🌻 Home

1.2K 241 77
                                    

Selena merasa kasihan pada Ed yang kekurangan jam tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selena merasa kasihan pada Ed yang kekurangan jam tidur. Walau Edward bilang tak masalah, jelas tak bisa melihat gurat lelah di mata pria itu yang mulai menghitam.

Ed bukan siapa-siapa Eden tapi setulus apa pria itu dalam mengurus Eden tidak perlu di tanya lagi. Kini saja, pria itu sedang berjalan di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa perlengkapan yang ia dan Eden butuhkan.

Selena rencananya ingin meminta Andy membawakan perlengkapan dan baju mereka ke rumah Ed. Mengingat ia harus tetap menghemat dan menekan budget pengeluran untuk persiapan sekolah Eden tahun depan.

"Bunda! Lihat!" Pekikkan Eden yang ada di gendongan Ed, membuat Selena mendongak dari pikirannya. Ternyata mereka kini sudah ada di lorong perlengkapan kebersihan tubuh. Tepatnya di bagian kebersihan gigi.

Gadis kecil mengacungkan sikat gigi berwarna merah muda dengan karakter tikus perempuan yang sangat terkenal tinggi-tinggi. Selena meringis saja sambil memikirkan bagaimana cara menghentikan kebaikan Ed yang nampaknya terlalu berlebihan.

"Kenapa masih disana? Ayo, kamu juga pilih." Ujar Ed.

Dengan langkah malas dan malu, Selena berjalan mendekati putrinya dan pria yang putrinya anggap sebagai ayah. "Ed.. Punya aku di rumah Ibu masih bagus."

"Sekalian aja, Selena. Kita sudah ada disini." Namun wanita itu masih nampak tak setuju. Sehingga sikat gigi, handuk sampai selimut, Ed yang mengambil dan memilihkan untuk Selena karena wanita itu menolak untuk menyentuh apapun.

"Ayah, Eden pengen coklat, boleh?" Gadis kecil memamerkan sepasang mata besar memelasnya membuat Ed tak kuasa menolak.

"Ga bol-"

"Boleh." Ed segera menyela jawaban Selena. Ia menurunkan Eden dari gendongannya dan membiarkan gadis itu memilih makanan yang ia mau.

Mendapati pelototan Selena, Ed hanya mengendikkan bahu sambik mendoring trolley mengambil beberapa cemilan.

"Jangan dianggap sebagai beban, Selena. Aku sangat senang karena ada yang akan menemaniku di rumah. Anggap saja aku memberi hadiah selamat datang." Ed menangkup wajah Selena yang masih cemberut tak terima dengan keputusan Ed.

"Aku yang harusnya kasih hadiah karena kamu bersedia menerima aku dan Eden." Ujar wanita itu yang segera melepaskan diri dari cengkraman lembut jari telunjuk dan ibu jari Ed. Tak baik untuk kesehatan jantungnya. Lagipula ia tak boleh luluh terlebih dahulu sebelum Ed sadar agar tidak memanjakannya dan Eden berlebihan.

"Ide bagus." Lalu tanpa aba-aba pria itu menggenggam pergelangan tangan Selena yang melotot kaget. Sentuhan yang Ed lakukan mengingatkannya pada kejadian saat bibirnya terluka. Selena yakin jarak bibir mereka hanya tinggal beberapa milimeters saja saat pintu kamar dibuka agak kasar oleh seorang suster jaga.

"Pasien Preeklamsia mengalami kejang-kejang, Dok!" Tak menunggu waktu lama, Ed segera berlari bahkan tak sempat membereskan kotak P3K yang pria itu bawa.

Happy Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang