🌻 A Glimpse of The Past (2)

1.2K 209 41
                                    

Eden yang semula memeluk Ed karena takut, kini terlihat begitu riang saat Ed menggenggam tangannya lalu melakukan house tour.

Sesuatu yang tak pernah terpikirkan ataupun terlintas di benak Ed untuk melakukan ini.

"Ini mamanya ayah?" Tanya Eden sambil menunjuk figura seorang wanita yang matanya sangat mirip dengan Ed ketika tersenyum. 

Pria itu tersenyum melihat senyum lembut sang bunda yang terlihat begitu damai dalam balutan gaun putih indah. Ed berjongkok menyamakan tinggi dengan Eden lalu mengangguk. "Iya. Cantik, kan?"

Eden mengangguk antusias. "Cantik. Tapi Bunda lebih cantik." Ujarnya penuh bangga. 

Ed tertawa saja mendengarnya. Dalam hidup Eden, nomor satu dalam segalanya adalah sang Bunda. Yang paling cantik, yang paling hebat dan yang paling jago masak. Selena adalah yang paling segalanya bagi Eden. Dan Ed tak tertarik untuk membantah karena memang ia setuju.

"Huuuamm..." Mulut kecil Eden terbuka lebar saat menguap. "Ayah... Eden ngantuk." Eden meringsek masuk dalam pelukan sang ayah.

"Sini Ayah gendong."

Dalam pelukannya, Eden menggeleng. "Ayah nanti capek. Mau peluk aja." 

Ed tetap menggendong putrinya itu untuk duduk di sofa putih yang berada di ruang tamu. Tak dipungkiri kalau tubuh Ed memang lelah. Seharian bekerja lalu mengurus Laura dan kini entah apa yang masih dibicarakan oleh sang Ayah dan Selena.

Ed sudah ingin beristirahat di kasurnya yang empuk. 

Mengerjap memandangi isi rumah yang terang tapi tak pernah terlihat terang bagi Ed yang selalu dalam naungan takut. Ed kecil yng malang lebih sering berada di dalam lemari karena jika ia muncul di hadapan sang ayah. Dia hanya akan dipukuli.

Ah.. Sudah berapa tahun terlewati? Rasa sakitnya masih sama seolah baru terjadi kemarin. 

Tapi suasana rumah ini sangat berbeda. Jika dulu akan penuh dengan rintih sakit dan tangisan Ed. Kini, setelah Ed beranjak dewasa lalu ikut bersama keluarga Laura pindah ke London rumah ini rasanya begitu senyap.

Terlebih sang Ayah yang pendiam. Apa Ayahnya tidak kesepian di sini? 

🌻

Beberapa tahun lalu....

Saat itu, Selena tengah mengelapi meja pelanggan yang dine in di bakery tempat ia bekerja. Ia baru bekerja beberapa bulan disana. Toko kue yang menjadi incaran baik itu warga lokal ataupun luar negeri karena rasanya yang authentic.

Ketika begitu fokus menggosok noda tumpahan kopi di meja, atensinya teralih pada gadis yang ia kenal berdiri dari luar dinding kaca toko.

Ia kenal gadis yang kini pandangannya sudah menyatu dengan matanya. Mengerjap beberapa kali, Selena mengedarkan pandangannya kebelakang memastikan kalau ia lah yang dicari oleh kekasih sang adik itu.

"Sel, itu kenalan kamu?" Mendengar pertanyaan dari manajer toko, Selena menjawab dengan anggukan. "Samperin gih. Pelanggan ga nyaman liatnya."

Saat Selena melihat ke sekitar, ternyata memang beberapa pelanggan terlihat risih dengan keberadaan gadis yang kini mulai mencebik menyedihkan itu.

Dia kenapa?

Abis putus dari Andy, kah?

Ah... Malas sekali Selena ikut campur dalam hubungan orang. Tapi mau tak mau ia tetap keluar karena perintah dari manajernya. Ia tak mau di pecat hanya karena membantah lalu lenyap sudah gaji yang ia gunakan untuk biaya kuliah. 

Happy Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang