1

108 16 0
                                    


Di pagi hari yang cerah terlihat seorang pemuda yang sudah siap dengan seragam lengkapnya, bercermin di kaca yang lumayan besar sambil merapihkan dasi dan rambutnya.

Serasa sudah siap Nega Segera mengambil tasnya dan keluar dari kamar tidak lupa juga dia mengunci kamarnya, ya setiap Nega Keluar ataupun masuk ke dalam pintu itu selalu dia kunci, Nega Sengaja melakukan itu supaya tidak ada orang yang sembarangan masuk ke dalam kamarnya.

Setelah mengunci kamarnya Nega Berjalan menuruni anak tangga, dan berjalan ke arah ruang makan di mana di sana sudah ada ke dua orang tuanya dan satu adiknya yang menatap Nega Begis. Entahlah Nega tidak tau semenjak kapan adiknya ini membenci Nega. Tapi perlu kalian ketahui bahwa Nega menyayangi FAHZA ALBANA RENALD yaitu adik kandungnya.

"Ayah berangkat duluan,"ucap sang kepala keluarga yang bernama ALVI RENALD. Yah setiap hari saat Nega akan ikutan sarapan Alvi selalu menghindar.

"Aku selesai, aku berangkat duluan ya Bun," Fahza bangkit, dan mencium tangan Bundanya yang masih duduk di sebelahnya.

Baru saja Fahza akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba tangannya di tahan oleh Nega, Fahza yang di tahan pun hanya menatap Nega dengan tatapan yang sulit di artikan.

Nega yang di tatap hanya menunjuk piring adiknya yang masih tersisa makanan.

"Lepas,"ucap Fahza dingin.

Akhirnya Nega melepaskan genggamannya, namun sebelum Fahza melangkah Nega sudah mendahului Fahza, Nega pergi tanpa berpamitan, bukan tidak sopan karena pergi tidak berpamitan tapi jika berpamitan pun rasanya percuma karena mereka tidak mau di dekati ataupun di sentuh oleh Nega.

"Dasar bisu."
_________

Nega terus berjalan kaki menyusuri jalan untuk sampai ke sekolahnya, kenapa dia tidak memakai kendaraan karena ayahnya atau Alvi tidak pernah membelikannya barang-barang seperti itu, dia hanya memberikan tempat tinggal, dan marganya.

Sekolahnya pun Nega dapatkan dari beasiswa, karena dia sekolah dengan beasiswa membuat Nega di jauhi oleh banyak orang, mereka tidak ada yang mau berteman dengan anak beasiswa.

Setelah sampai di di sekolahnya Nega langsung menuju kelasnya dia tidak mau berlama-lama di luar mendengar gosipan dan hinaan semua orang tentangnya.

"Iiihh."

"Itu dia tuh si bisu."

"Kenapa sih dia masuk sekolah elit ini, seharusnya tuh dia sekolah di sekolah biasa aja."

"Iya kalo perlu gak sekolah sekalian,"

Ya begitulah kira-kira orang yang membicarakan Nega di belakang. Tapi Nega hanya diam saja, dia terus berjalan hingga sampai ke kelasnya. Nega duduk di bangku paling belakang dan pojok, Nega sih ok ok aja dia duduk paling belakang toh itu juga kemauannya sendiri.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya jam pelajaran di mulai dengan lancar, dan sekarang waktunya untuk istirahat.

Para siswa pun berhamburan saat mendengar suara bel istirahat, tapi beda dengan Nega dia hanya duduk di bangkunya mengambil benda pipih yang ada di kantong celananya.
___________

Tuk
Tuk
Tuk

"Kenapa kalian gak sekolah?."

"Males."

"Cabut kita ada tugas dari Bos,"ucap salah satu dari mereka. Dia bernama REGIL RAFARDHA, dia adalah tangan kanan Bos besar mereka sebagai wakil pemimpin geng motor mereka, meskipun mereka geng motor yang mempunyai banyak anggota mereka masih menegakkan ke adilan menumpas kejahatan yang terus meraja lela.

Bahkan karena mereka sering menggagalkan aksi kejahatan geng motor lain yang akan menganggu masyarakat, sehingga banyak sekali geng motor dan preman yang membenci geng motor ini, bahkan mereka menghalalkan segala cara supaya geng motor ini bubar dan musnah. Tapi karena pemimpin mereka, geng motor ini masih ada meskipun musuh di sana-sini.

"Apa?,"tanya RAGIL RAFARDHA, Kembaram dari Regil.

"Gue jelasin di jalan,"semuanya mengangguk dan bergegas untuk menjalankan tugas dari Bos besarnya.
___________

"Huffp capek banget asli,"seorang gadis cantik duduk di sofa panjang rumahnya.

"Ya sama, gue juga capek emang lo doang yang capek,"ucap salah satu pria yang sepertinya umurnya tidak berbeda jauh dari wanita itu.

"Nih Mamah udah buatin kalian minuman buat kalian."

"Wihhh makasih mamah cantik ku."

"Mah? mamah gak apek apa buatin kita minuman, padahal mamah yang paling sibuk tuh ngangkatin barang dari mobil ke dalam rumah."

"Sebenarnya mamah juga capek Dela, tapi mamah kasian sama kalian makannya mamah buatin kalian minuman, makasih ya udah mau bantuin mamah."------DEA.

Dela hanya mengangguk dan meminum minuman yang sudah mamahnya buatkan.

"Sama papah gak ngucapin makasih nih? Okey kalo gitu entar malam mamah tidur di luar sana,"ucap suami dari Dea. Yang bernama Putra.

"Kebalik yang ada mamah yang nyuruh papah tidur di luar, ngajak pindahan kok mendadak,"Dea Memutarkan bola matanya.

"Ya 'kan biar supres."Putra Merentangkan tangannya.

"Supres dari mana?, nyusahin yang ada."

"Yehh jangan ngambek dong, iya deh papah ngalah, papah minta maaf ya, lagian papah yakin mamah pasti suka sama rumah nya."Putra Mencolek pipi Dea

"Udah, udah, udah, kalian ini
mesra-mesraan di depan orang yang jamblo, iri nih bos."














*********

Hehehe maaf maaf up-nya kelamaan ya, abisnya lagi sibuk banget sama ulangan.

(Tidak) BISUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang