"Bang pulang yuk," Dela dari tadi terus merengek meminta pulang, tapi dari tadi Welmi tidak menggubrisnya sama sekali, karena dia takut jika musuhnya akan menyerang lagi saat mereka keluar dari markas.
"Del dari pada kamu terus minta pulang mending bantuin kakak ngobatin si Bos," ajak Febri, bisa di sebut Febri orang yang paling tua ke berapa lah dari beberapa anggota yang lainnya, dan sebentar lagi Febri lulus kuliah. Dia mengambil jurus kedokteran jadi di saat seperti ini Febri akan sibuk untuk mengobati anggotanya, sebenernya ada beberapa lah yang berprofesi sebagai dokter juga tapi pasti yang paling sibuk dan dipercayai oleh Bosnya hanya Febri.
"Gak mau, orang dia udah mati," ucap Dela asal ceplos membuat semua anggota THE DETSON melotot tak percaya.
Febri yang panik langsung masuk ke dalam kamar tadi, begitupun juga Welmi yang menarik Dela. Saat Febri masuk ternyata di dalam tidak ada siapa-siapa di sana hanya ada darah yang berceceran di lantai dan seprai yang berwarna putih itu sebagian sudah berubah warna menjadi merah.
Sedangkan di luar semua anggota merasa cemas dengan Bos mereka, mereka sangat takut jika Bosnya meninggal, terus bagaimana dengan nasib mereka? Nasib keluarga mereka yang pastinya tidak aman?.
________"Loh dia kabur, kabur loh bang, dia dia lewat mana di sini gak ada pintu selain itu sedangkan kita dari tadi ada di luar, di sini juga gak ada jendela terus dia lewat mana? Apa jangan-jangan dia goblin?," Wajah Dela begitu paik saat mengetahui orang itu sudah tidak ada di kamarnya tapi pas terakhir Dela tinggalkan dia masih mati bukan? Tapi sekarang sudah tidak ada sedangkan di kamar itu tidak ada jendela ruangan itu hanya tembok kokoh saja.
Ting Ting
Welmi dan Febri langsung mengambil hp nya saat ada sebuah pesan yang baru saja masuk ke grup THE DETSON
"Di luar udah aman, kalian boleh pulang."
Pesan singkat itu membuat semua anggota the DETSON langsung bernafas lega, tapi meskipun udah aman mereka tetap harus hati-hati.
Ting
"Gue gak papa, Lo boleh pulang sekalian suruh cewek itu juga buat pulang sekarang juga, jangan sampai dia tau rahasia kita."
Pesan pribadi dari Bosnya itu cukup sangat di mengerti oleh Febri, dia menatap Welmi dan Dela secara bergantian.
"Wel, di luar udah aman sekarang lo boleh bawa adek lo pulang."
"Iya."
"Yes, makasih Kak, makasih banyak makasih," Dela langsung memeluk Febri dengan erat.
"Ya udah yuk bang gue mau pulang, gue mau istirahat capek banget sumpah," Dela menarik tangan Welmi.
"Serius mau pulang sekarang?," Tanya Welmi.
"Ya serius lah bange, buruan elah gue udah ngantuk pengen tidur di kasur empuk gue."
"Emangnya mamah gak bakalan ngomel soal baju lo yang penuh darah itu?."
Dela langsung membelakan matanya saat baru menyadari jika dia belum mengganti bajunya, jika sampai pulang dalam keadaan seperti ini pasti mamahnya akan mengomen panjang X lebar X tinggi.
________"Hufffp... Akhirnya gue bisa tidur dengan nyenyak juga."
"Udah beres, eh bentar," Dela berjalan ke arah cermin besar yang tersimpan di juru kamarnya, dia merapihkan kembali rambutnya menggunakan tangan, lalu bajunya dan terakhir roknya.
"Paket udah beres, udah rapih tinggal makan, terus berangkat ke sekolah."
_______Sedangkan di sisi lain seorang pemuda masih setia mencuci piring di dapur bekas mereka makan, sedangkan dirinya saja tidak makan untuk pagi ini tapi dia harus mencuci piring bekas mereka makan, sungguh kejam.
Tapi Nega mengerjakan itu dengan ikhlas meskipun ya dia harus agak terlambat ke sekolah karena setelah mencuci piring Nega harus berjalan kaki ke sekolahnya dengan jarak yang lumayan jauh.
Setelah selesai mencuci piring, Nega langsung berjalan ke sekolah, maunya sih maraton supaya tidak terlambat ke sekolah tapi kakinya sangat terasa sakit karena semalam dia jadi sasaran ayahnya lagi bahkan setelah Ayahnya menyiksa Nega Adiknya pun malah ikut menyiksa Nega lagi, bahkan tadi malam Nega hampir tidak tidur karena menahan rasa sakit yang begitu menyiksanya.
Tak terasa sekarang Nega sudah sampai di depan gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat, dia hanya bisa menghela nafasnya kasar saat ada guru yang berjalan ke arahnya, pasti Nega akan di hukum lagi, padahal tubuhnya sudah sangat sakit kalo di paksakan nanti tumbang, tapi ya mau bagaimana lagi mau mengelak pun rasanya percuma karena dia tidak bisa ngomong, bahkan mengeluarkan suara saja tidak bisa bagaimana caranya mau mengelak? Paket bahasa isyarat Nega tidak bisa dia tidak mempelajari itu dan belum tentu guru itu mengerti dengan bahasa isyarat.
"Kenapa telat lagi kamu?," Tanya guru itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Nega sungguh tidak suka dengan guru itu karena selain galak dia juga terlalu sombong, suka memamerkan barang barunya kepada seluruh murid padahal dia laki-laki bukan cewek, kalo cewek Nega bisa memaklumi.
***""***
Assalamualaikum semuanya
wk author lagi rajin ya up-nya hehehe
Soalnya Minggu depan author udah ulangan jadi kemungkinan author gak bakalan up, tapi di usahain author bisa up yaJangan lupa Vote dan komen ya.
Gak tau Nega mau ngambek dulu ya kalian jarang Vote cerita ini. Nanti kalo vote nya udah banyak Nega balik lagi babay.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tidak) BISU
Teen FictionKejadian yang tidak pernah di inginkan oleh semua orang, tapi kenapa itu terjadi sama anak kecil yang tidak tau apa-apa. Sehingga dia tauma berat sampai duduk di bangku SMA pun dia masih mengingat kejadian yang sangat keji itu. Dan suatu hari dia ke...