12

22 6 2
                                    

---

"Galaxy anaknya bunda. Yang paling baik, paling ganteng kebanggaan nya bunda" ucap kara mengusap tangan galaxy yang terbaring di ranjang rumah sakit sehabis cuci darah

Air matanya jatuh seolah merasakan sakit yang anaknya derita. Setiap kali bungsunya melakukan perawatan medis cuci darah. Setiap itu juga langit mendapat luka entah itu di jari ataupun di pergelangan tangan nya.

Yang digores dengan cutter seolah membagi rasa sakitnya galaxy dengan langit, yang menurut kara sumber dari rasa sakit tersendiri untuk nya

Setiap melihat langit meskipun masih dalam tatapan kebencian yang sama tidak berubah terhadap langit cara kara memperlakukan langit layaknya seorang binatang saja.

--
"Bun langit juga ingin disayang bunda."

"Langit anaknya bunda juga kan. Bun jika langit di bully bunda juga akan sedih bukan?"

"Bun langit juga ingin disayang seperti galaxy?"

"Bunda langit sayang bunda.." lirih langit pada tulisan tangannya yang tercurah dalam buku harian nya

Menatap gelapnya malam dari jendela kamarnya. Bunda nya dan galaxy tak pulang dari rumah sakit. Karena kondisi galaxy yang drop setelah cuci darah.

Langit ditinggalkan. Langit sendiri dan langit yang merindu, masih terasa luka goresan asal di Pergelangan tangan kirinya.

Masih segar dalam ingatan karena kara yang membencinya. Berulang-ulang kali langit di acuhkan. Seperti sampah yang tidak berharga sama sekali.

Jika dulu ada Hendrawan yang menjaga langit. Yang selalu ada untuk membelanya. Sekarang tinggal lah langit seorang diri. Tak ada yang menginginkan dirinya hidup

Bersama dalam duka hatinya menyadari dirinya anak yang tidak diinginkan. Tapi masih berjuang untuk tetap hidup meskipun sulit. Dengan senyaman hangat nya yang selalu menghiasi wajah tampan nya

Wajah yang jarang untuk menangis. Dirinya yang merangkul sepi nya hari. Dalam diri seorang remaja 17 tahun.

Tok     tok    tok    tok

"Den langit makan malam dulu yuk?"

"Bi makan aja dulu. Langit enggak lapar"

"Den makan yuk, bibi tahu den langit belum makan dari pagi. Bibi sudah masak. Yang den langit sakit bibi yang sedih."

"Bunda enggak ngebolehin langit makan. Lagi pula langit enggak tahu kabarnya galaxy. Galaxy juga pasti enggak bisa makan. Langit enggak makan juga enggak bibi" ujar langit tersenyum pada bibi yang berkerja dirumah yang berdiri di depan pintu kamarnya

Hati bibi yang bekerja menahan tangis jika melihat betapa mirisnya hidup majikan muda nya. Langit anak yang sopan selalu menurut dengan apa yang kara katakan.

Jika pun disuruh mati oleh kara juga langit tak menutup kemungkinan akan mati untuk bundanya

Belum kering benar luka goresan dipergelangan tangan langit. Yang menarik iba bibi yang berkerja. Mengobati dan memakaikan obat merah pada luka langit.

Yang sudah seperti anak sendiri bagi bibi yang bekerja yang memang tidak memiliki anak. Jika bisa menukar langit dengan banyak anak kandung dunia pasti akan bibi lakukan

Perasaan langit yang selembut kapas sangat lah sayang bila di berikan luka hampir sepanjang hidupnya. Kadang tak jarang gambaran tentang kehidupan masa kecil langit di istana kanya jadi gambaran dalam buku gambarnya.

Suasana dan tempat penuh lampu jari objek yang selalu digambar langit. Yang kebetulan sangat suka menggambar. Dan tulisan tangan langit dan indah dan rapi.

Dirinya disadarkan bahwa ditempat pelacuran lah dirinya dilahirkan. Dan usia nya dengan kara hanya terpaut belasan. Dimana kara yang tak siap mengandung bahkan melahirkan langit.

