21.45 WIB
Terlalu dini untuk mabuk, namun Azora kini sudah lupa dengan dunia. Patah hati yang membuatnya berada di tempat haram ini sejak 2 jam lalu meneguk terus menerus minuman beralkohol yang menghilangkan akal sehat.
"Heh! Udah gila, lo udah mabok, Zora!" Manda yang sedari tadi menemani sahabatnya di buat sedikit kelimpungan.
"Hiks hati gue Man, hikss hueee ada yang nusuk pake jarum hiksss sakit --- haaaaa berdarah manda hueeee dada gue bolong aaaaa," ucap Azora melantur, air mata dengan penampilan acak-acakan membuat Azora sukses seperti seorang gembel, kalau Manda tinggalkan di jalan mungkin Azora akan di kira gelandangan.
Drunk habit Azora ketika mabuk sangat bertolak belakang dengan sifat kesehariannya. Azora yang di kenal dengan pembawaan yang tenang menjadi sangat cerewet dan menyebalkan.
"Aduh!! Mabok beneran ini anak, ck kalau bukan karena Azorin lagi sibuk sama pameran nya gak bakal gue kejebak disini," decak kesal Manda. Perlu di ingat Azora memiliki kembaran bernama Azorin mereka sedari dalam kandungan sudah bersama bahkan sampai sekarang jadi tak heran jika sahabat Azora maka dia juga sahabat Azorin.
Racauan terus keluar dari mulut Azora membuat telinga Manda panas. "Gue telpon adek lo dulu deh." Manda langsung menyambungkan telfon pada adik laki-laki Azora, siapa lagi jika bukan Aaron si calon dokter kandungan.
"Hallo kak?"
"Hallo Aar? Dimana? Ini kakak lo mabok, bisa jemput gak? Gue ada urusan soalnya gak bisa nganter balik," ujar Manda dengan suara kencang karena suaranya tersamarkan oleh hiruk pikuk ramai diskotik.
"Kak Zora?"
"Iya, kakak lo patah hati."
"Gue langsung otw, shareloc kak."
"SIP!"
Sambungan telfon terputus, Manda menghela nafas lega.
"Hiks Tama jahat... brengsek brengsekk!!!"
"Iya si Tama emang paling brengsek." Manda menepuk-nepuk punggung sang Sahabatnya itu memberi respon meskipun tak berguna juga.
Manda sebenernya bisa saja mengantarkan Azora pulang hanya saja kekasihnya sudah sangat menyebalkan, sedari tadi memborbardir ponselnya dengan pesan dan telfon membuat Manda sedikit frustasi menghadapi sifat posesifnya.
"Aduhh lama-lama gue ikut mabok kalau begini, pusing pala gue!"
Manda langsung menghabiskan dengan sekali teguk air beralkohol itu yang membuatnya kecanduan untuk meneguk cairan itu lagi dan lagi. Seharusnya Manda menunggu hingga Arron datang, seharusnya Manda tak ikut terbuai untuk melepas penat, seharusnya.... seharusnya...
***
Raffael berjalan sedikit sempoyongan menelusuri bar, berniat untuk kembali ke table yang dia pesan dengan teman-temannya namun dengan penglihatan kabur Raffael menangkap seorang wanita cantik yang sangat ia cintai tengah meracau bersama seorang wanita lain.
"Sayang..." Raffael menghampiri wanita itu.
"Kamu ngapain disini?! Kamu bohongin aku?!" Diambang kesadaran Raffael menyentak keras. Azorin memberi tahu jika dirinya tengah sibuk namun kenapa dia ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart's II : Azora [Revisi]
Romansa📌 SQUEL MY HEART'S My Heart's II : Azora Bagaimana rasanya menjadi Azora. Menghancurkan hati dan hidup kembarannya dengan sekali hantam. Bukan, Azora bukan tokoh antagonis disini, namun takdir menuntun untuk hal yang tak pernah Azora sendiri ingin...