Felix digendong oleh Bangchan dan Seungmin menuju kamar mandi yang ada di lantai bawah. Pasrah, dia memejamkan matanya dan mencengkram erat baju miliknya.
Felix pun diturunkan di depan bath up. Namun tangan Bangchan masih bertengger mendekap erat tubuh Felix agar tidak kabur kemana-mana, sedangkan Seungmin tengah menyiapkan segala macam peralatan untuk memandikan Felix.
Yang hendak dimandikan pun matanya berkaca-kaca, hendak menangis karena menurutnya mereka berdua itu kejam sekali kepada kucing mungil seperti dirinya. Dia benar-benar akan mengadu setelah ini, bukan kepada mamanya tapi kepada pacarnya, harus!
Saat dimandikan Felix terisak pelan, Seungmin menjadi sedikit tak tega. Dengan cepat dia berusaha memandikan Felix dengan bersih dan mengeringkan rambut serta ekornya dengan telaten. Felix sekarang mencebikkan bibirnya, Seungmin hanya menggelengkan kepala ketika menatap Felix dari pantulan kaca.
Segera setelah rambut dan ekor Felix kering, Seungmin memasangkan baju dan mengantarkan Felix ke kamarnya. Ngomong-ngomong soal kamarnya Felix, ternyata kamar miliknya itu merupakan kamar yang Seungmin pikir milik para pekerja mansion. Kamarnya benar-benar rapi dan nyaman, mungkin Seungmin bisa tidur di kamarnya Felix kapan-kapan.
Setelah mengantar Felix ke kamarnya, Seungmin turun ke dapur dan memakan beberapa makanan ringan. Dia sedikit lapar setelah memandikan kucing seperti Felix.
Sedangkan Felix di kamarnya mondar-mandir sambil menggigit jarinya. Jendela kamarnya terbuka lebar, sinar mentari yang condong ke barat menyorotnya. Sesekali dia menatap ke arah luar jendela, seperti menantikan seseorang.
Dia mengambil ponselnya dan duduk di ranjang queen size miliknya. Mengetikkan kata perkata ke seseorang yang sedang ditunggunya. Sesekali menghubungi seseorang tersebut.
Selang tak begitu lama, Felix dikejutkan dengan sesuatu yang meloncat ke kamarnya. Bahkan dia sempat memekik dan melempar guling di dekatnya ke arah jendela.
Ada seekor macan kumbang masuk ke dalam kamarnya. Menatapnya tajam dan kesal, yang ditatap segera beranjak menghampiri macan kumbang tersebut.
Felix mengelus macan itu dengan pelan dan penuh kasih sayang, yang dielus semakin manja mengitari kaki Felix.
"Akhirnya kau datang ...." Felix berbisik pelan lalu berjongkok dan mencium dahi si macan. Tak lama kemudian macan itu berganti menjadi seorang pemuda yang tingginya tak jauh dari Felix. Dia mengenakan baju hitam serta menyunggingkan senyum tampan.
"Kak ... Kak Lewis, akhirnya ...." Bak di sinetron, mereka berdua berpelukan erat seperti telah lama berpisah. Changbin juga menciumi pipi Felix dengan gemas.
"Bagaimana kabar Gerald? Bagaimana adikku?" Felix memutus pelukannya terlebih dahulu, menatap khawatir ke arah Changbin.
"Mereka baik. Mereka semua baik. Gerald sebentar lagi lulus dari sekolah menengah. Auranya makin mirip dengan dirimu, aura yang menarik perhatian." Pria tadi-Changbin, memegang baju Felix dengan pelan. Di satu sisi dia ingin membantu untuk Felix bertemu adiknya, tapi ia harus pergi jauh untuk bertemu dengan adiknya.
"Ku harap dia tidak mengacau. Ku dengar teman Gerald, si Daniel berhasil melakukan pendaratan pertamanya setelah meminum serbuk Pixie. Daniel memang tidak bisa untuk tidak sempurna." Changbin mengangguk-angguk menyetujui lontaran kalimat dari kekasihnya.
"Aku merindukanmu Felix." Semburat merah muda terbit di kedua belah pipi Felix, Changbin melihatnya hanya terkekeh pelan kemudian menangkup dan mengusap pelan pipi kekasihnya itu.
"Kamu selalu menjadi alasan kenapa aku harus pulang, walaupun tempatku untuk pulang hanya kepada dirimu sendiri." Setelah mengatakan hal itu, suara ketokan pintu terdengar dari dalam kamar Felix. Changbin pun panik dan tanpa pikir panjang dia berubah menjadi macan kumbang lalu masuk ke dalam selimut di ranjang Felix.
Segera setelah semua dirasanya aman. Felix membuka pelan pintu kamarnya, ternyata ada Seungmin yang membawa nampan berisi susu dan cookies. Merasa ada yang aneh, Seungmin menanyakan sesuatu ke Felix.
"Kau benar-benar sendiri kan di kamar?" Felix mengangguk pelan.
"I-iya. Itu yang di kasur hanyalah guling." Dia menggaruk rambut pirangnya berusaha mengusir kegugupan. Seungmin melirik ke dalam kamar Felix dan kemudian menggeleng pelan.
"Baiklah aku hanya akan mengantarkan ini. Selamat istirahat Felix." Segera Seungmin bergegas kembali ke kamarnya yang tak jauh dari kamar milik Felix.
"Terima kasih." Felix menghela nafas, kemudian kepala Changbin menyembul dari balik selimut. Mengawasi apakah ancaman sudah hilang atau belum.
Sedangkan Seungmin sendiri dihantui pikirannya. Tentang Felix, dia tadi berkata jika yang di kasurnya itu hanya guling, namun kenapa guling miliknya malah tergeletak di dekat jendela seperti habis di lempar.
Juga tentang jendela yang terbuka lebar dan jejak kaki basah entah milik siapa. Seungmin harus menyelidikinya agar dapat menjawab semua rasa penasarannya akhir-akhir ini. Dan juga semoga Bangchan tak tahu.
To be continued
Seo Changbin / Lewis Seo Alvien
Lee Gyehun / Gerald Lee Eldridge
Daniel Jikal ???
Haii! Maaf ya kalau ada typo. Sejujurnya kalian pernah berpikir gak sih kalau mansion miliknya Chan disini itu mirip kebun binatang? Ganti fungsi kali ya.
Oh iya apa perlu aku buat chapter pengenalan cast? Atau ku buat di tiap chapter aja? Comment ya!
Yang mau mutualan twt siniii, tysm sebelumnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pixie Nixie [Chanmin] (On Hold)
FantasyTags. Harsh word, Chanmin, Fairytale AU.