Setelah mengantarkan susu dan cookies ke kamar Felix. Seungmin pergi ke kamar miliknya dengan tergesa-gesa karena takut Bangchan menunggu terlalu lama. Dia bahkan menendang pintu kamar karena dia berpikir Bangchan sudah meninggalkannya tidur.
Oh ternyata tidak, Bangchan duduk memunggunginya sambil memegang sebuah album foto. Seungmin mendekat dan duduk di ranjang tepat di samping Bangchan. Ada foto masa kecil Bangchan, ada beberapa foto Felix juga, foto Bangchan yang sedang memangku seorang anak laki-laki yang kata si empunya itu merupakan adik dari Felix, foto pernikahan mereka juga ada, dan masih banyak lagi.
Sesekali Seungmin tertawa pelan karena foto Bangchan kecil yang menggemaskan, bahkan album foto itu sekarang sudah berada di tangan Seungmin. Dia terlampau gemas rupanya.
Tapi ada satu foto yang menarik perhatiannya, jika hampir semua foto Bangchan dengan dirinya itu berhasil dia ingat. Tapi tidak dengan foto yang berhasil dia temukan.
Disitu dia dengan Bangchan tersenyum lebar dan memegang sebuah kantong kecil di tangan masing-masing. Di ujung foto tersebut juga tertulis "First Pixie powder Chris and Sky."
Dia menatap Bangchan dengan penuh tanya, menuntut sebuah penjelasan yang mungkin bisa dia terima dengan akal sehat bukan seperti kejadian yang akhir-akhir ini menimpanya. Itu semua di luar perkiraan akalnya.
"Oh foto ini ...." Bangchan mengambil alih album itu dan mengambil juga fotonya.
"Foto ini diambil sebelas tahun yang lalu, tapi kurasa kau tidak ingat tentang foto ini. Tak lama setelah foto ini diambil kau kecelakaan Seungmin ... Sebelas tahun yang lalu kau kecelakaan di depan mataku sendiri." Bangchan tersenyum miris, menceritakan tentang foto ini hanya membuat memori tentang kejadian hari itu berlomba-lomba menikamnya.
Seungmin melihatnya, melihat tatapan murung dari netra kelam suaminya. Yang dia bisa lakukan hanya merengkuh suaminya dari samping, bisikkan beribu kata maaf karena telah membuat Bangchan teringat kejadian itu.
"Maaf ... Maaf membuatmu mengingatnya, aku hanya ... tidak bisa mengingat kejadian itu satu pun." Bangchan tersenyum simpul, dia lalu menaruh album foto itu pada nakas. Dan memberi Seungmin pelukan lalu berbaring di ranjang. Seungmin menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Bangchan, sedangkan Bangchan mengusap pelan rambutnya.
"Tidurlah Seungmin ... Aku baik-baik saja."
°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Seungmin sekarang duduk manis menonton televisi dan meminum Americano kesukaannya. Sesekali tertawa karena hal-hal lucu yang ada di televisi.
Bangchan baru saja pergi ke luar, sepertinya ke taman samping mansion. Suaminya itu cukup aneh, dia tidak menyapanya dan hanya tersenyum sepanjang berjalan menuju taman. Seungmin tidak ambil pusing, mungkin dia mendapatkan sebuah paket kardigan yang elastis atau mungkin ada paket action vigure Deadpool.
Tak lama kemudian Seungmin merasa aneh, dia menengok ke arah tangga menuju lantai dua. Mencari keanehan yang ada, mansion terlalu hening dan itu sangat aneh baginya. Hanya ada suara televisi yang tidak terlalu berisik.
Dia berniat menyusul Bangchan ke taman, namun yang terjadi selanjutnya adalah seseorang membekapnya dari belakang. Ingat, seseorang. Dia bahkan diseret dari lantai satu menuju ke lantai dua. Berteriak tidak ada gunanya, suaranya tidak terdengar sampai luar dan dari jendela juga Bangchan terlihat bermain-main dengan ikan yang ada di kolam.
Dia diseret sampai kamar miliknya lalu matanya ditutup dengan kain hitam yang pelakunya bawa. Tangan Seungmin juga diikat pada kursi dan mulutnya dilakban. Pelakunya pergi meninggalkannya, dia tahu dari suara langkah yang menjauh dan pintu yang tertutup.
Otaknya dipaksa berpikir keras agar bisa melepaskan diri. Dia mengingat-ingat setiap detail dari kamarnya. Dan beruntungnya pelaku tidak mengikat kakinya juga, jadi dia bisa berjalan kesana-kemari.
Dia mengitari kamarnya, sesekali menubruk lemari dan ranjang di sekitarnya. Dia hanya hendak mencari nakas, disitu terdapat gunting di bagian lacinya. Berjalan mundur itu menyusahkan, tangannya berada di belakang dan jika ingin meraba dia harus berjalan mundur.
Saat menemukan nakas, dia segera kembali duduk pada kursi dan menarik perlahan laci yang ada sembari mencari gunting. Dia tarik perlahan agar tidak menimbulkan gaduh, lalu gesekkan tali pada gunting yang ada di genggamannya. Sedikit sulit dan bisa melukai tangannya.
Tali pun terlepas dan tinggal kain yang ada di matanya. Dia pun berdiri hendak melepaskan pengikat kain, namun tiba-tiba ranjangnya berderit pelan. Tidak ambil pusing lagi dengan itu dia segera melepasnya, dan semuanya pun terlihat.
Rupanya yang membuat ranjangnya berderit itu ... Seekor macan kumbang besar yang menatapnya dengan tajam. Seungmin ketakutan, sekali maju mungkin kepalanya akan hilang.
Karena kepanikan yang melandanya lebih besar daripada akal sehatnya. Dengan segera dia berlari ke arah balkon, macan itu melompat mengikutinya. Dia melihat ke bawah, ada suaminya yang menatapnya dengan tersenyum lebar. Rasanya Seungmin ingin menangis.
Macan tersebut semakin mendekat dan tidak ada pilihan lain. Seungmin dengan nekat menaiki pagar balkon dan bersiap untuk lompat, Bangchan masih tersenyum lembar tanpa beban apapun.
Segera setelah macan itu melompat hendak menerkamnya, Seungmin pun menjatuhkan dirinya dari balkon lantai dua.
Matanya tidak berhenti menatap Bangchan, melihat ekspresinya bagaimana. Bangchan semakin tersenyum lebar dan malah sekarang tepuk-tangan. Dan semuanya pun menjadi ... Gelap.
To be continued
Hai-hai! Aku back lagi YEAYYY. Aku update buat merayakan b-day leader kita, Christopher Bang 🥳🥳🥳 Semoga sehat selalu dan tetap jadi leader yang terbaik!
Oh iya! Dan juga buat sendernim wolppycafe makasih banyak udah rekomendasiin book ku ini ya! Terima kasih banyak banyakkk💖💖🥺.Jangan lupa buat kasih aku kritik ataupun saran jika sekiranya ada yang kurang pas. Oke see you all👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Pixie Nixie [Chanmin] (On Hold)
FantasyTags. Harsh word, Chanmin, Fairytale AU.