#1 : PRIDE pt. 5 - 呪胎 (Cursed Womb)

108 13 1
                                    

Laki-laki rambut panjang itu berjalan menelusuri Shibuya, membaur dengan pejalan kaki yang berlalu-lalang. Haorinya melambai-lambai tertiup angin sepoi, kipas di tangannya terbuka, menutupi setengah wajahnya. Dia berjalan di antara para manusia, perlahan menjauh dari kerumunan hingga sampai di sebuah gedung lama. Melangkahkan kakinya dengan anggun, laki-laki itu berjalan menuruni tangga menuju bawah tanah. Sebuah pintu besi langsung menyambutnya, dan tanpa berbicara apa-apa dia membuka pintu itu.

Sebuah ruangan gelap mirip gudang penyimpanan barang-barang mebel terlihat. Seorang lelaki berpakaian mirip biksu dengan rambut hitam panjang yang digulung menoleh ketika menyadari kehadirannya. Dia tersenyum—nyaris seperti menyeringai—dan menyapa lelaki dengan haori ungu kebiruan itu.

“Pulang jalan-jalan, Kagemori?” tanyanya.

Yang ditanyai—Kagemori—hanya mendecih. “Bukan urusanmu, Geto,” jawabnya.

“Geto” mengangkat bahunya, tidak tersinggung dengan balasan tidak enak dari Kagemori. “Aku ingin tahu bagaimana rasanya mencari jarum di dalam tumpukan jerami,” ejeknya.

“Kau diam saja, Benalu Otak,” tanggap Kagemori sambil berjalan melewati “Geto” yang sekarang sedang menjulurkan lidahnya.

Seseorang yang sedang membaca buku di sofa lusuh berbicara. “Bagaimana pencarianmu, Kagemori?” tanyanya.

“Belum.” Kagemori menjawab. “Tapi aku sudah bertemu dengan orang yang mirip.”

“Oh?” tanya orang—kutukan—yang memiliki jahitan di wajahnya itu. Dia terlihat lumayan tertarik dengan cerita Kagemori.

“Aku belum bisa memastikan kalau itu dia, sebelum aku menghadapinya secara langsung di pertarungan,” jawab Kagemori.

“Menarik sekali, berarti sudah terkonfirmasi kalau ada sisa-sisa yang masih hidup. Sepertinya lumayan menguntungkan juga jika aku bisa menjadikannya sebagai bahan eksperimen. Katanya mereka salah satu dari yang terkuat dan unik, kan?”

“Kau sendiri bagaimana, Mahito? Katamu kau sedang mencari bahan eksperimen yang lain?” tanya Kagemori balik.

Kutukan dengan jahitan di wajahnya—Mahito—itu tersenyum miring sambil menatap langit melalui ventilasi. “Aku akan mendapatkannya, sesegera mungkin.”

###

Awan mendung berwarna abu-abu menyelimuti langit ketika mereka berempat sampai di sebuah lapas remaja, atau lebih tepatnya Pusat Rehabilitasi Remaja Eishuu. Beberapa jam yang lalu, dilaporkan ada penampakan sebuah janin kutukan yang berpotensi bermutasi menjadi kutukan tingkat tinggi. Setelah mendapatkan laporan itu, Kiyotaka Ijichi—salah satu karyawan di SMK Jujutsu—langsung menjemput mereka berempat untuk segera pergi ke pusat rehabilitasi tersebut.

Mado kita mengkonfirmasi keberadaan Janin Terkutuk itu tiga jam yang lalu,” ucap Ijichi ketika mereka telah turun dari mobil untuk mengamati gedung rehabilitasinya. “Setelah sembilan puluh persen warga di sini sudah dievakuasi, TKP langsung ditutup. Warga yang tinggal dalam radius lima ratus meter juga sudah diungsikan.”

“Ijichi-san, pertanyaan,” ucap Itadori sambil mengangkat tangannya. “Mado itu apa?”

Mado adalah pegawai SMK Jujutsu yang bisa melihat kutukan, namun mereka bukan penyihir,” jawab Ijichi.

THE LAST THIRD-EYE (最後の第三の目)| Jujutsu Kaisen fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang