"Tolong infokan Dokter Karin untuk siapkan testpack dan melakukan tes USG!" Perintah Ed.
"Baik, dok." Ujar si perawat patuh.
Ia langsung berbalik hendak keluar dari ruang perawatan istri dan anak dokter Lee yang gosipnya menjadi santapan lezat di rumah sakit ini.
Katanya Dokter Ed lupa ingatan dan melupakan istrinya yang tengah mengandung. Lalu bertemu kembali saat anak mereka sudah besar. Tuan Lee punya andil besar dalam kisah mereka. Begitu katanya.
Bah! Drama sekali, bukan? Walau kisah sebenarnya tak kalah drama. Malah lebih rumit daripada sekedar amnesia.
"Atau tolong bawakan dulu hasil lab-"
"Dokter, Ed~!! Yuhhuuu~"
"Astaga, kaget!" Si perawat berjenging kaget mendengar seruan mendayu itu. Disertai pintu yang dibuka secara tidak santai.
Tangan si perawat menepuk-nepuk dadanya mencoba bersabar karena yang membuat ia kaget adalah salah satu anak pimpinan direksi, dokter sekaligus istri seorang dokter disini yang tak bisa ia maki.
"Dokter Rin, kebetulan-" Ucapan Ed kembali terpotong saat dokter yang Selena perhatikan memiliki kaki jenjang dengan nama Karina Hwang terukir di snelli putihnya yang dipadukan dengan rok span hitam setengah tiang dan blouse berwarna biru itu mendekat.
"Hasil lab istri lo baru keluar nih." Karina menyerahkan map di tangannya pada Ed lalu melambaikan tangan pada istri teman sejawatnya.
Selena menjawab kaku lambaian tangan si Dokter sebagai bentuk sapaan. Selena sering ke rumah sakit ini tapi nampaknya ini pertama kali ia melihat dokter Karina.
"Ck.. Sebenernya males banget gue ngasih ini. Gara-gara lo mangkir dari tanggung jawab, suami gue yang dikorbankan." Dokter Karin mendekat ke arah ranjang sebelum mengeluarkan stetoskop mengecek keadaan Selena.
Setelah itu, si dokter tadi ikut melakukan apa yang Ed lakukan sebelumnya. Yakni meraba perut bagian bawah Selena dan menekannya pelan. Senyum jahil terukir di bibirnya.
"Ciecieciee.... Ada yang mau jadi papa anak dua nih." Goda si dokter yang ternyata merupakan sama-sama dokter kandungan.
Matanya mengerling pada Ed yang bertampang datar dan Selena yang tersipu malu bergantian.
Masalahnya Dokter Karina memasang wajah yang bisa Selena artikan sebagai, "I know what you guys did."
Jujur saja sejak Stella mengatakan kalau ia hamil dulu, Selena merasa otaknya tidak lagi bersih dan semakin tidak bersih setelah menikah dengan Ed langsung tertuju pada proses bagaimana Eden bisa ada. Juga bayi ini.
Dan membayangkan adiknya dan Stella did that in such young age itu cukup disturbing bagi Selena yang belajar sex education sejak SMP namun tidak pernah mempraktekannya secara langsung.
Sebelum menikah tentunya. Setelah menikah tolong jangan ditanya lagi. Buktinya tau-tau saja benih Ed sudah tumbuh di rahimnya. Demi tuhan, ini bahkan belum genap dua bulan mereka menikah.
"Rin, saya masih mau pastiin-"
"Itu hasil lab, bro. Pasti akurat." Karina kembali menyela ucapan Ed membuat pria itu kian kesal. Namun seolah tak peduli, tangan Karina kini fokus menoel-noel pipi Eden gemas.
"Tetap saja. Saya ingin melihat keadaannya." Karena sebelum pergi ia memberi nafkah batin pada istrinya secara habis-habisan pun meresepkan obat penurun demam umum karena ia tak tahu istrinya sedang hamil.
"Saya sarankan memakai USG transvaginal. Perkiraan janinnya masih terlalu muda. Saya ingin melihat dan memastikan tidak ada kista atau apapun disana, keadaan plasentanya, oh dan ini memasuki minggu ke enam, jadi saya sudah bisa mendengar detak jantungnya, kan? Jadi-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family
RomanceEdward butuh sosok Ibu, Eden yang membutuhkan sosok Ayah dan Selena yang merindukan kehangatan seorang Ayah. Cast : 💙 Jeno Lee (NCT) as Edward 💚 Yeji Hwang (ITZY) as Selena 💛 Park Naeun (Eden) as Eden