"Dapat luka Lagi den" ujar bibi sambil mengobati luka pergelangan tangan langit

"Bunda sayang sama langit bi. Udah biasa dapat luka. Sakitnya Langit enggan sebanding dengan sakitnya galaxy. Galaxy sakit bi" ujar langit lagi tersenyum tipis mengisyarakatkan dirinya baik baik aja

"Mengapa takdirnya kamu selalu tidak baik-baik saja nak. Hati kamu terlalu bersih untuk di sakiti berulang-ulang."lirih bibi dalam hati sambil meniup luka langit

---

"Mau kemana kamu!!"

"Bukan urusan kamu!!"

"Aku suaminya kamu. Aku berhak tahu kamu pergi kemana dan dengan siapa!?"

"Dan aku enggak suka diatur-atur. Urusin aja sana semua simpanan kamu siapa tahu ada yang mau mungut kamu!!"

"Kamu jaga mulut kamu. Entah takdir buruk apa sampai aku jadi nikah sama kamu!!" Ucap Danu emosi

Tak ada hari tanpa pertengkaran hidup dengan dua sisi yang berbeda. Menjadikan queenie Menjadi gadis yang sedikit liar dan suka mem-bully.

Jika dunia sehat nya dijadikan mainan. ,Tak salah juga Bukan jika hidup orang lain nya dijadikan mainan untuk queenie.

Dirinya tak bahagia. Begitu pula dengan orang yang menjadi sasaran kekesalan nya. Langit salah satu nya yang dengan wajah polos yang pertama kalinya melihat queenie menagis di perpustakaan meskipun queenie tak pandai dalam pelajaran.

Setidaknya dirinya akan berlari dan menyembunyikan rasa sedih di ruangan perpustakaan dengan alasan tak ingin di ganggu ketika sedang membaca buku di perpustakaan.

Bahkan murid-murid lainnya tak berani mengambil buku di perpustakaan jika sedang ada queenie di perpustakaan. Mengetahui orang tua queenie lah yang menjadi donatur tetap disekolah.

Jika ada yang berani mengganggu queenie siap-siap saja dikeluarkan dari sekolah dan tidak bisa mendapatkan kompensasi untuk tidak jadi dipindahkan kesekolah lainnya.

Ada kekuasaan dan juga posisi yang di segani siapa yang berani mengganggu queenie siswi yang paling ditakutin disekolah.

Bersama pacarnya yang sudah di jodohkan Sedari dini. Meskipun queenie tak menyukai calon jodoh nya kelak.

Dirinya Harus ikut bermain jika tak ingin kedua orang tuanya bercerai. Dalam hati ingin berteriak meskipun tak ada yang mendengarkan teriakkan Remaja cantik tersebut yang juga dikenal dengan sebutan iblis nya kelas.

---

Di paksa oleh keadaan itu sakit itulah yang queenie alami. Tak menikmati hidup tapi lebih suka membully untuk mengalihkan rasa sedih akan kehidupan orang tuanya.

Yang seperti sangat terpaksa untuk terus bersama. Karena kekuasaan Dan juga sorotan publik pada keluarga pengusaha sukses yang cukup besar dan terkenal.

"Gue capek. Gue mau bebas!!
ARGHH" keluh queenie diruangan kamarnya

"Kenapa enggak ada yang ngertiin gue. Kenapa. Mamah, papah Kenapa Jahat. Gue mati pun mungkin enggak bakalan bikin mereka sedih. Mungkin malahan bersyukur kalau gue enggak ada Didunia!!"

"Gue masih punya sosok mamah dan papah enggak sih. Setiap hari berantem. Setiap hari selalu ada barang yang Rusak. Bukan tubuh gue yang sakit tapi mental gue yang anjlok!!"

"Tuhan' kenapa gue enggak bisa kayak orang-orang. Ketika gue ditakuti. Gue sendiri jadi takut sama diri gue sendiri. Kenapa Tuhan. Hidup tapi kayak enggak hidup itu gue!!"

"Kenapa cukup. Tuhan gue capek. Sangat capek!"



TBC

Enggak ngerti lagi..















senja tuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang