18. achttien ੈ➳

95 22 0
                                    

Y/n dengan sengaja mengikuti Junghwan dan Yoora yang jalan berdua. Dengan wajah masamnya, y/n tetap menjaga jarak agar tak ketahuan.

Junghwan dan Yoora hanya Jalan jalan biasa sebenarnya. Tapi karena y/n kepo, jadi dia memutuskan untuk memantau mereka berdua. Y/n sudah beberapa kali tau jika Yoora dan Junghwan jalan-jalan bersama, bahkan kala itu Yoora meminjam sepatu heels y/n untuk jalan bersama Junghwan.

Ingin rasanya y/n menembakkan peluru ke jantung Yoora.

Hingga akhirnya Yoora dan Junghwan berhenti lalu duduk di kursi panjang bawah pohon yang cukup untuk berteduh. Posisi mereka juga duduk menghadap sungai Han dan langit jingga sore menjelang malam.

Y/n yang jengkel melihat mereka berdua, meremas rok nya dengan raut wajah kesal. Ia ingin melempar batu ke wajah Yoora. Y/n mencoba mengatur nafas untuk menenangkan diri sendiri.

Y/n ikut duduk di salah satu kursi panjang yang posisi nya jauh dari mereka berdua. Jadi y/n tetap tak ketahuan karena posisi nya agak di belakang mereka, namun terpaut jarak beberapa meter jika di ukur dari arah samping.

Sore telah berganti malam. Sudah beberapa puluh menit juga y/n memantau mereka berdua yang asik sendiri. Nampak Junghwan dan Yoora bercanda berbincang bersama sedari tadi.

Udara malam mulai dingin. Menembus kulit yang membuat bulu kuduk sesekali berdiri karena kedinginan.

Dapat y/n lihat Junghwan memberikan jaketnya pada Yoora layaknya sepasang kekasih.

"ishh" decak y/n mengepalkan tangannya.

"Gw kedinginan juga" lirih y/n menyilangkan kedua tangan nya memegangi lengan layaknya orang kedinginan. Matanya berkaca kaca menahan sakit hati nya.

Tiba tiba y/n merasakan jaket hangat menempel di badannya dari belakang.

Y/n menoleh dan menemukan Doyoung yang tengah menghangatkan nya dengan jaket baseball varsity warna hijau milik Doyoung.

"Dobby?" Ucap y/n refleks.

Doyoung tersenyum sambil memakaikan jaketnya ke bahu y/n lalu Doyoung ikut duduk di samping y/n.

"Lo kok bisa ada di sini?" Tanya y/n.

"Lo yang kenapa bisa di sini. Nyari penyakit aja bisa nya." Kata Doyoung tau jika y/n kesini karena mengikuti Junghwan.

Raut wajah y/n kembali datar.

"Pulang yuk, dah malem." Kata Doyoung.

"Tapi kaki gw sakit." Kata y/n sedikit merengek. Ia tidak bohong. Kaki nya benar benar lelah hingga terasa sakit karena mengikuti Junghwan sejak sore tadi.

Doyoung berjongkok di depan y/n.

"Naik. Gw gendong." Kata Doyoung akan menggendong y/n di punggung.

Y/n mengembangkan senyum yang tidak bisa Doyoung lihat.

Y/n naik ke punggung Doyoung dan Doyoung berdiri menggendong y/n.

"Berat?" Tanya y/n.

"Iya, lu kebanyakan makan." Kata Doyoung sambil berjalan dengan santai nya.

Y/n hanya tertawa kecil mendengar Jawaban Doyoung.

"Makasih Doy." Kata y/n setelah sudah beberapa menit berjalan. Doyoung tersenyum tipis mendengar nya.

"Iya, sama sama." Kata Doyoung lembut di sertai senyum yang susah luntur dari wajahnya.

Langkah Doyoung akhirnya sampai di lorong lantai 9 yang sepi.

"Lo capek??" Tanya y/n menyadari langkah Doyoung melambat.

GUESS WHO? || TREASURE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang