Seungmin sampai duluan di meja makan dengan cepat, disusul Bangchan yang mengekor di belakangnya. Namun Bangchan tidaklah sendirian, tangan kokohnya itu menggendong sesuatu benda putih yang bergerak lucu.
"Kamu memelihara kucing?" Seungmin memandangi Bangchan dengan terheran-heran, dia tidak tahu jika Bangchan memiliki peliharaan seekor kucing yang bertubuh gempal dan menggemaskan.
"Jangan sebut dia peliharaan, aku menganggapnya sebagai adikku sendiri." Setelah mengatakan hal itu Bangchan menurunkan kucing putih itu di meja makan, kucing itu lantas duduk manis melihat dua manusia yang akan menyantap sarapan mereka.
"Apa tidak apa-apa dia disitu?" Seungmin menatap was-was, takut-takut jika nasi goreng atau daging domba yang tersaji di meja makan akan dicuri oleh si gempal.
"Tenang saja. Baginya makanan ini tak terlalu menarik." Bangchan langsung menyantap nasi goreng dan daging domba yang telah tersedia dengan tenang, lain halnya dengan Seungmin masih menatap penuh selidik ke kucing 'aneh' tersebut. Si kucing yang ditatap tidak peduli dan malah menggelung badannya dan terlelap.
"Kucing yang aneh ...." Bangchan hanya melirik sekilas ke Seungmin yang mengatai kucingnya itu aneh, ya tidak sepenuhnya salah sih.
Karena terlewat iseng Seungmin mengambil satu potong daging domba dan mendekatkan daging tersebut ke arah si kucing, kucing itu kemudian bergerak gusar terlihat tak nyaman.
Bukannya menggigit daging domba yang ada di tangan Seungmin, tapi kucing itu terbangun dan menggigit tangan Seungmin. Reflek Seungmin menjatuhkan dagingnya dan mengusap tangannya sembari meringis pelan, Bangchan yang melihat itu segera mencari kotak P3K yang ada di dapur, lalu membantu mengecek apakah ada darah yang keluar dari tangannya Seungmin.
"Makanya jangan iseng." Seungmin hanya mencibir pelan saat Bangchan mengingatkan dan menertawakan kebodohannya pagi ini. Memang pada dasarnya kucing aneh, bukannya menerima malah menggigit.
Kucing itu melempar tatapan kurang bersahabat kepada Seungmin, kemudian dia turun dari meja dan melenggang 'anggun' menuju dapur. Bangchan menengok sekilas dan menggelengkan kepalanya pelan.
Mereka memakan habis semua yang ada di meja makan, efek dari kemarin masih ada sepertinya. Saat Seungmin hendak membawa semua piring kotor ke dapur, Bangchan menahannya.
"Tunggu sebentar." Mau tak mau Seungmin mendudukkan dirinya kembali dan menatap bingung ke arah Bangchan.
Dilihat-lihat Bangchan ternyata tampan, rona menjalar di pipi Seungmin saat memikirkan itu. Netra mereka bertubrukan, Seungmin segera mengalihkan pandangannya. Yang dipandangi tadi tersenyum.
"Kau memikirkan apa tentang diriku hingga pipi milikmu memerah?" Bangchan pindah ke kursi yang lebih dekat dengan Seungmin, menatap suaminya itu dari samping.
"Tidak ada, aku tidak memikirkanmu." Setelah mengatakan hal itu Seungmin mendapat serangan 'agresif' dari Bangchan. Tengkuk miliknya ditarik dan Bangchan menyentuh pipinya dengan brutal, bahkan sekarang pipinya sudah ditarik-tarik. Seungmin merasa pusing dengan tingkahnya Bangchan yang too much energy.
"Chan ... Lepasss." Seungmin sekarang malah merengek meminta Bangchan melepas cubitan-cubitan kecil di pipinya. Bukannya dilepas sekarang Bangchan malah menciumi pipinya dengan gemas.
'duk'
Suara itu mampu membuat mereka berdua berhenti, mereka menatap horror ke gumpalan putih di meja. Si gempal telah kembali, namun yang membuat horror adalah sebuah tomat ceri yang dia gigit di mulutnya.
