🌻 Unwanted

1.4K 249 74
                                    

Ed menghela nafas lelah setelah bekerja seharian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ed menghela nafas lelah setelah bekerja seharian. Jadwal operasi hari ini lumayan banyak dan di tambah dengan kejadian tadi siang yang membuatnya benar-benar kepikiran.

Selena terlihat bukan wanita sembarangan. Tapi fakta dia telah memiliki seorang anak cukup mengganggunya. Entahlah. Mungkin image wanita baik-baik yang ia punya untuk Selena harus terbalik begitu saja.

Sungguh. Ed tidak bisa membenci karena selain tidak punya hak, ia juga tahu bagaimana rasanya dibenci karena menyebabkab seseorang meninggal.

Ya, Ed pernah ada di posisi yang sama dengan Selena. Ibu Edward meninggal saat melahirkannya. Itu juga yang menjadikan alasan kenapa ia memilih menjaid dokter kandungan. Untuk menolong wanita di proses antara hidup dan mati itu.

Namun sama seperti Liam yang terus menyalahkan Selena, Ayah Edward juga terus menerus menyalahkan kehadiran Ed ke dunia.

Sialan! Kalimat kutukan itu terngiang lagi.

Aku harusnya membunuhmu sebelum kau lahir. Seharusnya istriku masih hidup jika bukan karena dirimu!

Dasar anak pembawa sial!!!

Kau tidak pernah berhak atas kehidupan di dunia ini!!

Bukankah ini benar-benar tidak adil? Ed tidak pernah meminta untuk itu semua!

Jika memang ia tahu apa yang akan terjadi, mungkin Ed juga lebih memilih untuk tak di lahirkan dengan semua kebencian dari orang yang seharusnya memberikannya perlindungan.

Ed berdecak karena pipinya kembali basah. Airmatanya tak pernah bosan turun tiap mengingat setidak diinginkan apa dia di Dunia.

Tapi tidakkah terpikir oleh Ayahnya kalau ia juga menderita?

Ketika anak kecil lain datang bersama ibu mereka saat pertama kali menginjak bangku sekolah, Ed sendiri.

Saat teman yang lain bercerita bagaimana enaknya masakan yang ibu mereka buat, Ed harus apa? Membayangkan. Hanya itu yang ia bisa. Membayangkan bekal yang dibawakan oleh Mama Farah, Ibunda Laura, itu dibuatkan oleh Bunda.

Ah.. Sebutan apa yang Ed gunakan sebagai panggilan jika saja beliau masih hidup? Ed suka bunda. Atau mama seperti yang Laura lakukan? Mommy yang sedikit lebih modern. Atau Ibu yang klasik namun sarat akan makna?

Entahlah.. Rasanya semakin sesak ketika aku bahkan tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk memanggilnya.

Bunda..

🌻

"Lo dimana, Sel?" Tanya Vio yang sudah menunggu didepan toko tempat selena bekerja. Ini jam 8 malam. Seharusnya Selena pulang jam 5 sore tadi. Ah, sudahlah. Ia membantu sahabatnya meski pulang dengan rasa dongkol luar biasa pada kekasih Vio itu.

Huh! Liam sialan!

"Di mini market seberang, Yo. Ada yang harus gue beli dulu." Jawab Selena dengan posisi HP yang ia jepit ditelinga dengan pundaknya. Kedua tangannya sibuk sedang menimang-nimang pembalut mana yang sebaiknya ia beli.

Happy Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang