"Bang makasih ya udah nolongin," ucap Dela di hadapan Regil dan Ragil."Iya sama-sama lain kali lo belajar bela diri deh sama gue biar jago berantem," ucap Ragil.
"Iya nanti gue belajar deh sama bang Regil."
"Lah kok Regil sih Del?, 'kan yang nawarin gue bukan si Regil," ucap Ragil yang sepertinya tidak terima.
"Ya terserah gue lah."
"Yeh ni anak di bilangin juga."
"Eh iya Del, anak tadi gimana dia baik-baik aja 'kan sekarang?," Tanya Regil mengakhiri perdebatan mereka.
"Kayaknya udah gak papa sih," ucap Dela.
"Kok kayak nya sih gue nanya serius, yang mang lo gak nanya sama dia nya?."
"Dia gak bisa bicara."
Empat kata yang bikin hati Regal dan Regil teriris, bisa-bisanya mereka memiliki bully orang yang mempunyai kekurangan seperti Nega.
"Serius?," Tanya Regil mencoba meyakinkan Dela.
"Iya bang gue serius, gue juga gak tau kenapa dia gak bisa bicara kaya gitu, gue juga pernah nanya ke siswa siswi di sini, tapi mereka juga gak tau kenapa, mereka cuma taunya Nega itu Nega gak bisa bicara semenjak dia masuk ke sekolah ini, makannya mereka gak mau temenan sama Nega dan membully nya."
"Gue bom nih sekolah sabi kali ya?," Tanya Ragil sambil menatap Regil yang duduk di hadapannya.
"Isinya orang-orang biadab semua," ucap Regil dengan wajah yang masih datar.
"Tapi gue berterima kasih banget sama lo Del, mungkin kalo bukan karena lo pindah ke sekolah ini itu anak masih di bully kali ya?."
"Iya sama-sama, tapi masalah seperti ini buat lo gak geratis bang," ucap Dela.
"Alah pilih kasih lo Del."
"Bang, beliin gue mobil sport dong."
Ragil membulatkan matanya saat Dela mengutarakan keinginannya yang tidak main-main itu, bisa-bisanya dia meminta hal yang kurang masuk akal itu.
"Gila lo, minta aja sana sama orang tua lo, gue juga tau kali lo bukan dari orang miskin, buat beli gituan doang mah kecil," Ucap Ragil.
"Gue gak mau, gua maunya sama lo okey, gak ada penolakan, makasih Abang gue ke kelas dulu bay," setelah mengucapkan itu Dela langsung pergi begitu saja.
"Adik siapa sih tuh, minta di cingcang banget," dumel Ragil.
Tingg
Suara dering ponsel bertanda pesan masuk ke dalam hp Ragil.
"Hahaha emang the best deh nih si bos," ucap Ragil saat membaca pesan dari Bos mereka.
"Apaan?."
"Nih gue di transfer uang buat beli mobil sport si Dela, tapi katanya gak boleh bilang sama si Dela kalo mobilnya dia yang beliin."
Regil hanya mengangguk-ngangguk saja, sudah tau betul gimana karakter Bos mereka ini, entah lah setiap ada anggota DETSON yang membutuhkan dia pasti membantunya walaupun dia tidak ada bersama mereka.
___________"Nega kepala lo gimana masih sakit gak?," Tanya Dela menghadap ke arah Nega yang sedang menulis. Dan gelengan kepala yang Nega bererikan kepada Dela.
"Okey kalo lo baik-baik aja."
"Ouh iya entar sekolah lo mau gak anter gue, sebentar aja."
Nega mengambil buku kecil yang selalu ada di dalam kantong celana nya.
"Maaf gue sibuk"
Begitulah kata yang di tulis oleh Nega untuk Dela.
Meskipun Nega ingin sekali bermain seperti orang lain, tapi kalo dia pulang terlambat pasti Ayah dan Adiknya akan memarahinya lagi.
"Yah kok gitu sih, sebentar aja ya," Dela memegang tangan Nega, dia terus memohon kepada Nega.
Dan hanya gelengan yang Nega dapatkan dari Nega, kecewa sih tapi Dela hanya memaklumi saja mungkin Nega mempunyai urusan hari ini, jadi Dela akan meminta Nega mengantarkannya lain hari saja.
"Gak bisa banget ya?," Tanya Dela pasrah.
Lagi dan lagi Dela hanya mendapatkan anggukan dan gelengan dari Nega.
"Padahal gue maunya sekarang, ya udah deh lain kali aja ya gue ajak Lo jalan."
Bommm
Tidak ada angin, tidak ada hujan, badai, petir, longsor, banjir tiba-tiba Nega tersenyum sangat manis sambil mengangguk ke arah Dela, jujur Dela meleleh dengan senyumannya Nega barusan.
"Nah gitu dong senyum sekali-kali bagus tau."
"Iya gue bakalan terus tersenyum buat lo"
"Gue pegang janji lo ya."
"Tapi maaf kalo gue gak bakalan selalu senyum di manapun lo mau, tapi gue janji, gue janji sama lo gue bakalan tertap tersenyum buat lo, karena lo adalah orang satu-satunya yang mau berteman sama gue makasih Del"
Hati Dela terasa teriris dengan apa yang di tulis Dela, ya Dela baper sekaligus perihatin dengan tulisan.
"Iya gue ngerti, kita 'kan teman."
"Kalo lo udah anggap gue teman, lo jangan pernah sungkan buat minta bantuan sama gue, kalo di siksa lagi sama mereka lo lari aja, hindari mereka dan temuin gue atau gak Abang kembar yang tadi nolongin lo ya."
"Tapi gue juga takut mereka melakukan gue kaya yang lain Del"
"Nggak, lo percaya sama gue, mereka gak mungkin ngelakuin itu sama lo, sejahat-jahatnya mereka, sekejam-kejam nya mereka, mereka gak bakalan ngebully orang yang gak berdosa, lo percaya 'kan?."
"Gue udah percaya sama lo, jangan bikin gue kecewa lagi dan lagi Del"
__________
Halooo semuanya udah lama nih gak up, gimana kangen gak sama ceritanya?
Hayohhh bayangin aja ya ini kisah nyata wkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tidak) BISU
Teen FictionKejadian yang tidak pernah di inginkan oleh semua orang, tapi kenapa itu terjadi sama anak kecil yang tidak tau apa-apa. Sehingga dia tauma berat sampai duduk di bangku SMA pun dia masih mengingat kejadian yang sangat keji itu. Dan suatu hari dia ke...