Kucing itu menatap mereka seolah mengatakan 'Dasar pasangan bodoh, kalian telah melakukan kebodohan apa lagi?' Bangchan hanya tertawa garing saat netranya bertubrukan dengan kucing itu.
Kemudian kucing itu membawa tomat ceri ke piring yang menurutnya masih bersih. Dan menyantapnya seperti tidak ada masalah. Yang melihatnya menatap heran.
"Chan. Kurasa kamu tidak memelihara seekor kucing. Sepertinya dia siluman." Seungmin memelankan suaranya di akhir, Bangchan mengangguk-angguk sembari menyisir perlahan surai mahoni milik Seungmin.
"Sepertinya kau benar. Mungkin dia akan berubah menjadi manusia pirang beberapa saat lagi." Dan Seungmin hanya mengeluarkan tatapan kebingungannya.
Seungmin benar-benar membereskan semua yang ada di meja makan, dan juga mencuci semuanya. Sedangkan Bangchan menunggunya sambil menonton televisi bersama si gempal yang ada di pangkuannya. Sesekali Bangchan mengusap bulu halus seputih salju milik si gempal. Kucing itu nampak nyaman bersama Bangchan.
"Aku sudah selesai! Apakah kamu mau membantuku? Aku belum tahu semua yang ada di mansion ini. Jadi ... House tour sampai waktu makan siang?" Seungmin datang mengagetkan Bangchan. Pasalnya Seungmin muncul langsung memeluk leher Bangchan dari belakang sofa, yang dipeluk membeku sesaat dan berusaha menghentikan debaran berisik dari dadanya.
"House tour ... Terdengar menarik, baiklah aku akan ikuti kemauanmu." Bangchan menaruh kucing di pangkuannya ke sofa yang empuk. Kemudian berjalan sambil menggandeng tangan Seungmin.
Ada beberapa kamar di mansion ini, beberapa diantaranya berdebu tapi ada juga yang terlihat bersih dan rapi. Seungmin terheran, apa mungkin itu tempat khusus untuk beberapa penjaga yang bermalam disini? Itu bisa jadi.
Ada perpustakaan mini juga, kata Bangchan mini tapi aslinya sangatlah besar. Setengah dari luas kamar mereka berdua. Sepertinya ini akan menjadi ruangan favorit Seungmin, dia akan puas membaca semua buku yang ada disini.
Beberapa ruangan seperti gudang dan ruang kerja milik Bangchan mereka kunjungi juga. Kecuali satu ruangan yang terlewat.
"Chan ... Kita melewatkan ruangan itu. Itu ruangan apa?" Bangchan berbalik, melihat ruangan yang dimaksud Seungmin. Dia tersenyum tiba-tiba.
"Ah ini ... Tidak ada, kurasa bukan ruangan yang penting. Ini gudang, tapi dalamnya benar-benar berantakan dan belum terenovasi. Aku takut jika kita masuk akan ada beberapa benda yang jatuh, makanya aku tidak menunjukkan padamu." Setelah itu Bangchan segera menarik tangan Seungmin pergi ke ruangan lainnya yang harus dikunjungi.
Mereka selesai sebelum jam makan siang, dan memutuskan untuk menunggu sambil menonton televisi. Tapi saat setelah mereka turun dari tangga, Seungmin mencengkram erat tangan Bangchan. Hal itu membuat Bangchan menengok menatapnya.
"Ku kira kamu bercanda soal siluman. Ternyata kamu serius ya?" Seungmin mencicit ketakutan berbalik menatap Bangchan. Bangchan pun melihat ke arah sofa di depan televisi.
Di sana ada laki-laki berambut pirang tertidur dengan tenang, hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan. Sesekali dia mendengkur sambil mengusap freckles di pipinya. Bangchan tersenyum getir.
'Kucing ceroboh'
To be continued
Aku update lagi! Semoga kalian suka^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pixie Nixie [Chanmin] (On Hold)
FantasíaTags. Harsh word, Chanmin, Fairytale AU.