Dengan sigap Bangchan melompat menggapai Seungmin. Tak memikirkan kemana perginya laki-laki yang mengajaknya "mengobrol" sampai lupa waktu tadi.
3 meter tidaklah pendek, itu cukup membuat cedera punggung apabila jatuh terlentang dan cedera lutut yang serius jika lutut mendarat terlebih dahulu.
Seungmin memejamkan matanya bersiap merasakan rasa sakit akibat terjatuh dari pagar setinggi 3 meter. Namun yang ia rasakan hanyalah tangan entah milik siapa yang terselip di kakinya dan tangan yang memegang punggungnya erat. Seperti bridal style.
Lantas Seungmin membuka matanya perlahan, dia berada di gendongan suaminya ternyata. Ia melirik ke punggung suaminya, cahaya biru berpendar keluar dari sana. Seperti ... Sayap?
"S..sayap?"
Suaranya lirih, berusaha memfokuskan matanya diantara gelapnya malam. Ini semua salah Bangchan sialan yang tidak memberitahunya dimana letak saklar lampu bagian luar rumah. Lupakan hal itu, sekarang yang terjadi adalah Chris menatap Seungmin dengan raut yang sama terkejutnya.
Jemari Seungmin menggapai pipi milik Bangchan. Mendekatkan rupa mereka berdua agar netranya senantiasa saling terhubung. Tanpa peduli bahwa mereka berdua tengah melayang di atas tanah.
Netra yang lebih tua berubah menjadi biru menyala. Membuat Seungmin terhipnotis dan semakin enggan melepas pandangannya. Jemarinya bergerak mengusap dan menarik telinga milik Bangchan dengan kencang. Yang diserang secara tiba-tiba meringis sembari memohon ampun.
"Chris, turun."
"Ampun! Lepaskan tanganmu."
"Turun."
Seungmin terlihat akan marah besar, maka ia memilih menurunkannya dengan pelan agar tidak lecet.
Setelah turun Seungmin langsung lari memasuki mansion, dan Bangchan mengejarnya setelah sayapnya hilang entah kemana. Dari gestur Seungmin dugaan Bangchan sepertinya benar, ia akan marah dan memporak-porandakan sesuatu.
°°°
Ia benar-benar lari penuh dengan amarah. Membuka pintu mansion dengan kasar dan mengabaikan Felix dan entah siapa yang terlonjak kaget padahal sebelumnya mereka sedang bercumbu dengan panas. Bangchan pun seolah tak peduli dan memilih mengejar Seungmin. Karena mereka merasa ini penting, mereka memilih ikut mengejar Seungmin.
Stamina milik Seungmin ternyata kuat, Bangchan tertinggal jauh di lantai dua di saat ia telah menapaki tangga terakhir untuk pergi ke lantai tiga. Mansion besar dengan arsitektur kuno memang terlalu membingungkan.
Kamar perkamar ia hitung mencoba menemukan apa yang ia cari sebelum Bangchan dapat menyusulnya. Tepat pada kamar terakhir di ujung lorong, Seungmin berhenti dan dengan cepat memutar kenop pintu yang ternyata tak di kunci atau bahkan sebenarnya tak pernah di kunci. Aroma kertas dari buku lama menyeruak ketika dia mencoba masuk, dicampur dengan aroma petrichor yang entah datang darimana.
Seungmin melangkah dengan perlahan, kamar kecil itu nyatanya tak seperti yang suaminya bilang waktu itu. Ini tergolong rapi untuk ukuran kamar yang 'belum direnovasi'. Ada meja di pojok ruangan dengan buku diatasnya, ia mendekat lalu mengambil buku paling atas.
Dongeng anak-anak, batinnya.
Ia lalu beranjak melihat ke dinding kamar, ada beberapa kertas dengan gambar manusia berukulan kecil di tempel pada dinding.
Ada cermin juga, cermin yang besar. Ia memilih menghampiri dan berkaca. Seketika ia pening, pantulan cermin yang ia lihat membuatnya diam tak berkutik.
(Anggep aja posenya ngga gini)
Matanya membulat seakan yang ia lihat adalah hantu, padahal itu hanyalah dirinya sendiri yang memiliki sayap.
"Seungmin!"
Ah ... Bangchan telah sampai, berdiri menarik nafas dengan keras di depan pintu. Dua yang lainnya menyusul dengan wajah kebingungan. Seungmin melihatnya dengan jelas melalui kaca, mereka memiliki sayap sama sepertinya. Biru, ungu, dan hitam dengan pendar putih di kedua sisinya.
"You didn't tell me about this?"
Nada yang Seungmin keluarkan menjadi dingin, tidak ada kehangatan seperti yang Bangchan rasakan biasanya. Seperti bukan Seungmin.
Bangchan hanya terdiam, dia menatap ke arah bayangan Seungmin pada kaca. Seolah beribu maaf telah tersampaikan dari tatapan itu.
"Jelaskan sekarang."
Setelah berkata, Seungmin segera meninggalkan kamar itu dan pergi menuju ke ruang keluarga. Felix hanya bisa mengusap punggung kokoh milik kakak sepupunya itu, sedangkan kekasihnya ... Entahlah, dia malah memilih membaca buku dongeng yang ada di meja.
To be continued
Mansion milik Bangchan, dibeli saat ulang tahun ke 24. Yang memilih Seungmin, karena dia suka dengan gaya klasik dan vintage.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pixie Nixie [Chanmin] (On Hold)
FantasyTags. Harsh word, Chanmin, Fairytale AU.