~pulang {12-09-2021} #27~keras {10-09-2021} #39~pilu {10-09-2021} #7~gemintang{8-09-2021} #452~Goodboy {8-09-2021} #623~sakit {13-09-2021} #3~gemintang {7-0...